Tiga tahun pernikahan tanpa cinta dari suaminya, Valeria akhirnya menyerah dan memutuskan untuk meninggalkan Zelan. Laki-laki yang sebelumnya ia cintai dengan sepenuh hati.
Cinta yang bertepuk sebelah tangan, pengorbanan yang di anggap seperti angin lalu, membuatnya lelah lahir batin.
Di mata Zelan, Valeria hanya sosok wanita jahat dan kejam, sosok yang dia anggap sebagai perebut kebahagiaan nya dengan wanita yang dicintainya.
Namun ada sebuah fakta yang tidak di ketahui oleh Zelan di balik pernikahan nya dengan Valeria. Wanita yang dia anggap sebagai antagonis itu, ternyata adalah orang yang paling banyak berkorban untuk hidup nya.
"Peran ku sebagai istrimu telah usai Zelan, aku pergi, satu hal yang harus kau ketahui. Aku, bukan orang jahat."
Bagaimana reaksi Zelan setelah mengetahui kebenaran tentang Valeria dan bagaimana kehidupanya setelah di tinggal sang istri? Ayo baca kisah nya di sini ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab #13
"Valeria sayang ayo katakan kepada mama di mana Leon kakak mu nak? Kenapa kau hanya sendirian?" ucap sang mama seketika ingat dengan Leon, dia melepaskan pelukan nya dan menatap Valeria sambil memegang kedua pundak nya.
"Kak Leon, dia sudah tidak ada," ucap Valeria tak ingin menyembunyikan apapun dari kedua orang tuanya.
"Apa?" ucap Yudha dan Yunita Seca bersamaan.
Di tengah-tengah kebahagiaan ini, mereka juga di barengi dengan berita kesedihan, mereka berharap menemukan sepasang anak mereka namun yang kembali hanya satu dengan kabar bahwa anak laki-laki yang satunya sudah tidak ada.
"Kak Leon kecelakaan dan meninggal ma, pa," ujar Valeria lagi.
Seketika tangisan pilu pun kembali terdengar, Yunita dan Yudha pun kembali memeluk anak bungsu mereka itu.
Tiga puluh menit kemudian ...
"Jadi seperti itulah cerainya ma, pa," jelas Valeria yang saat ini duduk di sofa ruang tengah rumah megah itu dengan papa dan mamanya di kedua sisinya.
Valeria memutuskan untuk menceritakan keseluruhan dari hidup nya kepada Yunita dan Yudha, mulai dari kecelakaan Leon, jantung milik Leon, dan perceraian nya dengan Zelan, tidak ada yang dia sembunyikan dari mereka, semuanya dia ceritakan secara tuntas.
Hancur nya hati kedua orang tua adalah ketika mengetahui anaknya telah tiada dan melihat anak nya menderita bertahun-tahun.
"Sayang mama minta maaf, semua ini karena kami yang tidak bisa melindungi kalian dengan baik kalian jadi sangat menderita dan Leon, mama berhutang banyak padanya," ucap Yunita kembali menangis.
"Valeria papa juga nak, maafkan papa karena sempat meragukan kalau kau itu bukan anak kami, namun setelah mendengar keseluruhan cerita dan wajah mu yang mirip dengan mama mu, mungkin tidak perlu di lakukan tes DNA lagi," kata papa Yudha sambil memegang tangan Valeria.
"Aku tau pa, pa, sulit bagi kalian yang sekarang sudah hidup seperti ini percaya kalau aku yang lusuh ini anak kalian," ungkap Valeria sambil tersenyum tipis.
"Tidak sayang bukan begitu, meskipun keluarga kita sekarang sudah berubah dari segi ekonomi, namun papa dan mama tidak pernah berhenti mencari tau keberadaan kalian," jelas Yunita.
Valeria terdiam dan menundukkan kepalanya, dia juga masih ingat dengan Leon, sudah begitu lama kepergian kakak nya, namun di hatinya masih ada rasa tidak rela, mereka pernah berjanji untuk mencari orang tua mereka bersama-sama namun kenyataannya dia kembali sendirian tanpa Leon.
"Ma, pa, kalian tidak perlu merasa bersalah, semua yang terjadi adalah takdir, kak Leon sudah bahagia di alam sana, setelah kepergiannya, aku selalu bermimpi kak Leon datang dan dia selalu mengatakan kalau aku harus menemukan kalian meskipun tanpa dia," lirih Valeria.
"Mama harus mengikhlaskan kepergian kak Leon, papa juga, namun aku tetap ingin kalian melakukan tes DNA, aku tidak mau ada kesalahan lagi, papa harus tetap melakukan tes DNA itu sebagai bukti," ucap Valeria kepada kedua orang tuanya.
