NovelToon NovelToon
Cinbarai (Cinta Dibalik Tirai)

Cinbarai (Cinta Dibalik Tirai)

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Keluarga / Romantis / Percintaan Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:385
Nilai: 5
Nama Author: kania zaqila

Alisya, seorang gadis muda yang lulus dari SMA, memiliki impian untuk melanjutkan kuliah dan menjadi desainer. Namun, karena keterbatasan ekonomi keluarganya, ia harus bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah keluarga kaya. Di sana, ia bertemu dengan Xavier, anak majikannya yang tampan dan berkarisma. Xavier memiliki tunangan, namun ia jatuh cinta dengan Alisya karena kepribadian dan kebaikan hatinya.

Alisya berusaha menolak perasaan Xavier, namun Xavier tidak menyerah. Orang tua Xavier menyukai Alisya dan ingin agar Alisya menjadi menantu mereka. Namun, perbedaan status sosial dan reaksi orang tua Alisya menjadi tantangan bagi keduanya.

lalu bagaimana dengan tunangannya Xavier ?

apakah Alisya menerima Xavier setelah mengetahui ia mempunyai tunangan?

bagaimanakah kisah cinta mereka saksikan selanjutnya hanya disini.

setiap masukan serta kritik menjadi motivasi bagi author kedepannya.

Author ucapkan Terimakasih bagi yang suka sama ceritanya silahkan berikan like dan komen.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kania zaqila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16. Pertemuan dengan Tunangan Xavier

Alisya memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Xavier, saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Rachel tidak akan berhenti sampai dia mendapatkan kamu kembali," kata Alisya dengan suara yang lembut.

Xavier memegang tangan Alisya dengan lembut, mencoba menenangkan Alisya. "Alisya, jangan khawatir. Saya ada di sini untuk kamu. Saya tidak akan membiarkan Rachel mengganggu kita," kata Xavier dengan suara yang lembut.

Tiba-tiba, Rachel muncul di depan mereka, mengganggu suasana yang tenang. "Xavier, saya ingin berbicara dengan kamu," kata Rachel dengan suara yang keras.

Xavier memandang Rachel dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Rachel, apa yang kamu ingin bicarakan? Saya tidak memiliki apa-apa untuk dikatakan kepada kamu," kata Xavier dengan suara yang lembut.

Rachel memandang Xavier dengan mata yang penuh kebencian, kemudian dia berbicara dengan suara yang keras. "Xavier, kamu tidak bisa meninggalkan saya. Kita memiliki perjanjian," kata Rachel dengan suara yang keras.

Xavier memandang Rachel dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Rachel, kita tidak memiliki perjanjian apa-apa. Saya sudah membatalkan pernikahan kita," kata Xavier dengan suara yang lembut.

Rachel memandang Xavier dengan mata yang penuh kebencian, kemudian dia berbicara dengan suara yang keras. "Xavier, kamu tidak bisa melakukan ini. Saya tidak akan membiarkan kamu meninggalkan saya," kata Rachel dengan suara yang keras.

Alisya memandang Rachel dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Rachel, sudah cukup. Kamu tidak bisa memiliki Xavier. Dia milik saya sekarang," kata Alisya dengan suara yang lembut.

Rachel memandang Alisya dengan mata yang penuh kebencian, kemudian dia berbicara dengan suara yang keras. "Kamu tidak bisa memiliki Xavier. Saya akan melakukan apa saja untuk mendapatkan dia kembali," kata Rachel dengan suara yang keras.

Xavier memegang tangan Alisya dengan lembut, mencoba menenangkan Alisya. "Alisya, jangan khawatir. Saya ada di sini untuk kamu. Saya tidak akan membiarkan Rachel mengganggu kita," kata Xavier dengan suara yang lembut.

Tiba-tiba, Rachel mengeluarkan sebuah amplop dari tasnya dan memberikannya kepada Xavier. "Xavier, baca ini. Ini adalah surat dari ayah kamu," kata Rachel dengan suara yang keras.

Xavier memandang Rachel dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia membuka amplop itu dan membaca surat di dalamnya. Wajahnya berubah menjadi pucat ketika dia membaca isi surat itu.

"Apa itu, Xavier?" kata Alisya dengan suara yang lembut, mencoba memahami apa yang sedang terjadi.

Xavier memandang Alisya dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Alisya, saya... saya harus pergi. Saya harus berbicara dengan ayah saya," kata Xavier dengan suara yang lembut.

Alisya memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Xavier, apa yang terjadi? Kamu tidak bisa pergi sekarang," kata Alisya dengan suara yang lembut.

Xavier memegang tangan Alisya dengan lembut, mencoba menenangkan Alisya. "Alisya, saya harus pergi. Saya akan kembali secepatnya," kata Xavier dengan suara yang lembut.

Xavier kemudian pergi meninggalkan Alisya dan Rachel, meninggalkan Alisya yang masih memandanginya dengan mata yang penuh kesedihan.

