Minamoto Haruki adalah seorang pemuda yang hancur. Kebahagiaan dan kehidupannya porak-poranda ketika kekasihnya, Yoshimoto Sakura, tewas dalam sebuah kecelakaan tragis. Diliputi penyesalan dan keputusasaan, Haruki hanya bisa berharap bisa kembali ke masa lalu dan mengubah takdir kelam itu.
Ajaibnya, harapan Haruki terkabul. Ia terbangun dan menemukan dirinya kembali ke masa lalu, tepat satu tahun sebelum tragedi terjadi. Di sinilah, di hari pertamanya di tahun ketiga SMA, ia bertemu kembali dengan Sakura yang masih hidup dan ceria, serta temannya yang protektif, Yoshida Hana.
Dengan kesempatan kedua di tangannya, Haruki bersumpah akan melindungi Sakura dan mengubah masa depan mereka. Namun, ia segera menyadari bahwa mengubah takdir tidak semudah yang ia bayangkan. Ada detail-detail kecil yang berbeda, interaksi yang tak sama, dan rahasia yang belum terungkap.
Ikuti kisahnya di "Two Promise"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penulis Anonim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch.12 - Senyum di balik kerapuhan
[29 April — 2015]
[•] Di dalam kereta
*POV Hana
Hari ini, adalah hari di mana kami berlima menjalani liburan bersama.
Aku, Sakura, Akari, Haruki, dan Megumi sedang berada di dalam kereta menuju Kyoto.
"Hana-chan, Hana-chan!" sahut Sakura. "Aku jadi tidak sabar."
Baru kali ini aku melihat wajahnya yang seantusias itu.
"Kau semangat sekali ya, Sakura."
Sakura mendadak mendekat padaku. "Tentu saja Hana-chan!" suaranya sedikit melengking.
Kutaruh lenganku ke bahunya, lalu sedikit menjauhkannya. "Kau terlalu dekat, Sakura .... ."
Sakura tertawa kecil. "Maaf, maaf .... ."
"Kakak memang seperti itu, Kak Hana ..." ujar Akari yang duduk di sebelah Sakura. "Bahkan dia tidak tidur saat tengah malam karena menantikan pagi hari datang .... ."
"Kau serius, Akari!?" tanyaku.
Akari menjawab, "Aku serius Kak Hana .... ."
"Kalau tidak percaya, tanya saja pada orangnya langsung," ucap Akari.
Aku pun langsung menatap ke arah Sakura. "Apakah itu benar, Sakura?" tanyaku.
Sakura mengalihkan pandangannya. "Benar, Hana-chan," jawabnya dengan suara kecil.
—Sakura memang seperti itu ya ... orangnya sangat tidak sabaran. Tetapi ....
Aku melirik ke arah Haruki.
—Haruki ... apakah kau ....
"Kenapa kau melihatku, Yoshida-san!?"
"Bukan apa-apa kok, Minamoto-kun."
—Apakah Sakura sudah mengatakannya ... pada Haruki ....
[Beberapa menit kemudian]
[•] Stasiun, Kyoto
Kereta yang kami tumpangi sudah sampai di salah satu stasiun di Kyoto.
Mulai dari sini, liburan kami semua baru akan dimulai.
...Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω...
[•] Stasiun, Kyoto
*POV Sakura
"—Akhirnya sampai juga .... ."
Aku, Hana-chan, Akari, dan yang lainnya telah sampai di salah satu stasiun di Kyoto.
"Kakak, Kakak .... " Akari menarik lengan bajuku.
"Ada apa, Akari?" tanyaku.
"Berapa lama kita sampai di kuil?" tanya Akari.
"Benar juga ya ... " gumamku. Aku pun menoleh, menatap ke arah Minamoto.
"Minamoto ... berapa lama ya?" tanyaku.
Jari telunjuknya menyentuh bibirnya, tatapannya menerawang. "Mungkin sekitar satu jam jalan kaki," jawabnya.
