apa jadinya apabila seorang gadis bar-bar dan juga cegil tiba-tiba dijodohkan dengan seorang CEO yang terkenal dingin dan juga anti wanita ?
keseruan apakah yang akan terjadi jika keduanya disatukan ?, biar tidak penasaran yuk ikuti saja kisah mereka 🙂.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13. jangan sotoy
Nadhira masuk kedalam kamar dan melihat Gibran sedang sibuk berkutat dengan laptop nya di sofa.
" mau aku buatkan kopi ?"tanya Nadhira sambil menghampiri Gibran.
" enggak usah "ucap Gibran dengan singkat tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.
Nadhira mengangguk mengerti sambil duduk di samping Gibran.
( hening ) keduanya terdiam dengan kegiatan masing-masing, Gibran sibuk dengan laptop nya sementara Nadhira sibuk dengan pikirannya.
" ting "Nadhira mengalihkan pandangannya kearah ponselnya yang berbunyi.
" bagaimana Nad ?"pesan dari Jihan yang kepo nya tingkat dewa.
" kau itu cantik, masak tidak bisa bikin Gibran tergoda sih ?"tambah Jihan lagi yang membuat Nadhira berdecak kesal.
" oke,ini terakhir kalinya aku menggoda dia "ucap Nadhira sambil menyimpan ponselnya.
" kalau masih tidak tergoda juga, berarti fix dia benaran tidak normal "ucap Nadhira lagi sambil menarik nafas panjang lalu menoleh kearah Gibran yang masih sibuk dengan laptop nya.
" apa masih lama selesainya ?"tanya Nadhira tapi tidak mendapatkan sahutan dari Gibran.
merasa kesal dicuekin Nadhira langsung mengambil laptop Gibran dan menaruhnya di atas meja, setelah itu ia bergantian naik keatas pangkuan Gibran.
" berhenti bercanda aku sedang banyak pekerjaan "ucap Gibran sambil mendorong istrinya untuk turun.
" kau sudah bekerja seharian, terus kalo malamnya masih bekerja kapan punya waktu untuk aku ?"tanya Nadhira sambil memeluk erat leher Gibran.
" cepat turun !"ucap Gibran sambil menarik tangan istrinya.
" enggak mau "ucap Nadhira sambil kembali memeluk Gibran.
" hah !"Gibran hanya bisa menghela nafas panjang sambil membuang pandangannya kearah lain menghadapi tingkah manja istrinya.
Nadhira menarik wajah Gibran supaya menatap kearahnya. Gibran segera menutup mulut istrinya yang hendak menciumnya.
" mau cium doang masak tidak boleh sih ?"gerutu Nadhira sambil menarik tangan Gibran dari mulutnya.
" apa sikap mu selalu seagresif ini ke semua pria ?"tanya Gibran sambil menatap kearah istrinya.
" kau pikir aku wanita murahan ? Aku begini hanya denganmu "ucap Nadhira yang merasa tersinggung dengan ucapan Gibran,mendengar itu Gibran hanya terdiam sambil menatap kearah lain.
" aku berusaha membuatmu senang, tapi sikapmu malah begitu "gerutu Nadhira yang merasa kesal.
" apa kau samasekali tidak menyukai aku ?"tanya Nadhira lagi sambil menatap kearah Gibran yang sedang membuang pandangannya kearah lain.
" atau kau ini benaran gay ?"tanya Nadhira lagi yang membuat Gibran menoleh kearahnya.
" jadi benar ?"tanya Nadhira lagi, belum juga Gibran menjawab Nadhira kembali memotongnya.
" astaga aku tidak percaya ini !"ucap Nadhira dengan terkejut sambil beranjak bangun dari pangkuan Gibran.
" kau.."ucap Nadhira sambil menatap kearah Gibran dari bawah sampai atas.
" aku..."Gibran hendak menjelaskan, tapi Nadhira samasekali tidak memberi kesempatan untuknya bicara.
" sudah, lebih baik kita cerai saja "ucap Nadhira setelah berpikir sejenak.
" karena aku tidak mau punya suami gay, membayangkannya saja aku sudah geli "ucap Nadhira sambil berjalan menuju ranjang.
Gibran yang tidak terima dikatain gay langsung beranjak bangun dan menyusul istrinya.
" hei apa yang kau lakukan ?"tanya Nadhira dengan panik tiba-tiba Gibran menggendongnya.
" membuktikan perkataan mu "ucap Gibran sambil melempar kasar Nadhira keatas kasur.
" apa ?"ucap Nadhira dengan panik
Gibran melepaskan bajunya lalu ikut naik keatas kasur sambil menarik selimut untuk menutupi keduanya.
" eum..."terlihat Nadhira memberontak dibawah selimut.
...**...
Gibran terbangun dari tidurnya karena ada yang memukul wajahnya.
