Berawal dari pertemuan tak terduga, Misel seorang gadis desa yang tak pernah berharap menikah di usia muda. Namun, tak di duga ia kini menikah di usia muda. Hal yang tak pernah ia pikirkan sekarang ia duduk di acara pernikahan nya sendiri dengan seorang pria yang baru ia kenal 5 hari yang lalu.
Penasaran dengan kelanjutan ceritanya? Yuk mampir untuk mengetahui seperti apa kelanjutan ceritanya? Bagaimana misel bertemu dan persiapan apa yang ia siapkan untuk pernikahannya ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alrumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Beberapa Mobil
"Hm... irinya aku melihat mereka." ucap Resa.
Sementara Misel, ibu dan ayah nya, mereka masih menikmati pelukan tersebut dengan hangat dan penuh cinta.
Sampai beberapa menit kemudian, mereka bertiga melepas pelukannya itu.
Resa yang masih menikmati pemandangan pelukan di depannya, tak menyadari bahwa saat ini Misel, ibu dan ayahnya telah masuk ke rumah dan sudah duduk di depannya.
"Nak Resa nginep di sini?" ucap ibunya Misel.
Resa yang masih belum menyadari, tersentak kaget saat tangan Misel menyenggol tubuhnya sedikit. Sehingga tubuhnya pun mulai sadar.
"Eh... ibu sama ayah udah pulang." ucap Resa yang refleks.
"Ck... makannya jangan bengong jadi aneh kaya gitu jawabannya." ucap Misel yang menyindir halus Resa.
"Em... aku tak paham apa yang di katakan kakak, maksudnya apa?" ucap Resa yang penasaran.
"Sebentar, ibu tak salah dengar. Sejak kapan Misel jadi kakak mu Nak Resa." ucap ibu Misel yang merasa aneh.
"Ah... ibu, aku lupa memberitahu mu. Sejak kemarin aku sudah resmi jadi adiknya kakak Misel. Ya ampun, aku lupa memberitahu ibu dan ayah bahwa aku sekarang adalah anak kalian juga." ucap Resa yang sedikit berlebihan.
"Hm... hanya bercanda saja bu, yah. Resa ini kadang suka aneh. Jangan terlalu di pikirkan. Kalian pasti lelah, Misel ambilkan minum ya." ucap Misel menjelaskan.
"Ih... kakak kok gitu sih. Ini nggak bercanda kok bu, yah. Aku udah resmi jadi adiknya kakak." ucap Resa tak terima dengan jawaban Misel sehingga ia bergegas menjelaskan.
"Tid..." ucap Misel yang seketika di potong ucapannya oleh ibunya.
"Sudah lah, kalian ini tak pernah akur. Lebih baik, duduklah di sini. Ibu dan ayah tidak haus, Misel tak perlu mengambil air minum untuk ibu sama ayah. Tapi sebelumnya ibu sama ayah berterimakasih karena Misel sudah mau mengambil air minum tanpa kami minta. Terimakasih ya sayang. Sekarang duduklah." ucap ibu yang memotong perkataan Misel.
"Baiklah bu." ucap Misel dan Resa secara bersamaan.
Mereka berdua kini telah duduk, akhirnya mereka berempat pun menikmati kebersamaan mereka. Penuh tawa diantara percakapan mereka tersebut.
Sampai tak terasa waktu berjalan begitu cepat, Resa pun mulai pamit untuk pulang karena walau ia masih betah di rumah Misel tapi ia tak mungkin membuat ibu dan ayahnya khawatir karena belum pulang dari kemarin.
Kini Resa pun mulai berpamitan pada ibu, ayah, dan Misel.
"Hm... ibu, ayah dan kakak. Aku mau pamit pulang, sudah lama aku di sini. Aku takut ibu dan ayah khawatirkan aku di rumah. Apalagi adik tersayang ku, pasti kangen sama aku yang absen menjahilinya sedari kemarin, hehehe..." ucap Resa.
"Bukan kangen adikmu itu, melainkan bahagia karena kakaknya nggak ada di rumah. Terlalu pede sekali kamu." ucap Misel sarkas.
"Ya ampun kak, bilang saja tak perlu sungkan kaya gini. Kalau kakak tak mengijinkan aku pulang aku pun tak akan pulang. Kakak tak perlu mengarang cerita seperti itu." ucap Resa dengan pedenya.
"Hey... siapa yang ingin kamu tetap tinggal di sini. Yang ada kalau kamu tetap di sini makanan aku abis. Oh tidak, aku tak menginginkan itu terjadi. Jadi, silahkan kamu pulang." ucap Misel begitu tegas.
