NovelToon NovelToon
Kau Ambil Anakku, Ku Rebut Suamimu

Kau Ambil Anakku, Ku Rebut Suamimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Hamil di luar nikah / Selingkuh / Pengantin Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Siti Fatimah

Memiliki mimpi hidup membina rumah tangga dengan kasih sayang yang tulus nyatanya mimpi itu hanya tingal kenangan. Dijual sahabat terbaiknya sendiri menjadikan awal derita baru bagi kehidupan Wanita bernama Tyara Alkyara Putri, dibenci, dimusuhi. Bahkan dijauhkan dari orang-orang yang dulu menyayanginya. Bahkan status orang tua yang juga tidak memperdulikan akan nasib dan deritanya. Akankah Wanita berumur 20 tahun memiliki sebutan Ara akan mampu bertahan dengan membawa status dirinya yang sudah tidak perawan?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Fatimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13 { Tyara Dinyatakan Tewas }

Baru beberapa detik rasa lega telah dirasakan Arvan, fokusnya kini tertuju pada beberapa orang. Bahkan satpam dan juga orang-orang lain yang berjalan tergesa-gesa mendorong setiap pasien, entah apa maksudnya, lalu salah satu Suster pun bertanya.

"Ini ada masalah apa? Kenapa para pasien pada dipindahkan?"

"Seseorang telah memberikan kabar adanya peledak aktif yang dinyatakan aktif di wilayah Rumah sakit ini."

"Peledak aktif? Tapi mana mungkin? Siapa pula yang telah menanamnya?"ujar Arvan.

"Itu yang jadi pertanyaan, tapi kali ini bukan itu yang kami permasalahkan! Tapi keselamatan utama untuk menyelamatkan para pasien adalah jalan yang harus kita pikirkan."

"Dok, putriku sudah bisa dibawa pulang kan?"

"Iya bisa Pak."

Entah apa yang Arvan pikirkan, pikirannya malah berbalik mencemaskan keadaan Tyara.

"Dok, saya minta bantuan tolong evaluasi Pasien atas nama Tyara, saya minta pokoknya ia harus segera dievakuasi dengan cepat untuk lanjutan pengobatan, saya bersedia mengeluarkan berapapun biayanya."

"Saya mengerti anda cemas! Tapi wilayah sana pasien bisa dikatakan banyak, lagi pula kabar adanya peledak Belum nyata benar!"

"Baiklah kalau anda keberatan saya akan utus anak buahku, terima kasih."

Arvan lalu memasukkan ruangan rawat sang Putri, digendong dan dibawa pergi lagi-lagi pikirannya masih terbayang-bayang kondisi Tyara.

"Pak, saya titip Putriku sebentar ada sesuatu yang harus saya urus!"

"Baik tuan,"ujar sang Asisten.

Jika diantara mereka ada yang cemas dan buru-buru evakuasi keluarga yang sakit, ada pula keluarga. Bahkan pasien menghiraukan akan kebenaran adanya peledak tersebut.

Arvan tak ingin hanya berdiam diri ia lalu menghampiri salah seseorang yang sedari tadi sibuk pada suatu alat yang sedang dibawanya.

"Bolehkah saya bertanya?"

Arvan bertanya, seseorang itu lalu berbalik menatap Arvan dengan serius.

"Saya dengar anda yang telah menyebarkan informasi tentang adanya peledak aktif di sini? Apakah itu benar?"lanjut Arvan menanyakan.

"Entahlah! Alat pelacak yang bisa mendeteksi adanya peledak yang aku punya, tiba-tiba menunjukkan tanda merah, yang artinya disini ada peledak aktif yang dirasa sangat bahaya jika sampai terjadi peledakan?"

Seseorang itu menyuarakan. Arnold- seseorang yang menjadi dalang atas kekacauan ini, terlihat dari raut wajah Arvan seperti tak mempercayai akan penjelasan yang dilontarkannya.