" apa yang kau lakukan ?"tanya Gibran melihat Nadhira memukuli nya dengan bantal.
" dasar menyebalkan,kau harus tanggung jawab "ucap Nadhira sambil kembali memukul Gibran.
" tanggung jawab apaan sih ?"tanya Gibran dengan kesal sambil menarik bantal dari tangan istrinya lalu membuangnya ke lantai.
" setelah yang terjadi semalam kau masih nanya apaan ?"gerutu Nadhira yang merasa kesal.
" kau sendiri yang minta di unboxing "ucap Gibran yang tidak mau disalahkan.
" kenapa jadi aku ?"tanya Nadhira sambil menatap tajam kearah Gibran.
" sekarang aku tanya, yang mancing-mancing dan nantang aku duluan siapa ?"tanya Gibran dengan ketus
" ya aku begitu karena aku pikir kamu itu benaran gay "ucap Nadhira dengan gugup sambil menatap kearah lain.
" makanya jangan sotoy "Ucap Gibran dengan ketus sambil kembali menarik selimut dan tidur sambil membelakangi istrinya.
" cih !"mendengar itu Nadhira hanya bisa berdecak kesal, karena ini juga kesalahannya sendiri terlalu percaya dengan perkataan Jihan.
Nadhira turun dari ranjang dan berjalan dengan tertatih-tatih menuju kamar mandi sambil menahan rasa perih diarea intinya.
Gibran yang melihat itu jadi merasa sedikit bersalah, karena kesal ia melakukannya dengan sedikit kasar tadi malam.
( 30 menit kemudian )
Nadhira keluar dari kamar mandi dengan wajah lebih fresh,ia duduk di meja rias sambil mengeringkan rambutnya dengan hair dryer.
ia melirik sekilas kearah Gibran turun dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi.
" dasar beruang kutub "gerutu Nadhira yang masih merasa kesal dengan Gibran.
Setelah berganti baju mereka pun turun kebawah untuk sarapan.
" hah "Gibran berhenti sambil menghela nafas panjang melihat istrinya menuruni tangga dengan pelan-pelan.
Gibran yang tidak sabaran pun berinisiatif untuk menggendong istrinya.
" apa yang kau lakukan ?"tanya Nadhira sambil menatap kearah Gibran.
" menunggumu turun lama "ucap Gibran
" aku begini juga karena ulah mu "gerutu Nadhira sambil berpegangan pada bahu Gibran.
sementara Sandra yang melihat Gibran menggendong Nadhira pun menjadi kesal,Gibran menurunkan Nadhira di kursi setelah itu ikut duduk di samping istrinya.
" kenapa digendong,apa kau tidak bisa jalan sendiri ?"tanya Sandra sambil menatap kearah Nadhira.
" bisa, cuma lagi pengen digendong aja "ucap Nadhira sambil tersenyum yang membuat Sandra semakin kesal saja.
" dasar manja "ejek Sandra sambil menikmati sarapannya.
" Sandra hari ini mulai bekerja di kantor,kalo ada yang tidak dia pahami tolong di bantu ya "ucap buk Laras sambil menatap kearah Gibran.
" banyak orang dikantor yang akan membantunya "ucap Gibran dengan datar sambil melanjutkan makannya.
" iya "ucap buk Laras sambil tersenyum kikuk.
setelah itu mereka menikmati sarapannya dengan hening tanpa ada yang berbicara lagi.
" kamu mau bareng dengan om ke kantornya ?"tanya pak Haris sambil beranjak bangun dari tempat duduknya.
" sebentar Sandra ambil tas dulu "ucap Sandra sambil pergi ke kamarnya.
" Gibran duluan pa "ucap Gibran sambil berjalan keluar, Nadhira ikut mengantar Gibran hingga kedepan.
" iya "ucap pak Haris.
" ayok om "ucap Sandra yang sudah siap dengan tasnya,pak Haris mengangguk sambil berjalan keluar.
" aku pergi dulu "pamit Gibran sambil berjalan menuju mobilnya.
" tunggu "ucap Nadhira sambil berjalan menghampiri Gibran.
" kenapa ?"tanya Gibran sambil menatap kearah istrinya.
Nadhira mengambil tangan Gibran lalu menciumnya,Gibran pun terdiam sambil menatap kearah istrinya yang tiba-tiba patuh.
" hati-hati dijalan "ucap Nadhira sambil menatap kearah Gibran.
" iya "ucap Gibran sambil masuk kedalam mobilnya.
" dasar menyebalkan "gerutu Sandra yang merasa kesal.
" Sandra ayok "panggil pak Haris yang melihat Sandra malah berdiri di depan pintu bukannya masuk kedalam mobil.
" iya Om "ucap Sandra sambil masuk kedalam mobil.
sementara Nadhira menoleh sekilas kearah Sandra sambil kembali masuk kedalam.