NovelToon NovelToon
Pemuda Terhebat

Pemuda Terhebat

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Balas Dendam
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Elang Malam

Adrian adalah pemuda biasa yang berasal dari kampung. berkat kehebatan dan kejeniusannya, dia berhasil bangkit dan menjadi pemuda yang paling di takuti di dunia bawah tanah Eropa. bahkan negara-negara di benua Eropa maupun di luar Eropa, sangat menghargai Adrian berkat kejeniusan dan latar belakangnya sebagai raja bawah tanah Eropa.

Namun Adrian meninggalkan semua status dan gelarnya yang telah dibangunnya itu demi baktinya kepada bibinya. Namun, sebuah hal buruk terjadi pada kekasih dan keluarganya. dengan terpaksa, dia menggunakan kekuatan dan pengaruhnya lagi demi melindungi kekasih dan keluarga tercintanya.

Untuk kisah lengkapnya, silahkan lanjutkan membacanya di karya baru saya ini...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elang Malam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 13 : Kejam

 Di bawah sinar rembulan, Adrian berdiri tegap menghadap Zhao Lee dan teman-temannya dari kejauhan, bagaikan raja yang sedang memberi pengarahan kepada rakyat jelata.

“Aura pemuda ini sangat berbeda!, apa benar dia ini hanya manusia biasa?”

   Toni bergumam dalam hati sambil menyipitkan sebelah mata. Dia yang telah lama hidup lama di dunia bawah tanah, dia telah banyak bertemu orang-orang dengan dengan aura yang berbeda-beda. Tapi setelah bertemu dengan Adrian,dia tidak dapat merasakan aura yang terpancar. Yang dia rasakan setelah bertemu dengan Adrian adalah detak jantungnya yang tiba-tiba berdetak kencang, ditambah keluarnya keringat dingin yang tiba-tiba keluar tanpa sebab.

   Namun setelah menenangkan diri beberapa saat, kepercayaan dirinya kembali timbul seperti sedia kala.

   Kali ini Toni membawa anak buahnya sebanyak 20 orang lebih, yang telah bersiap menyerang Adrian selama dia memberikan perintah. Dia tidak akan segan menghabisi siapapun di kota Guangzhou, selama Zhao Lee dan para Tuan Muda kota Guangzhou berdiri di belakangnya.

   “Bocah!, kau tidak menyangka kan, kita bertemu lagi”. Zaki melangkah kedepan beberapa langkah sambil berteriak dari kejauhan. Kali ini Zaki sudah tidak memanggil Adrian dengan sebutan teman lagi.

   Meskipun daerah ini terpencil, masih ada juga orang-orang di sekitar yang mendekat  penasaran setelah mendengar teriakan Zaky.

   “Apa yang kalian lakukan disini!, cepat pergi kalau tidak ingin mati!”, bentak Zaky dengan keras kepada orang-orang tersebut. Alhasil, orang-orang itu langsung berhamburan dan pergi dengan seketika.

   Setelah kepergian orang-orang itu, Adrian merubah gaya berdirinya dengan melipat kedua tangan di belakang punggung sambil menyipitkan sebelah mata, “apakah kamu telah bosan hidup?, dengan mencari kematian secepat ini”, teriak Adrian kepada Zaky.

    “Sialan, apa tidak salah?. Hari ini kamu yang akan mati!”. Zaky mengumpat kesal dengan mata yang semakin memerah, “Dan saya tidak akan membunuhmu dengan mudah. Saya akan meniduri kedua gadis cantik yang bersama kamu tadi itu, di depan mata kamu!”, ucapnya lagi sambil tertawa dengan bahagia.

   Mendengar ocehan Zaky, Adrian menggelengkan kepala sambil mendengus dingin, “apa kamu sanggup?”, ucapnya sambil tertawa kecil.

   Merasa diremehkan oleh Adrian, wajah Zaky pun langsung memerah padam, menahan amarah yang semakin menggebu-gebu, “sialan, mengapa kamu masih diam saja?, cepat patahkan kaki dan tangan bocah itu untuk saya!”, ucapnya berteriak marah kepada Toni.

   Mendengar perintah Zaky, Toni tidak ragu-ragu lagi untuk bertindak. Dia langsung mengeluarkan pipa baja dari balik baju sambil memberikan instruksi kepada anak buahnya, seperti yang telah diperintahkan Zaky.

    Orang-orang dunia bawah kota Guangzhou yang terdiri dari 20 orang lebih itu pun langsung menerjang ke arah Adrian dengan garang. Dengan pipa baja yang berada di tangan kanan masing-masing, mereka terus maju ke depan dengan berlari, yang dipimpin langsung oleh Toni sendiri.

   Zaky yang melihat orang-orang itu, dia tersenyum dengan bangga, ingin rasanya melihat ekspresi panik Adrian. Namun, dia langsung kecewa setelah melihat ekspresi Adrian yang begitu tenang. Dari awal hingga akhir, posisi berdiri Adrian tidak berubah sedikitpun, dia begitu tenang, walaupun saat ini dia telah dikelilingi oleh Toni dan anak buahnya. Tidak ada ketakutan sedikitpun di wajah Adrian, yang ada hanya rasa jijik.

   Toni menatap Adrian dengan tatapan meremehkan. “ Ternyata hanya seorang bocah!”, gumamnya sambil tertawa.

