cerita ini adalah kumpulan kisah nyata yang di ambil dari pengalaman horor yang dia alami langsung oleh para narasumber
-"Based On truth stories"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon butet shakirah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Disukai Bunian
Suatu pagi yang nan indah dimana matahari terbit dan menyinari bumi dengan cahaya nan hangat, tepat pada waktu itu semua orang pergi bekerja begitu juga suaminya Asih yang bernama Akbar berangkat pergi bekerja untuk menafkahi istrinya. Namun setelah suaminya Asih pergi bekerja, semuanya buyar yang seharusnya pagi yang hangat dan bahagia membuat senyuman Asih yang cantik hilang ketika bapaknya Asih tiba – tiba datang berkunjung tanpa ada pemberitahuan kepadanya. Dimana bapaknya memberikan informasi atau pembicaraan yang tidak enak membuat Asih merasa bimbang dan merasa ingin marah.
“Assalamu'alaikum nak” sapa bapak sudah berada di depan teras Asih.
“wa'alaikumussalam pak, tumben pagi – pagi bapak ke sini, padahal bang Umar baru aja berangkat pak” ujar Asih sambil menyalami bapak.
“bapak ada mau di bicarakan ke kamu dan itu sangat penting” ucap bapak.
“kita masuk aja pak, bapak sudah makan? Sekalian kita makan bareng yuk pak” ajak Asih sambil mempersilakan bapaknya masuk kedalam rumah.
“gk usah, bapak sudah sarapan di rumah, kita langsung bicarakan tujuan bapak ke sini” sahut bapak.
“yasudah silahkan duduk pak” seru Asih lalu mempersilahkan bapaknya duduk
“begini Sih, bapak ke sini mau minta kamu izinin Ayu dan suaminya tinggal di rumahmu ya” ucap bapak kepada Asih.
“loh kenapa gk di rumah bapak aja atau gk di rumah mertuanya Ayu aja mereka tinggal pak?” tanya Asih dengan ekspresi kaget. Dia sudah ada Feeling ga Enak akan hal ini.
“kalo rumah bapak ibu tirimu gk suka, kalo di rumah mertuanya Ayu rumahnya sempit dan kecil mana anaknya banyak, pastinya Ayu gk nyaman” jelas bapak tentang keadaan Ayu sedikit nada mendesak.
“kenapa harus rumahku pak? Atau gk mereka ngontrak aja pak” tanya Asih lagi yang tidak menyangka penuturan bapaknya
“keuangan suaminya Ayu lagi gk lancar, beresiko kalo mereka ngontrak, Cuma kamu harapan bapak buat bantu Ayu, lagian dia adikmu juga kan” jawab bapaknya dengan tegas masih dengan nada mendesak.
“duh gimana ya pak, bang Akbar pasti gk setuju sama usulan bapak” seru Asih untuk meyakinkan bapaknya.
“kamu pandai – pandai lah bujuk suamimu supaya bisa bantu Ayu dan suaminya ya” ucap bapak sekali lagi yang mendesak dang meninggi
“baiklah pak nanti aku coba bujuk bang Akbar” lirih Asih yang hanya pasrah akan sikap bapaknya
“yasudah bapak pulang dulu ya, bapak tunggu kabar baik darimu, assalamu alaikum” ucap bapak kepada asih dengan wajah kesal melihat putrinya kurang setuju.
“iya pak, hati - hati ya pak, Wa'alaikumussalam” jawab Asih sambil menyalami bapaknya dengan wajah yang sedih
Setelah melihat kepergian bapaknya, Asih langsung melanjutkan beberes rumah dan juga memasak untuk makan siangnya bersama bang Akbar suaminya.
Pada siang harinya tepat pukul 12, suami Asih pulang untuk makan siang dan beribadah. Setelah makan mereka berdua duduk santai sambil menonton televisi sambil menunggu Adzan berkumandang. Pada saat itu, Asih coba mengutarakan maksud kedatangan bapaknya tadi pagi.
"hmm bang ada yang mau adek bicarakan sama abang" Kata Asih kepada suaminya untuk memulai percakapan
"mau bicara apa dek?" tanya Akbar yang matanya masih terpaku dengan TV.
"hmm, gini bang tadi pagi bapak ke sini" Ucap Asih dengan nada keraguan
"loh tumben, biasanya asal kita ajak bapak ke sini selalu nolak dek" ujar Akbar dengan heran mendengar penuturan istrinya. Yah, bisa dibilang hubungan Suaminya Asih tidak begitu akrab dengan ayah mertuanya.
"nah itu dia yang mau aku bicarakan sama abang maksud kedatangan bapak ke sini apa" lanjut Asih mulai memasuki cerita plotnya.
"yaudah coba adek jelasin"ucap Akbar.
