Manusia antarbintang : "Uhhh, dia sangat menggemaskan. Tuan! bolehkah aku mencubit pipi gembul nya?
Monster dan mutan : "SEMUANYA LARI! DIA AKAN MEMAKAN KITA ...."
Bonbon : "Mamam Cana, mamam cini, mamam mana-mana ...."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon WIZARD_WIND26, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Codala?
'Tuing tuing ....'
Berbagai pasang mata menatap lurus pada pipi tembem berayun melompat-lompat atas bawah. Dengan bola karet dipelukan, si kecil tampak asik bermain tanpa memperhatikan orang-orang sekitar yang asik menonton nya.
"Ahahaha ... bola, Janan laliiii ... tuguuu Bonbon na!"
Setelah melempar bola, dan benda bundar itu menggelinding jauh! Bonbon akan mengejar dengan riang, dan tawa menggemaskan yang membuat orang candu akan terdengar.
"Dia sangat menyukai hadiah dari Jenderal," ucap salah satu prajurit batalion lima tanpa mengalihkan mata.
"Humm, tentu saja. Menjadi jenderal sekaligus ayah yang baik, jenderal kita tidak akan ditemui ditempat lain."
Kemudian salah seorang menjawab sambil berucap bangga dengan dada membusung. Siapa lagi, kalau bukan prajurit batalion dua, yang memuji sang jendral.
Mata prajurit batalion lima hanya memutar mata malas. Ayolah, siapa yang tidak tau kelakuan buruk jendral Arnold? Jelas yang tadi berbicara hanya ingin mencari muka.
Namun sesaat kemudian, bola karet menggelinding ke kaki salah satu prajurit yang menonton dipinggir. Mendekati orang-orang itu, Bonbon yang sudah berkeringat dengan nafas terengah menengadahkan tangan meminta bolanya.
"Minta bola Bonbon na!" seru sikecil tidak berani mendekat.
Tapi, para pria ini hanya terdiam, sama sekali tidak menanggapi kata-kata Bonbon.
"Cemana ni, dekat manuca Bonbon nanti Ndak bica jadi lumput Bonbon na lagi. Manuca ... kaci Bonbon na bola tuh, huhuhu ... Bonbon maci mau main!"
mata bayi rumput sudah berkaca-kaca, menatap antara bola dikaki salah satu prajurit, kemudian orang-orang didepan.
Tapi lagi dan lagi, tidak ada seorangpun yang bergerak ... membuat Bonbon mulai resah ditempat.
"Ini, ambil lah."
Dan tiba-tiba, tangan lentik dengan jari-jari ramping terulur memungut bola sikecil! Bersamaan senyum diwajah, wanita itu menyerahkan bola karet pada Bonbon.
Ini manusia penyelamat!
"WAAA ... MACICI MANUCA BAIK NA. CELAKANG KITA MANTEMAN! YOK, MAIN MACAMA KITA ...."
Si kecil berlonjak senang sambil menerima bola. Lihat kan, senang sekali mendapatkan teman. Manusia memang baik.
Clara tertegun sesaat kemudian kembali tersenyum, sebelum mengagguk dan pergi bersama Bonbon untuk bermain.
"Tunggu, hanya wanita itu saja yang diajak? Kita tidak!?"
Beberapa saat kemudian si prajurit mulai tersadar menatap tidak percaya punggung Clara. Namun sudah terlambat, Bonbon sudah bermain di lorong lain, bersama beberapa prajurit batalion lima yang dikenalnya, serta Clara yang baru bergabung.
Semantara itu ditempat lain! Jendral Arnold berdiri resah sambil menatap layar berkedip didepan, yang terus menampilkan deret huruf.
"Apa belum ditemukan?" tanya sang jendral tidak sabar, dan beberapa pria serta wanita didepan komputer ... hanya bisa menggeleng sebagai jawaban.
"Maaf, jenderal. Tidak ada data-data tentang bayi itu. Kapal perang yang mengangkut keluarganya benar-benar hancur hingga tidak bisa diidentifikasi lagi," ucap seorang wanita sambil memperhatikan foto kapal ruang angkasa pengangkut, hangus menjadi puing-puing dan mengapung di luar angkasa.
"Gorgon reptile yang menyerang, berada ditingkat A. Kerusakan yang monster itu buat sangat luar biasa." Tim pemindai lain angkat suara, sambil menunjukkan pada Arnold gambar gorgon reptile yang diterimanya dari Dave.
"Ck, sangat disayang kan sekali. Kalau saja ...."
'Kalau saja aku hari itu yang menyelamatkan Bonbon, mungkin bayi itu sudah ku bawa pulang.'
Arnold mengatakan kata-kata terakhir didalam hati. Tangannya terkepal erat dan matanya berkilat marah, ketika mengingat betapa beruntungnya Belian.
