Keputusan berlibur selama sebulan penuh untuk memulihkan patah hati sukses besar. Rhea De Santiago tidak lagi menyalahkan dirinya atas perselingkuhan yang dilakukan oleh mantan kekasih. dia benar-benar sudah pulih dan siap menjalani kehidupan baru.
Namun sehari sebelum pulang ke Meksiko, Rhea menghabiskan malam panas tanpa paksaan dengan William Riagen. Paman dari mantan kekasihnya. Setelah bercinta dengan intens, Rhea langsung terbang ke Meksiko dengan anggapan William tidak mungkin peduli dengan hubungan satu malam yang telah terjadi. Dia tidak tahu tentang William yang sudah menaruh rasa sejak lama.
“... Usai bertemu lagi dengan Mu setelah sekian lama, bahkan menghabiskan malam panas bersama, Aku ingin memiliki Mu seutuhnya. Aku ingin Diri Mu. Rhea De Santiago, Aku akan mengejar Mu tidak peduli jika harus sampai ke ujung Dunia sekalipun. Aku akan menangkap Mu dengan kedua tangan ini, dan menjadikan Mu milik Ku. Milik William Riagen!”
=>Kalau suka, Silahkan dibaca♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neogena Girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 07
Jarak yang membentang antara Meksiko dan New Zealand mengharuskan Rhea menghabiskan waktu yang cukup lama di udara.
Setelah menempuh perjalanan hampir 30 jam, sampailah Rhea De Santiago di New Zealand.
Dia sudah memesan Vila yang terletak di tengah hutan lebat yang benar-benar berada di samping air terjun. Desain Vila itu sangat modern, namun perpaduan dengan alam, sangat cocok bagi Rhea yang ingin memulihkan diri. Sehingga Dia pun memutuskan untuk memilih Vila itu.
Setelah melewati pengecekan di bandara, Rhea bertemu dengan Karyawan yang bertugas sebagai supir dari pihak Vila yang sudah menunggu kedatangannya. Dia pun langsung duduk manis di dalam mobil, dan setelah dua jam perjalanan dengan kecepatan sedang, sampailah Rhea di lokasi Vila.
Suhu dingin yang menyegarkan pelan-pelan memeluk tubuh nya. Suhu ini tidak menyerang tubuh, tetapi menyambut kedatangan Rhea dengan ramah. Kemudian Rhea di arahkan ke kamar yang akan Dia tempati di lantai dua selama sebulan ke depan. Urusan makan ataupun transportasi di tangani oleh pihak Vila dengan baik. Layanan Mereka sangat profesional, membuat Rhea merasa nyaman di lingkungan baru.
Usai membersihkan diri, Rhea membaringkan tubuh di atas kasur empuk. Jendela di lantai dua miliknya sengaja Dia buka untuk menghantarkan bunyi air terjun yang terus mengalir dengan derasnya. Kawasan hutan yang sangat padat akan pepohonan, menjadi rumah bagi hewan-hewan bersayap. Itulah sebab nya kicauan burung terus berkolaborasi dengan suara air yang jatuh.
“Oh My God... Vibes yang di berikan Vila ini sangat luar biasa. Benar-benar sepadan dengan uang yang di keluarkan.” Tutur Rhea dan membiarkan kelopak mata yang sudah terasa berat untuk menutup penglihatannya.
Alam mimpi pun membuka pelukan lebar untuk menyambut kedatangan Rhea yang tertidur dalam ketenangan.
...***...
Pukul enam pagi, Rhea sudah duduk di teras samping kamar nya dengan layanan Breakfast yang sudah tersedia di samping tempat duduk.
Kabut yang menyelimuti hutan, menjelaskan seberapa dinginnya pagi ini. Dengan sweater tebal dan celana panjang, Rhea duduk menikmati Salad buah, Roti, maupun susu panas sambil membaca buku.
“Da*mn! Kau benar-benar hanya membutuhkan uang untuk pulih.” Celetuknya merasa sangat bahagia karena Dia tidak ada niatan sedikit pun untuk memikirkan mantan pacar dan juga mantan pekerjaannya.
...***...
Yang pada awalnya skeptis tentang Negara yang di tuju, kini tengah bersenang-senang mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada di New Zealand. Di Coromandel Peninsula, Rhea sibuk sekali mengunjungi pantai-pantai yang indah, termasuk Hot Water Beach yang unik, mencoba berbagai jalur hiking yang mengarah ke air terjun tersembunyi, di lanjutkan dengan mengunjungi hutan Redwood di Rotorua yang merupakan rumah bagi beberapa air terjun dan danau yang menawan.
Tidak menyesal sama sekali Dia memilih New Zealand karena merupakan Negara bagi pecinta alam dan petualangan dengan pemandangan yang sangat beragam.
Waktu nya benar-benar di rasa sangat kurang usai mengunjungi Milford Sound, Fiordland National Park yang sering di sebut sebagai keajaiban dunia ke delapan, Franz Josef Glacier & Fox Glacier yang merupakan gletser terkenal di pantai Barat yang menawarkan pemandangan yang mengesankan. Kemudian di Lake Tekapo yang terdapat Danau yang sangat indah dengan air berwarna biru kehijauan yang jernih. Pada malam hari, tempat ini sungguh sempurna untuk mengamati bintang. Dan masih banyak lagi tempat wisata yang Rhea kunjungi.