"Satu jam ya .... ."
—Satu jam ... itu cukup lama bagiku. Hari ini ... aku harus bisa mengatakan itu padanya .... .
"Sakura, kamu kenapa?" Hana bertanya padaku. "Wajahmu murung seperti itu .... ."
"Aku gak kenapa-napa kok, Hana-chan."
"Serius!?" Hana bertanya lagi, memastikan. "Apa kamu masih memikirkan hal itu?"
"Kamu benar, Hana ... hal itu masih terus aku pikirkan," jawabku.
"Kamu harus mengatakannya ya ... " ujar Hana dengan suara pelan. "Apa kamu serius, Sakura?"
"Aku masih belum tahu, Hana-chan ... apakah aku serius atau tidak .... ."
—Hal itu masih terus terpikirkan olehku. Tentang rahasiaku yang ingin aku ungkapkan padanya ....
"Semangat, Sakura!" Hana menyentuh punggungku dengan tangannya. "Kamu pasti bisa!"
"Terima kasih ... Hana-chan."
—Hana-chan benar ... aku pasti bisa. Apa pun yang terjadi, harus aku katakan padanya ... rahasiaku ....
"Yoshimoto-san, Yoshida-san, cepatlah berjalan, kalau tidak kami tinggal loh!" Minamoto berteriak kepadaku dan Hana.
Akari juga, sepertinya dia sudah cukup dekat dengan Minamoto.
"Baiklah Minamoto! kami akan segera ke sana!" balas Hana.
Hana menoleh, menatapku sambil tersenyum. Kemudian ia memegang tanganku.
"Ayo Sakura!"
—Golden Week kali ini, akan kubuat kenangan yang sulit aku lupakan.
"—Ayo, Hana-chan!."
...Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω...
[•] Di tengah perjalanan menuju kuil
*POV Haruki
Setelah turun dari kereta, kami semua berjalan bersama menuju kuil tujuan kami semua.
Namun .... .
—Kenapa hari ini, Sakura dan Megumi terlihat sedikit berbeda ya?
"Sepertinya sekarang bukanlah saatnya untuk memikirkan hal itu .... ." batinku.
"Kau kenapa, Haruki?" Megumi bertanya padaku. "Kau seperti sedang memikirkan sesuatu."
"Bukan apa-apa kok, Megumi .... ."
"Syukurlah kalau begitu ... aku takut kalau kamu tidak akan menikmati liburan ini," ucap Megumi, tersenyum setelahnya. Setelah itu, Megumi mempercepat langkahnya, dan berada cukup jauh di depanku.
—Hari ini, Megumi dapat tersenyum dengan tulus. Namun ... perasaan apa yang mengganjal di hatiku ini?
"Kak Minamoto!" Akari memanggilku.
"Ada apa, Akari?" tanyaku.
Akari menoleh, menatapku sambil tersenyum. "Seperti apa hubungan Kak Minamoto dengan Kamihara-san?"
"Hanya teman biasa kok, Akari," jawabku.
Akari kembali menatap ke depan, langkahnya semakin cepat dari sebelumnya. "Oh, begitu ya .... ."
Saat itu, aku melihat senyum Akari yang berbeda.
—Benar juga ya ... apa ada hubungannya di antara Akari dan Megumi?
"Akari!"
Akari berbalik. "Kenapa, Kak Minamoto?"
"Apa kau memiliki suatu hubungan di masa lalu ... dengan Megumi?"
Alasanku bertanya seperti itu, karena aku ingin tahu ada apa di antara Akari dan Megumi.
"Nanti akan aku ceritakan, Kak Minamoto," jawab Akari. "Sebelum itu, mohon ditunggu ya?"
"Baiklah, aku akan menunggumu mengatakannya, Akari .... ."
Setelah itu, Akari berjalan semakin cepat, dan berada di samping Megumi. Lalu, Akari mengajak Megumi mengobrol sambil berjalan beriringan.