"Dirumah sakit ini? Kamu tidak salah? Apa alat itu sungguh-sungguh masih berfungsi ataukah ada error?"tampik Arvan lagi.

"Itulah yang aku herankan, tapi alat ini tidak pernah salah! Setiap kali menerima kode merah memang asli adanya peledak aktif. Namun, sadar kita dirumah sakit apa itu mustahil?"sambung Arnold, ia lalu mengacak-acak rambutnya menandakan ia sedang frustasi.

"Kita tidak ada banyak waktu! Cepat kita beritahu yang lain adanya peledak itu, ini terbilang tidak masuk akal, tapi apa salah jika kita menyiapkan payung sebelum hujan? Menghindari akan adanya masalah besar yang tidak diinginkan?"saran Arnold menyuarakan pendapatnya.

"Tapi, mana mungkin kita akan memindahkan banyaknya pasien disini dalam waktu singkat? Belum lagi ada pula keluarga bahkan pasien yang seperti tak peduli akan kebenaran berita ini sepertinya ini akan sulit?"seru temannya.

"Percuma kita menyuruh seseorang yang bebal otak karena kenyataannya orang itu masih akan tetap kekeh dengan pendiriannya. Semakin diam kesempatan kita semakin tipis! Aku akan lihat berapa meter peledak itu dari arah kami, sekarang harus kita sendiri yang turun tangan! Segera kerahkan tenaga orang-orang untuk untuk membantu mengevakuasi."

"Dari orang-orang yang aku dengar sudah banyak pasien yang dipindahkan ke lokasi lebih aman dan beberapa pasien yang berada di wilayah timur sudah aku suruh memindahkan, kita perlu bertindak kearah barat sadar sinyal ini kembali terlihat!"lanjut Arnold.

Berjalan secara tergesa-gesa, banyak orang yang pada saling mendorong Brangkar dimana pasien yang masih belumlah pulih.

Arnold mengamati setiap pergerakan dari titik merah dan ditemani Arvan, pandangannya dikejutkan adanya titik merah yang terdiam tanpa berjalan.

"Ini?"

Arnold terheran, pandangannya mengarah kearah salah satu ruangan sekiranya 10 meter dari langkah kaki dimana ia terhenti.

Melihat kebelakang orang-orang sudah pada berhamburan keluar menyelematkan diri, ia menarik tangan Arvan agar keduanya menjauh. Arvan seketika terkejut tak paham apa maksud Arnold yang terus menariknya.

"Apa yang kamu lakukan?"tegas Arvan.

"Peledak itu terletak dari jarak 10 meter dari sekarang! Kita tidak punya waktu kita harus mengungsikan yang lain! Kita harus pergi!"

"Sepuluh meter dari sini? Maksudnya perkiraan ada diruangan 10 dimana Tyara dirawat?"seru Arvan menimpali pembicaraan Arnold.

Tatapan Arvan dan Arnold seketika melotot tajam, mengarah kearah depan, kakinya seketika melemah, Arvan sekejap berniat berlari kearah depan, masih dipertengahan jalan tangan Arnold menarik keras tangan Arvan dan menggagalkan usaha Arvan yang mengambil jalan yang salah.

"Kita harus pergi! Jangan bodoh!"umpat Arnold terus saja menghalangi.

"Tidak! Seseorang masih ada disana ...aku harus menolongnya."

"Jangan gila! Ayo kita pergi!"

Ditariknya dengan keras tubuh Arvan, langkah mereka kini kian jauh dari arah 10 meter.

Dyaarrr

ledakan dahsyat seketika terjadi, keduanya seketika terpental dari jarak awal dimana mereka masih berhenti hingga tubuhnya terpental jauh hingga beberapa meter.

Tyara ....

Teriakan Arvan kembali terdengar hebat. Satu, bahkan 2 ruangan yang berkisar nomor 10 telah hancur terpoyak-poranda tak tersisa, tak hanya ruangan itu, terdapat pula ruangan 9, 8 7 dan kedua ruangan tak jauh berbeda berubah tak berbentuk.