Dia bertemu banyak orang-orang baru yang memperlakukannya dengan sangat baik. Rhea memancarkan aura positif, maka aura positif pun kembali pada nya dengan elegan. Tidak ada kejadian buruk. Tidak ada kesialan yang bahkan berpikir untuk mencelakai nya. Dan tanpa ijin dari Rhea, satu bulan sudah berlalu semenjak Dia menginjakkan kaki di daratan New Zealand ini.
Retakan di hati nya sudah pulih. Memang berbekas tapi sudah di tutupi dengan kenangan indah bagai bunga-bunga cantik yang tumbuh subur.
Rhea kini mengalihkan atensi nya pada layar pipih yang baru saja menerima pesan masuk. Tertera dengan sangat panjang ketikan Seleste yang meminta Rhea untuk segera pulang.
“Tumben Dia mengetik sepanjang in— Hm ? Hahaha ! Dia benar-benar sudah merindukan Ku ya ?” Tawa Rhea langsung pecah saat melihat tiket pulang yang sudah di belikan oleh Seleste.
Tertera dengan jelas bahwa pesawat itu akan terbang keesokan hari nya. Rhea yang tengah melihat banyak ilmu baru di Museum pun langsung menelfon pihak Vila tempat Dia menginap. Menyuruh karyawan Vila untuk datang dengan koper miliknya yang selalu rapi, juga Rhea mengatakan pada pihak resepsionis bahwa Dia akan tidur di hotel yang dekat dengan bandara malam ini. Tak lupa Dia mengucapkan terimakasih atas layanan yang Dia dapatkan selama ini dan tak lupa memberikan tip yang sesuai dengan kinerja para karyawan.
Setelah mengantar Rhea ke hotel, Dia pun langsung bergegas masuk ke kamar yang juga sudah Seleste booking untuk diri nya.
...***...
Setelah mandi, Rhea langsung melihat-lihat foto di galeri handphone. Dia pun berucap,
“Saat kembali ke Meksiko, Aku akan menarik Seleste dan mengunjungi tempat-tempat wisata di sana. Para turis yang ku temui di sini selalu bertanya tentang Meksiko yang menjadi negara asal Ku, namun sialnya, Aku belum pernah pergi menikmati tempat-empat wisata itu karena terlalu tergila-gila pada pekerjaan dan juga pria sampah!”
“Hm~ Aku telfon Seleste dulu deh—”
“Menjauh dari tubuh Ku sialan!”
“Hm ? Siapa yang berteriak di depan kamar Ku ?” Tutur Rhea merasa sangat terganggu dengan keributan yang ada setelah tiga puluh satu hari berada di New Zealand.
Dia mendekat ke arah pintu dan membuka nya sedikit. Bertujuan untuk mendengarkan apa yang terjadi terlebih dahulu, agar Dia bisa memutuskan untuk melakukan pertolongan seperti apa kedepannya.
Nampak Seorang Pria dengan tinggi hampir 189 cm sedang merasa sangat terganggu pada wanita dengan komposisi badan yang berisi serta pakaian yang sangat ketat dan sek*si. Perempuan itu terus bergelayutan manja di da*da bidang pria itu yang tampak untuk berdiri saja kurang stabil.
“Arghh.!” Lagi, Pria itu menaikan intonasi suara sambil menolak si wanita.
“Hm ? Suara nya amat familiar ? Apa Dia kenalan Ku ?” Batin Rhea di balik pintu berusaha mencari-cari dalam memori suara milik siapa itu.
“Kau tidak bisa menolak Ku malam ini, Sayang. Aku sudah menyerahkan seluruh tenaga agar bisa memiliki malam yang indah dengan Mu.”
Rhea pun sudah tau apa permasalahannya. Dia menuju ke telepon hotel yang ada di atas nakas dan menghubungi pihak hotel. Dia melewatkan percakapan penting antara keduanya.
“Dasar wanita gila!”
“Mau Kau maki Aku pun tidak ada gunanya, sayang. Kau sudah meminum obat itu. Sedikit lagi Kau pasti akan terangsang. Dan satu-satunya penolong Mu untuk keluar dari rasa tidak nyaman itu adalah diri Ku.”
Mereka berdua terus terjun dalam perdebatan, hingga dua menit kemudian petugas keamanan datang dan membekap wanita yang kecentilan itu.
“Tuan, apa Kau baik-baik saja ? Apa ada yang bisa Kami bantu ?”
“Tidak.. Haah.. Tidak perlu. Cukup usir wanita itu dari sini. Dia sangat mengganggu.”
“Baik. Maaf atas ketidaknyamanan ini Tuan. Kami permisi.” Pamit petugas keamanan dan pergi.
Wanita yang diseret memberontak, membuat Rhea bergidik ngeri di balik pintu. Tidak pernah membayangkan akan menemui wanita yang se gatal dan berlagak sangat percaya diri seperti itu.
“Tidak ! Lepaskan Aku. Wiliamm...!!!” Teriak nya sebelum memasuki lift mengejutkan Rhea.
Rhea pun langsung membuka pintu dan menjumpai sosok yang tidak Dia sangka-sangka akan berada di New Zealand ini.
“Uncle William ?”
Yang di panggil pun reflek menoleh dengan gesit. Rhea benar-benar tidak tau kejadian apa yang akan menimpa nya dari niat baik yang benar-benar hanya ingin menolong.
...***...
...Coba tebak apa yang akan terjadi, Guys ?🫠 Uhuyy~ Silahkan lanjut ke chapter selanjutnya gih😩🔫. Jangan lupa like dan tinggalkan jejak di kolom komentar ya♥️...