   “Sebaiknya kamu terima saja nasibmu!, dan salahkan dirimu yang buta, yang telah berani menyinggung orang yang tidak seharusnya kamu singgung. Ada beberapa orang di dunia ini yang tidak boleh kamu singgung!".

   Setelah mengingatkan Adrian, Toni langsung melayangkan pipa baja itu ke arah kaki Adrian, hingga terdengar hembusan angin yang begitu kencang dari pipa baja tersebut, yang mengarah ke kaki kanan Adrian.

   Toni sangat yakin. Dengan kekuatan pukulan yang dia layangkan, dapat menghancurkan kaki Adrian hingga remuk. Paling tidaknya kaki itu akan patah. 

   Hanya saja, pada saat yang bersamaan, Adrian tiba-tiba mengangkat kakinya Kanannya hingga melayang di udara. Dengan mengerahkan kekuatan dalam, kaki itu melesat cepat seperti bayangan hitam dalam sekejap.

   “Apa,,!!”

   Menyaksikan semua itu, telapak tangan Toni langsung bergetar hebat. Bahkan pipa baja itu hampir terlepas dari genggamannya menahan getaran tersebut. Seolah-olah pipa baja itu menghantam benda keras yang lebih keras daripada pipa baja yang berada di tangannya. Tanpa sadar, Dia mendongak dan tercengang menyaksikan pipa baja itu telah bengkok menyerupai siku. 

   “Tidak mungkin!, Tidak mungkin!. Bagaimana bisa pipa baja sekeras ini bisa bengkok hanya dengan sebuah tendangan!”.

   Keringat dingin pun langsung mengucur deras membasahi tubuh Toni. “Pantas saja pemuda ini tadi tidak bergeming, walau telah di kelilingi lebih dari 20 orang. Ternyata kekuatannya semenakutkan ini!”, gumamnya dalam hati. Tanpa sadar, Toni langsung mundur selangkah kebelakang, berusaha menjaga jarak dari Adrian.

   Namun sayang, dengan gerakan secepat kilat, Adrian mengulurkan tangan dan langsung mencengkram pergelangan tangan Toni dengan satu tangan. Sedangkan tangan yang satunya lagi meraih pipa baja dari tangan Toni.

   “Sekarang giliran saya!”, ucap Adrian dengan santai sambil tersenyum. Seolah-olah tidak terjadi apa-apa sebelumnya.

   Belum sempat Toni menanggapi kata-kata Adrian. Tiba-tiba saja, dia merasakan rasa sakit yang tajam dan menusuk pada tangan yang di cengkram Adrian. Tanpa sadar dia menunduk, dan langsung menyaksikan tangannya yang telah terkulai dan patah.

   “Argh… sakit,,!!”

   Dalam sekejap mata, Toni menjerit kesakitan dan melolong dengan keras, bahkan lolongannya sudah seperti babi yang sedang disembelih saja.

   Setelah mematahkan tangan itu, Adrian melanjutkan menendang tubuh Toni hingga berguling-guling ke samping, dan mendarat pada tong sampah. Yang membuat Tony langsung pingsan seketika.

   “Habislah kita!”, ucap salah seorang anak buah Tony.

   Para gangster itu hanya dapat melongo sambil menelan ludah menyaksikan kekalahan pemimpin mereka, yang saat ini sudah seperti babi guling panggang itu.

   ​​Selama ini mereka telah melihat kekuatan Tony, yang menguasai ilmu beladiri. Bahkan mereka pernah melihat Tony bertarung melawan 4 orang sekaligus, hingga pada akhirnya ke 4 orang itu dapat dikalahkan dengan mudah oleh Tony. Tapi setelah melihat kejadian barusan yang dilihat oleh mata kepala mereka, perasaan ketakutan pun langsung muncul di hati mereka secara bersamaan.

Sedangkan dengan Zaky yang juga menyaksikan kejadian itu dengan mata kepalanya sendiri, tubuhnya juga langsung dipenuhi oleh keringat dingin. Meskipun dia pernah merasakan pukulan Pukulan Adrian sebelumnya, tapi dia tidak pernah menyangka bahwa kekuatan Adrian sehebat ini. Saat ini dia tidak dapat lagi menahan penyesalan dalam dirinya, tidak seharusnya dia datang ke sini.

Melihat para gangster itu yang telah menunjukkan tanda-tanda kekalahan dan akan mundur, Zhou Lee yang berdiri di samping Zaky juga mulai cemas. ”Jika orang-orang ini mengakui kekalahan pada Adrian, apa yang akan terjadi kepada saya!”, gumamnya dalam hati.

   Zhao Lee sadar, dia telah beberapa kali mencoba memprovokasi Adrian. Jika orang-orang itu mengakui kekalahan sama Adrian, dia takut Adrian akan membuat perhitungan dengannya.

   "Sialan, kenapa kalian malah mundur?. Jumlah kalian lebih dari 20 orang, masak kalian takut dan tidak dapat mengalah satu orang saja!”, teriak Zhao Lee dari kejauhan,setelah memikirkan sebuah ide.

1
Maulana Babakan
iklan ny ...gk kuat
Fati Aro Zega
dari mana Adrian dapat karcis nomor 17. Dia main sulap juga rupanya
Anna
tidak seru
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!