NovelToon NovelToon
Titik Balik Kehidupan Elena

Titik Balik Kehidupan Elena

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / One Night Stand / Keluarga
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: CHIBEL

Kehidupan Elena awalnya baik-baik saja, tapi semuanya berubah saat dia melihat adiknya--Sophia berselingkuh dengan kekasihnya.

Tak hanya itu, Sophia juga memfitnahnya dengan tuduhan pembunuhan terhadap Kakek mereka. Hal itu membuat Elena harus mendekam di dalam penjara selama 5 tahun. Dia kehilangan semuanya dalam sekejap mata.

Elena akhirnya menyadari bahwa Sophia telah merencanakan semuanya sedari awal. Sang adik menggunakan kepribadian yang manis untuk menjebaknya dan mengambil alih harta keluarga mereka.

Setelah keluar dari penjara, dia bertemu dengan seorang pria yang membawa perubahan besar dalam hidupnya. Apakah Elena bisa memulihkan namanya dan membalaskan dendamnya pada sang adik?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CHIBEL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13 - Dialah yang akan mengejarku

"Aaaa... buka mulutmu, ini suapan terakhir," perintah Elena, dia menyodorkan sendok berisi makanan kepada putranya.

Ken mengunyah makanannya dengan lahap, "Maw lagi," pintanya.

Elena menggeleng, "Sudah habis, Mama akan memberimu lagi saat makan siang."

"Pelut Ken belum penuh..." balas Ken, dia menyentuh perutnya sendiri.

"Kamu sudah makan sepotong puding buah, dua roti kecil dan satu telur mata sapi. Anak yang baru berusia 3 tahun tidak boleh makan terlalu banyak," jelas sang Ibu.

Mendengar perkataan Ibunya, Ken memberengut tak suka. "Ken maw mam lagi!"

Di tengah keributan Ibu dan anak itu, Matthew baru saja pulang. "Tingkah kalian benar-benar mirip," sindirnya.

Elena menggendong Ken ke arah ruang tamu, "Diamlah! Apa yang kau lakukan kemarin? Aku hampir saja menelepon polisi untuk melaporkan orang hilang."

Matthew mengikuti langkah Elena, "Aku ingin memberikan ruang untukmu dan Andreas, tatapan mata kalian tidak bisa berbohong saat itu. Jika aku tidak pergi, aku akan di bacok sampai mati oleh bos besar."

"Melihat wajahmu tampak berseri-seri pagi ini, kalian pasti melakukannya, kan? Apa dia sangat kuat? Punyanya pasti sangat besar!" cerocos pria itu.

Elena menatap tajam Matthew, "Kepalamu yang besar!!"

"Apa yang besal?" tanya Ken penasaran dengan apa yang dibicarakan oleh kedua orang dewas itu.

Elena dan Matthew saling tatap dan tertawa keras. Matthew lantas mencium pipi Ken dengan gemas, "Anakmu juga penasaran," ucapnya diiringi tawa.

"Dia pasti pria yang menghabiskan malam bersamamu hingga hamil Ken, kan?" tanya Matthew tepat sasaran.

Elena tidak menjawab, dia melangkah menjauh dari Matthew. "Hei, jangan pergi! Aku akan mencaritahu sendiri jika kamu tidak ingin memberitahuku!"

"Tidak usah malu, kalian sudah sama-sama dewasa. Kamu pasti sering bersamanya akhir-akhir ini, kan? Jangan mencoba menyangkalnya."

Keduanya duduk di ruang tamu, Elena menceritakan semua kejadian semalam. Hal itu membuat Matthew naik pitam seketika.

"Sialan! Adikmu benar-benar menyebalkan! Setelah merebut Alex darimu, sekarang dia juga ingin merebut Andreas?! Murahan! Jalang sialan!"

Untung saja Ken sibuk dengan mainannya, jadi dia tidak begitu terkontaminasi dengan ucapan pria itu.