"gini bang bapak minta kita bolehin Ayu sama suaminya numpang tinggal di sini bang"jelas Asih kepada suaminya. Dia sudah tahu pasti suaminya akan menolak perihal ini.
"loh gk bisa gitu donk, gimana sih bapakmu dek? kenapa gk bapak aja yang nampung mereka atau gk Ayu tinggal sama mertuanya?" keluh Akbar pada istrinya.
"aku dah tanya juga hal yang sama bang ke bapak, kata bapak rumah mertuanya Ayu kecil anaknya bapaknya, rumah bapak gk di izinin istri barunya bang" jawab Asih dengan tegas.
"kenapa mereka gk ngontrak aja, lagian bapakmu itu malah takut sama istri barunya" keluh Akbar yang tidak habis pikir tentang perihal bapak mertuanya dan membuat dia menjadi kesal.
"keuangan suami Ayu lagi gk baik, belum sanggup bayar kontrakan bang, makanya bapak nyuruh aku izinin Ayu sama suaminya tinggal di sini bang" ucap Asih sekali lagi untuk meyakinkan suaminya
"gk dek maaf abang gk bisa ikutin kemauan bapakmu, gk baik ipar - iparan tinggal satu rumah nanti timbul fitnah, kamu sampaikan saja sama bapakmu kalau abang gk bisa izinin mereka tinggal di sini"jelas Akbar dengan tegas supaya Asih paham.
"hmm, yaudah bang nanti aku sampaikan sama bapak" lirih Asih
keesokan harinya bapaknya Asih datang lagi ke rumahnya untuk menanyakan bagaimana keputusan suaminya Asih. Namun Asih menyampaikan bahwa keputusan suaminya tidak dapat mengizinkan Ayu dan Zukri untuk tinggal di rumahnya.
"kamu tuh gimana sih, bujuk suamimu saja gk becus, kamu sudah gk peduli sama adikmu" ucap bapaknya dengan nada meninggi dan ekspresi marah
"bukannya gk peduli pak, apa yang di katakan bang Akbar benar, gk baik ipar - iparan tinggal satu rumah" ujar Asih dengan tegas
"mereka tinggal cuma sementera koq rum sampai keuangan Zukri sudah stabil" kata bapak sekali lagi dengan mengerutkan dahinya.
"belum tentu stabil cepat kan pak, maaf pak aku gk bisa bantah ucapan suamiku" tegas Asih kepada bapaknya.
"kamu tuh gimana sih, itu bukan bantah tapi bujuk terus suamimu sampai dia mau izinin adik dan iparmu tinggal di sini" desak bapak dengan menggebu - gebu.
"tapi pak" lirih Asih dengan nada sendu.
"sudah bapak gk mau tau, pokoknya kamu usahakan, kamu gk maukan jadi anak durhaka kalo gk nurut perintah orang tua" tuntut bapak dengan ekspresi marah dan kesal kepada Anak sulungnya.
"gk pak" lirih Asih sekali lagi
"huftt.... (menghela nafas beratnya) yaudah bapak pulang dulu, bapak tunggu berita baiknya" ucap bapak dengan nada kesalnya dan langsung melenggang pergi meninggalkan Asih.
Asih hanya terdiam melihat kepergian bapaknya yang sedang kesal meninggalkan rumahnya sambil menggumam tidak jelas. Dia tidak habis pikir melihat tingkah laku bapaknya dan entah bagaimana dia memliki bapak yang begitu jahat yang tidak dapat memahami kondisi posisinya untuk sekarang. Dia memiliki firasat tidak enak apakah akan terjadi sesuatu untuk kedepannya. hufftt... (helaan nafas berat Asih)
Ketika malampun tiba, Asih tetap kembali membujuk suaminya untuk mengizinkan adik dan iparnya tinggal bersama mereka. Akan tetapi, Akbar masih tetap dengan pendiriannya tidak akan mengizinkan iparnya tinggal di rumahnya. Sebenarnya Asih adalah orang yang sangat penurut dan tidak sanggup menolak perintah bapaknya. akan tetapi hal ini menjadikannya selalu bertengkar dengan suami tercintanya.
Rumah yang biasanya hangat menjadi dingin akibat perdebatan yang di timbulkan bapaknya Asih. Asih sangat sedih melihat perubahan suaminya yang terus mendiaminya selam berhari- hari bahkan sering pulang larut malam atau tidak tidur di ruang nonton sendirian. Serta juga mengalami perdebatan kecil diantara kedua orang ini hanya karna masalah kecil dan menjadi pemicu yang besar dalam hubungan mereka. Sehingga Asih yang tampak periang dan ceria menjadi Asih yang sering melamun dan menangis sendirian, dia merasa kesepian dan merasa suami sudah tidak peduli lagi dengannya. Serta merasa apakah suaminya tidak mencintainya lagi.