(Saya akan berhenti di sini dan melanjutkan cerita jika Anda ingin)

Tiba-tiba, Alisya merasa sakit perut yang sangat parah. Dia memegang perutnya dengan tangan yang bergetar, mencoba menahan sakit itu.

"Alisya, apa yang terjadi?" kata Rachel dengan suara yang keras, mencoba memahami apa yang sedang terjadi.

Alisya memandang Rachel dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Rachel, saya... saya tidak tahu. Saya merasa sakit perut," kata Alisya dengan suara yang lembut.

Rachel memandang Alisya dengan mata yang penuh kebencian, kemudian dia berbicara dengan suara yang keras. "Alisya, kamu tidak bisa memiliki Xavier. Kamu tidak bisa memiliki anaknya," kata Rachel dengan suara yang keras.

Alisya memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Xavier, saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Rachel tidak akan berhenti sampai dia mendapatkan kamu kembali," kata Alisya dengan suara yang lembut.

Xavier memegang tangan Alisya dengan lembut, mencoba menenangkan Alisya. "Alisya, jangan khawatir. Saya ada di sini untuk kamu. Saya tidak akan membiarkan Rachel mengganggu kita," kata Xavier dengan suara yang lembut.

Tiba-tiba, Rachel muncul di depan mereka, mengganggu suasana yang tenang. "Xavier, saya ingin berbicara dengan kamu," kata Rachel dengan suara yang keras.

Xavier memandang Rachel dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Rachel, apa yang kamu ingin bicarakan? Saya tidak memiliki apa-apa untuk dikatakan kepada kamu," kata Xavier dengan suara yang lembut.

Rachel memandang Xavier dengan mata yang penuh kebencian, kemudian dia berbicara dengan suara yang keras. "Xavier, kamu tidak bisa meninggalkan saya. Kita memiliki perjanjian," kata Rachel dengan suara yang keras.

Xavier memandang Rachel dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Rachel, kita tidak memiliki perjanjian apa-apa. Saya sudah membatalkan pernikahan kita," kata Xavier dengan suara yang lembut.

Rachel memandang Xavier dengan mata yang penuh kebencian, kemudian dia berbicara dengan suara yang keras. "Xavier, kamu tidak bisa melakukan ini. Saya tidak akan membiarkan kamu meninggalkan saya," kata Rachel dengan suara yang keras.

Alisya memandang Rachel dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Rachel, sudah cukup. Kamu tidak bisa memiliki Xavier. Dia milik saya sekarang," kata Alisya dengan suara yang lembut.

Rachel memandang Alisya dengan mata yang penuh kebencian, kemudian dia berbicara dengan suara yang keras. "Kamu tidak bisa memiliki Xavier. Saya akan melakukan apa saja untuk mendapatkan dia kembali," kata Rachel dengan suara yang keras.

Xavier memegang tangan Alisya dengan lembut, mencoba menenangkan Alisya. "Alisya, jangan khawatir. Saya ada di sini untuk kamu. Saya tidak akan membiarkan Rachel mengganggu kita," kata Xavier dengan suara yang lembut.

Tiba-tiba, Rachel mengeluarkan sebuah amplop dari tasnya dan memberikannya kepada Xavier. "Xavier, baca ini. Ini adalah surat dari ayah kamu," kata Rachel dengan suara yang keras.

Xavier memandang Rachel dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia membuka amplop itu dan membaca surat di dalamnya. Wajahnya berubah menjadi pucat ketika dia membaca isi surat itu.

Alisya memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Xavier, apa yang terjadi? Kamu tidak bisa pergi sekarang," kata Alisya dengan suara yang lembut.

Xavier memegang tangan Alisya dengan lembut, mencoba menenangkan Alisya. "Alisya, saya harus pergi. Saya akan kembali secepatnya," kata Xavier dengan suara yang lembut.

Xavier kemudian pergi meninggalkan Alisya dan Rachel, meninggalkan Alisya yang masih memandanginya dengan mata yang penuh kesedihan.

Alisya merasa sakit perut yang sangat parah, dia memegang perutnya dengan tangan yang bergetar, mencoba menahan sakit itu. Rachel memandang Alisya dengan mata yang penuh kebencian, kemudian dia berbicara dengan suara yang keras. "Alisya, kamu tidak bisa memiliki Xavier. Kamu tidak bisa memiliki anaknya," kata Rachel dengan suara yang keras.

Alisya memandang Rachel dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Rachel, apa yang kamu lakukan? Kamu tidak bisa melakukan ini," kata Alisya dengan suara yang lembut.

Rachel memandang Alisya dengan mata yang penuh kebencian, kemudian dia berbicara dengan suara yang keras. "Saya bisa melakukan apa saja untuk mendapatkan Xavier kembali. Kamu tidak bisa menghentikan saya," kata Rachel dengan suara yang keras.

1
Shee Larisa
semangat thor💪💪
boleh mampir juga baca novel baru akuuu yaa🤭😄
kania zaqila: okey, Terimakasih yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!