Elena melipat kedua tangannya di atas dada, "Dia memang selalu begitu, aku sudah terbiasa. Aku tidak akan terkejut jika dia datang minta maaf padaku."

Tiba-tiba saja Matthew berlari menjauh, hal itu membuat Elena bingung. Tapi tak lama kemudian dia kembali dengan membawa seperangkat alat make upnya.

"Cepat ganti bajumu, aku akan mendandanimu dengan cantik. Setelah itu pergilah ke Royal Palace bersama Ken untuk menemui Andreas, katakan padanya bahwa dia dilarang berhubungan dengan jalang sialan itu lagi!" ucap Matthew dengan menggebu-gebu.

Elena melotot kaget, "Orang gila! Aku tidak menyalahkan siapapun atas apa yang terjadi malam itu, kau pikir aku begitu murahan hingga menggunakan trik bodoh ini?!"

Matthew menunjuk wajah Elena. "Kau yang gila! Selama kamu memberitahu jika Ken adalah anaknya, kamu akan langsung menjadi Nyonya besar. Dia akan membantumu menjalankan balas dendam yang selalu kau tunda-tunda itu!"

"Pada saat itu, Sophia dan Alex akan langsung bertekuk lutut padamu!"

Elena tersenyum dan menggelangkan kepalanya, "Jika aku harus bergantung pada orang lain untuk membalaskan dendam Kakek, lalu apa bedanya aku dengan menjual diri?" ucapnya.

"Apa yang ingin kau lakukan?! Apakah kamu tidak ingin memberikan kesempatan pada Andreas? Meskipun mungkin kamu tidak menyukainya, tapi Sophia menyukainya!"

"Kata siapa aku melepaskan kesempatan ini?" tanya Elena dengan senyum licik.

Matthew melongo mendengar ucapan Elena, "Maksudmu?"

"Andreas hanya tersenyum biasa padanya, Sophia tidak akan pernah mendapatkan kesempatan untuk bersama dengannya."

"Menurutmu jika aku mengatakan yang sebenarnya pada Andreas, dia akan langsung merasakan perasaanku juga?" jelas Elena.

"Apa kamu ingin mencegah Andreas mengetahui identitas Ken, tetapi masih ingin mengejarnya?" tebak Matthew dengan alis terangkat.

Elena tertawa, "Siapa bilang aku akan mengejarnya, akulah yang akan membuatnya mengejarku."

"Aku tidak bisa mencegah jika dia ingin berpaling dariku, apalagi dia hanya melihatku beberapa kali. Aku hanya ingin tau seberapa besar perasaan yang dia miliki untukku."

"Daripada menggunakan anakku sebagai alat agar dia merasa kasihan, lebih baik membiarkan dia menunjukkan seberapa besar kemampuan yang dia punya. Biarkan Sophia melihatnya dengan jelas, bahwa pria yang tidak bisa dia kejar secara terbalik akan mengejarku," ucap wanita itu.

Lagi dan lagi Matthew di buat terpana dengan pemikiran Elena. "Gila! Butuh IQ tinggi untuk jatuh cinta dengan wanita pintar seperti Elena. Aku sangat menunggu pria beruntung mana yang akan mendapatkannya!" batin pria itu.

"Elena, jangan lupa jika dia bukan hanya pemilik hiburan malam, dia juga seorang gangster. Jika dia benar-benar jatuh cinta padamu dan tau jika kamu hanya memanfaatkannya, itu tidak lucu. Berhati-hatilah agar tidak membahayakan diri sendiri," ucap Matthew memperingati temannya.

Elena mengangguk, "Bagiku ini seperti sebuah taruhan, jika aku menang aku tidak akan jatuh cinta pada Andreas. Identitas Ken tetap aman, dan Sophia telah mendapatkan balasannya. Jika aku kalah..."

Wanita itu menjeda ucapannya, "Jika aku kalah, aku tidak bisa mengontrol kepada siapa aku jatuh cinta. Aku berani bertaruh."