Sang mama mengangguk dan kemudian memeluk Valeria, begitu juga dengan papa Yudha.
"Ma sudah, biarkan Valeria istirahat, ayo bawa di ke kamar nya," kata papa Yudha yang merasa kalau wajah Valeria cukup lelah.
Mereka pun membawa Valeria ke lantai atas ke sebuah kamar, namun Valeria merasa sangat bingung dengan kamar tersebut yang seolah-olah sudah di siapkan untuk nya, ada nama di sana setelah tanggal lahir yang di gantung di depan pintu seolah-olah itu sebuah hiasan, di samping kamar itu juga ada kamar lain yang punya aksesoris yang sama namun namanya adalah Leon.
"Mama tau kau pasti bingung dengan ini? Kamar ini sudah kami siapkan untuk kalian sejak pertama kali kami membeli rumah ini sayang, dan kami tidak pernah sedikitpun melupakan kalian, kami menyiapkan semuanya dan selalu berharap kalian akan kembali secepatnya," lirih mama Yunita.
Valeria tersenyum sambil memegang aksesoris depan pintu kamar tersebut, dia kini merasakan kehangatan yang sudah puluhan tahun tidak dia rasakan.
Sang papa membuka pintu kamar dan terlihat ruangan yang cukup besar di hadapan Valeria saat ini.
Ranjang king size, nuasa kamar berwarna biru muda, begitu banyak boneka dan lain sebagainya.
"Sayang lemari nya masih kosong, maaf ya, kami tidak pernah tau kapan dan saat usia berapa kau akan kembali," lirih sang papa lagi.
"Tidak apa-apa pa, ma," jawab Valeria.
Kamar tersebut benar-benar memanjakan mata, kemewahan yang belum pernah di dapatkan oleh Valeria di jakarta kini ia dapatkan di sini.
"Yunita, biarkan anak kita beristirahat, sayang istirahat lah, papa dan mama akan turun untuk meminta pelayan menyiapkan makan malam, nanti papa akan memanggil mu ketika sudah selesai," kata papa Yudha.
"Baik pa, ma, terimakasih," jawab Valeria masih merasa sangat canggung.
Setelah kepergian orang tuanya, Valeria kini duduk di tepi ranjang, tubuhnya yang lelah kini merasa sangat nyaman setelah menyadari betapa empuk nya tempat tidur itu.
Ruangan dingin dengan AC di dalam nya membuat Valeria menjadi sedih.
"Kak, ternyata mama dan papa sudah menjadi orang yang punya segalanya, andai saja kau masih hidup, keluarga kita pasti akan kembali utuh seperti sebelumnya, kau akan bahagia dan tidak perlu bekerja keras untuk ku lagi," lirih Valeria sambil menatap foto Leon di layar ponsel nya.
Satu jam kemudian ...
Seluruh pelayan yang ada di kediaman itu kini di sibukkan oleh mama Yunita, mereka menyiapkan makan malam spesial untuk nona muda mereka yang telah kembali.
"Semuanya, aku minta perhatian kalian sebentar," ucap mama Yunita kepada para pelayan.
Mereka yang mendengar itu segera mengentikan pekerjaan dan aktivitas mereka masing-masing lalu berkumpul di hadapan mama Yunita.
"Kalian semua, perkenalkan, ini adalah Valeria putriku yang hilang, dan sekarang dia sudah kembali bersama kami lagi, mulai sekarang tolong perlakuan dia dengan baik, kalian harus menghormati nya seperti kalian menghormati aku," ucap mama Yunita sambil memegangi tangan sang putri.
"Selamat datang nona muda Valeria," ucap mereka memberi salam dan membungkuk hormat.
"Ma, tidak perlu seperti ini," Valeria yang tidak terbiasa merasa sangat malu karena di perlakukan seperti sekarang.
"Sudahlah, ayo makan sayang," kata sang mama lagi.
Malam itu untuk pertama kalinya Valeria makan dengan lahap, bersama mama dan papanya, kekosongan di hatinya kini mulai terisi dengan senyuman dan candaan kedua orang tua nya.
Setelah selesai malam, Valeria pun memutuskan untuk tidur karena jam sudah menunjukkan pukul setengah dua.
Di saat Valeria sudah tertidur lelap, kedua orang tuanya yang masih sangat merindukan Valeria diam-diam masuk ke kamar nya.
"Pelan-pelan ma," ucap papa Yudha kepada mama Yunita.
"Iya," jawab mama Yunita.
Mereka kini duduk di samping ranjang Valeria memperhatikan wajah damai itu yang saat ini telah berada di alam mimpi.
Sebenarnya mereka masuk tak sepenuhnya karena masih sangat rindu, ada beberapa hal yang harus mereka pastikan dari Valeria.
****