Tidak hanya membersihkan planet Sahara, Belian juga menyelamatkan seorang bayi lucu dengan tubuh gembul?
'Bughhh ....'
"Benar-benar baj*ngan keparat. Setiap langkah yang dia ambil, selalu membuatku rugi. Sudah! lanjutkan pencarian tentang identitas Bonbon. Jika kalian menemukan hal penting, segera hubungi aku. Dan kalian, juga harus terus awasi planet ini ... cari mutan sebanyak mungkin."
itulah perintah Arnold sebelum dia berbalik dengan jubah berkibar, dan sang jendral meninggal kan kabin pengendali kapal perang kembali ke ruangannya sendiri.
Sedari tadi si pria tua terus teringat sosok menggemaskan yang ada dimarkas Belian. Bonbon, itulah nama si bayi saat dia memperkenalkan diri.
Arnold benar-benar dibuat terdiam, dan tanpa sadar mengeluarkan mainan milik putranya dari dalam ruang penyimpanan.
Terlihat si bayi sangat senang menerima bola karet itu, bahkan Arnold bisa dengan jelas melihat tiga gigi atas dan tiga gigi bawah ... yang saling mengintip dibalik gusi.
"Dia lebih pantas menjadi putraku," ucap Arnold kembali memukul dinding, dan mulai menekan kening yang sakit ... karena sedari tadi terus di beri berita yang membuatnya marah.
Meskipun kualitas hidup manusia menjadi lebih baik setelah meninggalkan bumi purba! Tapi, selama monster dan mutan masih ada ... akan tetap ditemukan banyak kematian dimanapun.
Itulah sebabnya, harta berharga bagi umat manusia saat ini bukanlah infrastruktur luar biasa, ataupun bola Dyson. Melainkan ... seorang anak, sebagai garis melanjutkan keturunan.
Tidak ada lagi yang namanya pria sebagai tulang punggung keluarga di era ini. Semuanya sudah setara dimata hukum antar bintang.
Jika wanita menolak mengandung! Cukup buahi saja didalam tabung, dan setelah 5 bulan, seorang anak akan hadir ditengah-tengah keluarga. Bukankah ini lebih efesien? Selain mengurangi tekanan pada calon ibu, angka kematian karena proses bersalin juga dipangkas hingga ke akar..
Namun! Meskipun kedudukan wanita dan pria sudah setara, angka kematian tidak bisa diobati oleh kekuatan sains dan teknologi.
Banyak wanita jadi korban karena mereka terlalu lemah dalam melawan monster maupun mutan. Hal ini lah yang akhirnya berdampak, pada kurangnya sel telur untuk membuahi.
Jadi di era ini, selain anak yang menjadi aset berharga ... wanita juga termasuk sebagai salah satu yang harus dilindungi.
Meskipun kamu raja atau bangsawan berpangkat tinggi sekalipun! Kamu hanya bisa memiliki maksimal 1 istri dan 2 selir sebagai pendamping. Jika lebih dari itu! Maka badan penegak hukum antarbintang akan langsung datang mengadili.
Seperti Arnold, dia hanya memiliki satu istri dan dua putra ... dan hal itu sudah dianggap luar biasa pada era ini.
"Mengapa bayi itu sangat berbeda dengan kedua putraku?" tanya sang jendral tiba-tiba, sekali lagi mulai mengutuk Belian.
Kedua putranya benar-benar di didik ketat oleh sang istri. Sehingga mereka lebih menyerupai rekan bisnis, dari pada sebuah keluarga harmonis saat berkumpul.
Kembali ke markas Batalion lima! Dave tersenyum dalam, menyaksikan layar transparan didepan terus berubah-ubah sesuai keinginannya sendiri.
"Khe ... ingin mengambil Bonbon dari kami, hmm? Bermimpi lah tua bangka. Kamu tidak layak," cerca Dave sebelum meletakkan jari diatas komputer, kemudian mulai mengetik sesuatu.
Dari arah pintu masuk ruang pemindai milik Dave! Langkah kecil dan cepat terdengar, bersamaan suara cadel susu yang memanggil namanya.
"DEP! DEP ... LIAT NI DEP. Manak Bonbon dapat main na!" teriak si kecil, sambil menyeret berbagai mainan didalam keranjang.
"Waaa ... ada bola. Ada cit cit, ada te-tempolet, tuuuut ... tluc ada, WAAA ... MAMAM."
Dave memutar kursi, kemudian menatap pemandangan dimana ... seorang bayi tengah duduk dengan kaki terbuka, dan tumpukan berbagai mainan ada didepannya.
"Itu robot, tidak bisa dimakan," ucap Dave mencegah Bonbon, yang ingin menggigit robot berbentuk monster.