Sementara aku menoleh ke belakang, melihat Hana dan Sakura yang masih tertinggal.
"Yoshimoto-san, Yoshida-san!" aku berteriak memanggil mereka. "Kalau tidak cepat jalannya, nanti akan tertinggal loh! .... ."
"Baik, Minamoto-kun!" Hana berteriak, membalas ucapanku.
Kemudian, mereka berjalan lebih cepat, lalu menyusulku.
Hana sedikit melambatkan langkahnya saat berada di sampingku, sementara Sakura terus mempercepat langkahnya mengejar Akari dan Megumi.
"Hei ... Minamoto-kun, " Hana berbisik, sedikit melirik ke arahku.
"Ada apa?" tanyaku berbisik.
"Bisakah kau luangkan waktumu saat sampai di kuil nanti?"
—Meluangkan waktuku? apa maksudnya?
"Boleh kok, Yoshida-san ... " jawabku. "—Memangnya kamu ingin bicarakan apa denganku?"
"Tunggu saja saatnya nanti, Minamoto-kun," jawabnya.
Tak lama kemudian, Hana mempercepat langkahnya, menyusul Sakura dan yang lainnya.
Tetapi ... sesaat aku melihat tatapan matanya yang serius.
—Apa yang ingin dibicarakan Hana secara serius denganku?
Aku akan tahu hasilnya nanti, saat kami mengobrol berdua nantinya.
Aku pun dengan segera menyusul mereka semua, dan kami pun berjalan saling beriringan menuju Kuil tujuan kami.
...Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω...
[30 Menit kemudian]
[•] Kuil
Ketika kami semua sampai di kuil, yang pertama kami lakukan adalah berdoa kepada Dewa sekitar.
Setelah itu, kami semua menyempatkan diri untuk berfoto bersama dengan berlatarkan kuil yang kami kunjungi.
Setelah itu, kami semua memutuskan untuk berpencar sebentar, untuk menikmati area sekeliling kuil.
Akari memaksa Megumi untuk ikut bersama dengannya sebentar, sementara Sakura berkeliling sendiri sambil melihat-lihat area sekeliling kuil.
Pada saat itulah, aku meluangkan waktuku untuk berbicara berdua dengan Hana.
"Jadi ... apa yang ingin kau bicarakan denganku, Yoshida-san?" tanyaku, membelakangi Hana.
"Minamoto-kun ... sebelum itu, bisakah kau berjanji satu hal padaku?" Hana balik bertanya padaku.
Aku berbalik, menatap Hana dengan penuh rasa penasaranku. "Janji apa?"
"Jangan katakan hal yang kita bicarakan nantinya, kepada Sakura," jawab Hana, tangannya gemetar, pandangannya lurus ke bawah.
"Baiklah ... aku berjanji," ucapku.
Hana berjalan mendekat, dengan tangan kanannya yang memegang lengan kirinya.
Saat berhenti tepat di depanku, ia menatapku dengan mata yang berkaca. "Bagaimana Sakura dari pandanganmu saat ini, Minamoto Haruki-kun?"
"Kalau kau bertanya seperti itu ... aku tidak tahu mau menjawab apa, Yoshida-san," jawabku.
"Kalau begitu ... " Hana kembali bicara padaku. "Jawab iya atau tidak atas pertanyaanku nantinya."
"Baik, Yoshida-san."
"Apakah menurutmu Sakura adalah orang yang baik?" Hana bertanya.
"Ya," jawabku mengangguk.
"Apakah Sakura adalah orang yang peduli kepadamu?" tanya Hana lagi.
"Ya," jawabku.
"Kalau begitu ... " Hana sedikit menaikkan nada suaranya. "Minamoto-kun .... ."
"Apakah kau tahu ... kalau Sakura adalah orang yang sangat rapuh?"
Bersambung....