...****************...

Royal Palace

Tok! Tok! Tok!

"Masuk!" ucap Andreas yang tengah memeriksa laporan di ruangannya.

Johnny--asistennya masuk setelah mendapatkan ijin, "Tuan Andreas, hasil yang Anda minta sebelumnya sudah keluar," ucapnya sembari menyerahkan dokumen kepada atasannya.

"Apa hasilnya? Apa latar belakang Elena?" tanyanya, dia tidak berniat mengambil dokumen tersebut.

"Maaf Tuan, kami sudah mencoba yang terbaik, tetapi kami benar-benar tidak menemukan apapun," jawab Johnny dengan perasaan takut.

Andreas mendengus, "Apa yang tidak bisa ditemukan? Dia hanya seorang penjual makanan untuk menghidupi dirinya. Dia tidak memiliki latar belakang yang besar, bagaimana bisa sulit untuk ditemukan?"

"Kami juga merasa aneh, kami sudah mencoba bertanya kepada beberapa orang, tetapi tidak ada petunjuk sekalipun," jelas Johnny.

"Bagaimana dengan kasusnya hingga di penjara? Kamu pasti bisa mencaritahunya, kan?"

Johnny menggeleng, "Saya tidak dapat menemukannya, File kasusnya sudah dihancurkan. Beberapa pejabat di kantor polisi telah dipromosikan, dan mereka semua berada di luar kota sekarang, mereka tidak bisa dimintai keterangan apapun untuk sementara waktu."

"Dari semua penjelasanmu, sudah pasti aja yang sengaja melenyapkan kasus Elena," tebak Andreas.

"Untuk bisa membayar begitu banyak orang, seseorang dibalik semua ini pasti memiliki latar belakang yang sangat kuat. Siapa sebenarnya Elena hingga membuat pertarungan dengan pihak lain."

"Lalu bagaimana dengan pria yang tinggal bersamanya?"

Johnny kembali menyerahkan dokumen yang dia bawa, dan Andreas menerimanya. "Menurut dari alamat yang Anda berikan, penyewa apartemen itu adalah Matthew Anderson, dan dia adalah anak angkat dari keluarga Anderson, tidak ada yang mencurigakan darinya," jelasnya.

"Tentang Elena, benar-benar tidak ada petunjuk apapun. Ada 5 orang yang memiliki nama sama di kota X, satu-satunya yang memenuhi usianya adalah wanita bernama Selena. Tetapi dia meninggal 4 tahun yang lalu," lanjutnya.

Andreas mengerutkan alisnya, "Empat tahun yang lalu?"

Johnny mengangguk, "Benar, wanita ini dikabarkan hilang 4 tahun yang lalu. Pihak keluarga sudah berusaha mencarinya, namun akhirnya mendapatkan kabar tentang kematiannya. Pendaftaran pencarian orang hilang baru dibatalkan 2 tahun lalu, dan orang yang melakukannya adalah ayah dari Nona Sophia, Adipati Atmadewa."

Penjelasan asistennya semakin memperkuat dugaan Andreas. Elena dan Sophia, wajah mereka memang terlihat mirip, sepertinya bukan hanya kebetulan belaka, batin pria itu.

Bersambung

Terima kasih sudah membaca 🤗

1
neur
lanjuuuut KK 👍😎
Cha Sumuk
kirain setelah klr dr penjara lebih badas dn jd wanita tangguh eh ga taunya lemah lembek mf ga lnjut bc lh bikin greget aja
Sindy Puspita: Sebelumnya terima kasih sudah mampir🤗 kalau ada waktu lagi, bisa baca bab 10 ke atas ya kak, nnti bisa lihat balas dendam Elena di mulai
total 1 replies
Sindy Puspita
Yang mau ikutan ngelabrak si Sophia besok kumpul di pertigaan rumahnya Elena ya🤭
tutiana
cepetan Ndree,,, awas hilang jejak lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!