"Lobot? bukan mamam? Tapi napa milip!?" Bonbon terus bertanya sambil menyernyit'kan kening.
Jelas ini sangat mirip dengan salah satu 'makanan' yang pernah dia makan.
"Tidak. itu hanya tumpukan besi dari replika monster terkuat, yang pernah dikalahkan umat manusia. Bonbon tidak bisa memakan itu. Kemari lah, aku memiliki makanan untukmu." Menggamit, Dave memanggil si kecil sambil mengeluarkan coklat balok dari ruang penyimpanan udara
Melihat hal luar biasa dilakukan Dave! Bonbon cepat-cepat bangkit, melupakan mainan yang berserak dilantai.
"Dep, Cemana bica buat cemitu (seperti itu) aaa? Bonbon mau coba juga! Ajal (ajar) Bonbon na, ajal Bonbon na ...."
Tanpa permisi Bonbon langsung memanjat cepat kaki Dave, lalu menangkap tangan pria itu.
"Tuh lah dep, tanan na pajang, beda cama tanan Bonbon. Bica Ndak aa, balang klual dali tanan Bonbon na?" Membolak-balik tangan besar Dave, kemudian membandingkannya dengan tangan kecil miliknya sendiri! Rasa iri kembali muncul lagi, merasa jemari tangan Dave lebih mirip seperti daun ... dibanding jari bulat kecil.
Tidak! Bukan hanya tangan Dave. Semua manusia ditempat ini memiliki jari yang panjang, dan hanya dia yang berbeda.
"Apakah Bonbon ingin terus melihat jariku, atau ... mengambil ini, coba lah." Meletakkan potongan coklat kecil diatas telapak tangan Bonbon! Alis Dave naik turun, menyuruh si kecil mencicipi makanan manis.
"Apa nih? Mamam juga kah?" tanya Bonbon.
Dave mengagguk, "ya, rasanya enak."
Mendengar kata enak, Bonbon yang sudah belajar banyak tentang manusia serta rasa makanan mereka! Tanpa ragu memasukkan coklat itu kedalam mulut. Dan saat sensasi manis serta lumer pecah! Iris biru sikecil melebar, dengan tatapan tidak percaya pada Dave.
"ENAAAAK! LACA NA BEDA CAMA MAMAM BONBON HALI HALI." Si kecil berlonjak senang diatas pangkuan Dave, membuat si pria kuwalahan memegang tubuh gembul yang hampir jatuh kelantai.
"Hey, tenanglah. Jangan bergerak lagi!" Memegang sesuatu yang menggeliat sungguh tidak mudah, dan Dave cukup kuwalahan sekarang.
Hingga, tangan Bonbon tidak sengaja menyentuh beberapa tombol pada komputer, membuat layar utama didepan berubah.
"Dave, laca na enak. Bonbon mau lagi! Bonbon mau banaaakkk___"
Sikecil yang berseru senang, seketika terdiam ketika matanya menangkap gambar pada layar.
"Hmm? Bonbon melihat apa?"
Dan Dave juga ikut mengalihkan tatapan, hanya untuk melihat artikel yang pernah dicarinya dahulu dalam forum antarbintang.
Pasti Bonbon tidak sengaja menekan salah satu tombol tadi, pikir Dave, berniat mengembalikan layar ke bentuk semula.
"DEP, JANAN!"
Namun tanpa diduga ... sikecil berteriak, dan tubuhnya sudah condong kedepan berusaha menggapai layar virtual.
Tapi tangan mungil Bonbon menembus layar, membuat si kecil kembali terdiam bingung.
"Ini layar holografik, tidak berwujud. Jadi Bonbon tidak bisa menyentuhnya," jelas Dave mengulurkan tangan pada permukaan layar, dan seperti Bonbon tadi ... tangan Dave juga menebus.
"Ada apa, hmmm?" tanya sang chief lagi, bingung melihat tingkah aneh Bonbon.
Apakah sang mutan mengenal orang didalam artikel itu?
"Dep ... Ini codala Bonbon na."
Sikecil menjawab sambil menunjuk gambar pangeran ke tiga dilayar.
"Napa codala jadi manuca cuga? Tluc ... lambut na putih? Ndak bilu!?" Bonbon benar-benar bingung dengan tampilan saudaranya. Semantara Dave juga ikut bingung, tidak! Reaksi Dave saat ini, lebih ke tidak percaya atas ucapan Bonbon barusan.
To be Continue
Jangan lupa tinggalkan ulasan dan komentar ya 🫶 kasih like, dan subscribe nya🫶
Terimakasih.
.
.
Jejak-kaki 👣👣👣
minta upnya double dong Thor
kangen setelah mao-mao, bon-bon adalah penyemangat ku buka noveltoon ini khusus buat bon bon
😄😄😄