Arvan memberontak ingin mendekat, banyaknya orang yang menghalangi tak membiarkan lelaki itu melawan maut yang sudah ada didepan mata, ditariknya hingga tubuh Arvan semakin menjauh dari lokasi kejadian.

Ekpresi Arvan tak bisa dijelaskan. Tatapan kosong yang jelas masih terlihat tak mempercayai atas tragedi apa yang barusan terjadi.

Aneh, tapi nyata ia tak memiliki hubungan apapun dengan Tyara, tapi kenapa sesakit ini ia menerima fakta jika sesunguhnya Tyara memang dinyatakan meninggal. Bahkan sesunguhnya ia masih menyimpan harapan jika seumpama Tyara sudah dievakuasi sebelum ledakan itu terjadi.

Sekalian ijin promo karya temanku, ceritanya tak kalah seru, berikut blurnya 👇

BURLB ANAKKU KORBAN OBSESI PELAKOR

Bimasena Triyana atau yang lebih terkenal dengan sebutan pak Sena terjebak dalam suatu masalah yang sangat rumit. Dia ketangkap basah oleh Satya putranya yang baru berusia 7 tahun dan istrinya di sebuah parkiran mall sedang melakukan hal yang tidak pantas untuk dilihat sang putra.

Sena terlihat sedang berciuman dengan Reshma Tearra Caraka atau Thea. Padahal kejadian sesungguhnya bukan seperti itu. Tapi pandangan orang lain adalah dia sedang mencium Thea atau lebih tepatnya dia dan Thea sedang berciuman.

Febriana Rosalee Priyatama atau Ebbry yang berusia 35 tahun seorang dokter kandungan tentu saja tak mau menerima apa pun penjelasan yang Sena berikan. Ebbry langsung minta pertemuan dua keluarga dan memberitahu bahwa pernikahan mereka sedang tidak baik-baik saja, agar orang tua Sena mau pun orang tuanya tidak mengganggu urusan pengajuan gugat cerai yang dia lakukan. 

Dua orang tua tidak bisa berkata apa pun karena fakta yang diberikan Ebbry sangat jelas terlihat bagaimana Sena sering jalan berdua dengan perempuan yang dikabarkan selingkuhan Sena tersebut. 

Tak terima dengan perlakuan Thea, Satya pun ngamuk di kantor Thea. Thea tidak terima dan mengatakan bahwa Satya itu mengada-ada. 

Thea sangat terobsesi pada Sena karena lelaki itu lelaki yang kuat di ranjang, juga lelaki yang punya masa depan cerah. Dia sangat terobsesi untuk menjadi istri Sena satu-satunya. 

Obsesi Thea berkelanjutan dengan cara menculik Satya untuk menjadi umpan agar Ebbry memberi izin pernikahan dia dan Sena. Tentu saja Sena mau pun Ebbry tidak mau anak mereka dijadikan korban. 

Penculikan digagalkan oleh Sashi dan Dewa. 

Sejak itu Thea ditangkap polisi sehingga Thea menjadi gila lalu bunuh diri di RSJ.

Bersambung.

1
new user
D tunggu next up
Siti Fatimah: Terima kasih banyak atas dukungannya ya Kak 🥰
total 1 replies
kalea rizuky
bales dendam apa wong tyara boodoh
kalea rizuky
lala buang aja di panti nanti bakal jd penghalang kebahagiaan anak kandung mu lo ar
Siti Fatimah: Sabar dulu ya kak 😊
total 1 replies
kalea rizuky
cantika anak kandungnya bukan
Siti Fatimah: Iya, anak kandung Tyara Kak 😊
total 1 replies
kalea rizuky
indosiar
echa purin
/Good/
Siti Fatimah: Terima kasih Atas dukungannya Kak 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!