Kehidupan Zayn berubah dalam semalam karena orang tuanya tega 'Membuangnya' ke Pondok Pesantren As-Syafir.
"Gila gila. Tega banget sih nyokap ama bokap buang gue ke tempat ginian". Gerutu Zayn.
---
Selain itu Zayn menemukan fakta kalau ia akan dijodohkan dengan anak pemilik pondok namanya "Amira".
"Gue yakin elo nggak mau kan kalau di jodohin sama gue?". Tanya Zayn
"Maaf. Aku tidak bisa membantah keputusan orang tuaku."
---
Bagaimana kalau badboy berbisik “Bismillah Hijrah”?
Akankah hati kerasnya luluh di Pondok As-Syafir?
Atau perjodohan ini justru menjerat mereka di antara dosa masa lalu dan mimpi menuju jannah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MayLiinda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
AUTHOR POV – KAMPUS DANRA, PAGI
Hari itu koridor Fakultas Ekonomi lebih ramai dari biasanya. Bukan karena kuliah tambahan, tapi karena pamflet dan poster baru yang ditempel di dinding.
“Komunitas Perlindungan Mahasiswa – Bentuk Ruang Aman Kita.”
Foto Amira terpampang di pojok brosur, meski dia nggak pernah minta dipajang. Bisikan langsung terdengar.
“Serius dia bikin organisasi sendiri?”
“Udah kayak pahlawan aja.”
“Pantes, kan dia istrinya Zayn…”
Amira tarik napas panjang. Dia tahu sorotan itu nggak bisa dihindari. Tapi kalau harus berdiri, lebih baik berdiri dengan alasan jelas daripada hanya jadi korban bisik-bisik.
Zayn menunggu di tangga. Tatapannya nggak lepas dari Amira. “Lo yakin?”
Amira angguk pelan. “Kalau aku diem, mereka bakal pikir aku cuma lemah. Aku nggak mau jadi cerita kasihan. Aku mau jadi cerita perlawanan.”
Zayn senyum tipis. “Itu kenapa gue nikahin lo.”
---
POV SYIFA – KANTIN KAMPUS
Syifa duduk sendirian di pojok kantin. Hoodie hitamnya menutupi sebagian wajah. Rambut pendeknya membuat beberapa orang nggak langsung ngenalin. Tapi gosip udah nyebar: Syifa, si cewek yang terlibat di kasus Robi.
Bisikan nggak berhenti.
“Itu dia yang katanya adiknya Robi, kan?”
“Gila, sekeluarga kriminal semua?”
“Pantes, dulu dekat sama Zayn…”
Tangan Syifa bergetar di bawah meja, mengepal. HP di pangkuannya bergetar—sebuah notifikasi masuk. Nomor asing.
“Langkah pertama udah dimulai. Upload materi yang kami kasih. Biar api kecil mulai nyala.”
Syifa buka file itu. Screenshot percakapan palsu, editan yang menunjukkan seolah-olah Zayn selingkuh di belakang Amira. Syifa menggertakkan gigi.
Dia tahu itu bukan nyata. Tapi… hatinya teriris. Kalau itu beneran? Kalau Zayn emang nggak pernah milih gue karena Amira udah jadi topeng sucinya?
Syifa tarik napas. Jari-jarinya mengetik cepat. Akun fake yang sudah dia siapkan sejak lama langsung posting di forum gosip kampus.
Judul: “Bukankah Semua Cinta Butuh Kebohongan?”
---
AUTHOR POV – RUANG BASECAMP STARDOM
Reza melempar koran ke meja. “Gila, bro. Gosip baru lagi. Katanya Zayn selingkuh?”
Fatah baca cepat. “Ini jelas framing. Polanya sama kayak Robi kemarin.”
Rafi mendengus. “Mereka nggak pernah capek, ya? Udah kalah fisik, sekarang mainin kepala orang.”
Zayn duduk diam, tangannya mengusap pelipis. Tapi matanya tetap dingin. “Biarkan. Jangan kita yang bereaksi pertama. Biarkan Amira yang tentuin sikap.”
Reza nggak puas. “Tapi bro—”
Zayn potong. “Dengar gue baik-baik. Stardom bukan geng pemukul lagi. Kalau kita pukul, mereka menang. Kalau kita diem, mereka bingung. Dan kalau Amira berdiri, dunia bakal lihat kita bukan cuma berantem… kita berjuang.”
Hening. Lalu Fatah senyum kecil. “Lo makin mirip pemimpin gerakan, bukan pemimpin geng.”
Zayn hanya menatap lantai. “Gue nggak peduli disebut apa. Gue cuma nggak mau orang yang gue cintai jatuh lagi.”
---
POV AMIRA – KELAS SIANG ITU
Ruangan kelas penuh suara, tapi rasanya Amira sendirian. Semua tatapan menusuk. Beberapa cewek mulai bisik-bisik sambil nunjukin layar HP, jelas memperlihatkan postingan gosip palsu tadi.
Amira membuka buku, pura-pura fokus. Tapi jantungnya berdetak nggak karuan.
Kenapa semua orang gampang percaya sama kebohongan?
Suara dosen terdengar jauh. Yang dekat hanya suara hatinya.
Dia pengen lari. Tapi dia ingat perkataannya sendiri: Aku nggak mau jadi cerita kasihan. Aku mau jadi cerita perlawanan.
Tangannya gemetar, tapi dia angkat kepala. Tatap balik ke mereka yang bisik-bisik. Senyumnya tipis, tapi matanya jelas bilang: aku nggak takut.
---
POV SYIFA – KOS MALAM HARI
Syifa duduk di depan laptop. Notifikasi masuk lagi dari nomor asing.
“Bagus. Api udah nyala. Besok kita kasih lo senjata lebih besar.”
Syifa mengetik balasan. “Siapa lo sebenernya?”
Balasan cepat datang. “Seseorang yang bisa bikin lo nggak jadi korban lagi. Lo mau balas dendam, kan?”
Syifa menggigit bibir. Air matanya jatuh tanpa izin. Dendam dan luka di dadanya berperang.
“Aku nggak tau siapa lo… tapi aku nggak mau berhenti sekarang.”
---
AUTHOR POV – JAKARTA, MALAM
Lampu-lampu kota berkilauan. Tapi di balik kilau itu, retakan makin lebar.
Zayn duduk di balkon apartemen, Amira bersandar di bahunya. Mereka diam, hanya mendengar suara kota.
“Zayn…” suara Amira lirih.
“Hm?”
“Kalau suatu hari… gosip mereka lebih parah, apa kamu masih bisa tenang?”
Zayn menoleh, menatapnya lama. “Gue nggak peduli gosip. Yang gue peduliin cuma satu: lo percaya gue atau nggak.”
Air mata Amira jatuh. Dia peluk Zayn erat.
Dan di tempat lain… Syifa juga menangis, tapi bukan dalam pelukan. Dalam kesendirian, dalam kegelapan, dalam jebakan yang dia kira adalah jalannya keluar.
Operasi Sumbu sudah dimulai. Api kecil sudah menyala. Dan tak lama lagi, semua akan terbakar.
---