"Sedihnya aku, kakak jahat sekali. Tapi walau sikap kakak seperti ini aku pasti akan tetap kembali ke sini kok. Aku pamit dulu ya, ibu, ayah dan kakak. Resa titip kakak sama ibu dan ayah ya. Kalau kakak bertingkah aneh, jangan sungkan untuk memberitahuku. Dah..." ucap Resa yang langsung mencium tangan ibu dan ayah Misel.
Lalu Resa pergi meninggalkan mereka bertiga tanpa menunggu jawaban mereka.
"Ck... adik macam apa, yang katanya sudah resmi mengagapku kakak tapi tak bersalaman dengan ku." ucap Misel.
"Bukannya tadi kamu yang bilang bukan seperti itu, tapi kenapa sekarang beda lagi ucapannya." ucap ibu Misel yang sedikit aneh dengan putrinya.
"Ah... ibu, lupakan saja. Itu hanya bercanda kok." ucap Misel yang tak ingin mempermalukan dirinya sendiri.
"Ya ampun kak, kalau kakak mau aku bersalaman dengan kakak. Aku akan melakukannya." tiba-tiba suara Resa terdengar di balik pintu.
"Ck... udah kaya cicak aja kamu, malah diem di balik pintu. Sudah sana pulang." ucap Misel yang sebenarnya kaget dengan kemunculan Resa yang tiba-tiba ada di balik pintu.
"Hm... tak usah malu kak, kalau kakak mau aku seperti itu. Aku akan ke sana." ucap Resa yang hendak melangkahkan kakinya menuju Misel kembali.
Tetapi sebelum itu terjadi Misel segera mencegahnya.
"Stop di sana, lebih baik kamu segera pulang." ucap Misel menghentikan langkah Resa.
"Ya, kakak membuatku kecewa kedua kalinya. Baiklah aku pulang, sampai jumpa lagi nanti. Aku sayang kakak." ucap Resa yang kecewa.
Setelah berada di depan rumah Misel, seketika ia di buat kaget dengan kedatangan beberapa mobil yang tiba-tiba berhenti di depan rumah Misel.
Saking kagetnya ia tak menyadari bahwa saat ini salah satu pintu mobil sudah terbuka, terlihat di sana satu orang keluar dari mobil.
Melangkahlah seseorang yang keluar dari mobil tersebut dan menghampiri dirinya.
"Permisi nona, apakah rumah ini benar rumahnya nona Misel?" ucap seseorang yang saat ini bertanya pada Resa yang terdiam.
Resa yang terdiam tak langsung menjawab ucapan seseorang itu. Melainkan ia hanya diam namun setelah cukup lama diam, akhirnya ia menjawab.
"Ah... iya, ini rumah Misel. Kamu siapa mengapa bertanya rumah Misel?" ucap Resa setelah terdiam beberapa saat.
"Kami hanya ingin berkunjung ke rumah nona Misel." ucap seseorang itu.
Kemudian tanpa menunggu jawaban Resa, seseorang itu langsung bergegas ke mobil itu. Lalu memberitahu seseorang yang ada di mobil itu.
"Tuan, ini benar rumah nona Misel. Apakah tuan mau langsung masuk?" ucap seseorang itu.
"Baiklah, perintahkan yang lain juga untuk keluar dari mobil untuk bersiap dan satu lagi jangan sampai membuat orang rumah terkejut dan panik akan kehadiran ku di sini." ucap seseorang yang di panggil tuan itu.
"Baik tuan, silahkan." ucap seseorang itu yang langsung membuka kan pintu mobil untuk tuannya itu dan mempersilakan tuan nya keluar.
Semua orang yang ada di dalam mobil pun keluar. Terlihat mereka semua membawa buah tangan yang sangat Fantastis. Kenapa tidak Fantastis karena buah tangan itu bukan sembarang buah, melainkan buah yang sangat-sangat bikin terkejut.
Terlihat di sana begitu banyak buah-buahan yang berharga jutaan hanya untuk membeli satu jenis buah saja. Apalagi saat ini buah yang di bawa bukan hanya satu dan bukan hanya satu jenis saja melainkan ada sepuluh macam buah terdapat di sebuah tempat yang ditatap dengan rapih dan cantik. Siapa pun yang melihat, sudah di pastikan mereka tak ingin buah itu untuk dimakan. Karena mereka sayang jika melihat harga nya, apalagi jika buah itu di makan.
Bersambung...