Sinopsis Singkat "Cinta yang Terlambat"
Maya, seorang wanita karier dari masa depan, terbangun di tubuh Riani, seorang wanita yang dijodohkan dengan Dimas, pria dingin dari tahun 1970-an. Dengan pengetahuan modern yang dimilikinya, Maya berusaha mengubah hidupnya dan memperbaiki pernikahan yang penuh tekanan ini. Sementara itu, Dimas yang awalnya menolak perubahan, perlahan mulai tertarik pada keberanian dan kecerdasan Maya. Namun, mereka harus menghadapi konflik keluarga dan perbedaan budaya yang menguji hubungan mereka. Dalam perjalanan ini, Maya harus memilih antara kembali ke dunianya atau membangun masa depan bersama Dimas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon carat18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 – Ujian Kepercayaan
selamat membaca guys ❤️ ❤️ 🐸 ❤️ ❤️❤️❤️❤️
*****
Pagi itu, Riani bangun lebih awal dari biasa nya. Hari ini adalah hari penting karena ia akan mengirimkan lebih banyak roti ke warung Pak Sarman. Dengan kukusan besar yang di buat Dimas, produksi nya bisa meningkat drastis, tetapi itu juga berarti lebih banyak kerja keras.
Saat ia keluar dari kamar, aroma kopi sudah tercium dari dapur. Dimas duduk di meja makan dengan secangkir kopi di tangan nya, tampak menikmati pagi dengan tenang.
“Kamu sudah bangun pagi sekali,” kata Dimas tanpa menoleh.
Riani tersenyum, berjalan ke dapur, dan mulai menyiapkan adonan. “Aku harus bekerja lebih cepat. Sekarang aku bisa buat lebih banyak roti, tapi itu juga berarti lebih banyak yang harus dikukus.”
Dimas memperhatikan istri nya yang sibuk dengan tangan nya yang lincah. “Kalau butuh bantuan, bilang saja.”
Riani melirik nya dengan alis terangkat. “Kamu mau bantu? Sejak kapan?”
Dimas terkekeh kecil. “Aku bisa bantu angkat-angkat atau antar roti ke warung. Tapi kalau soal bikin adonan, aku angkat tangan.”
Riani tertawa pelan. Ia tahu Dimas bukan tipe pria yang suka ikut campur urusan dapur, tapi setidaknya ia menunjuk kan kepedulian nya. Itu sudah cukup bagi Riani.
Setelah adonan selesai di buat, Riani mulai mengukus roti nya dalam kukusan besar. Rumah nya di penuhi dengan aroma pandan dan gula merah yang menggoda selera. Saat ia tengah sibuk mengangkat roti dari kukusan, terdengar suara pintu depan di ketuk.
Riani buru-buru membersih kan tangan nya dan membuka pintu. Di depan berdiri seorang wanita muda dengan wajah manis dan senyum lebar.
“Halo, Mbak Riani! Aku Sinta, tetangga baru di seberang jalan,” kata nya ramah.
Riani mengangguk sambil tersenyum. “Oh, Sinta! Aku dengar dari Bu Lastri kalau ada keluarga baru yang pindah ke sana. Silakan masuk.”
Sinta melangkah masuk dan langsung mencium aroma roti yang baru matang. “Wah, bau nya enak sekali! Mbak Riani jualan roti, ya?”
“Iya, aku baru mulai usaha kecil-kecilan,” jawab Riani sambil menuangkan teh untuk tamu nya.
Sinta tampak tertarik. “Aku juga suka bikin kue, tapi belum pernah coba jualan. Mungkin nanti aku bisa belajar dari Mbak Riani.”
Obrolan mereka berlangsung akrab, hingga tiba-tiba suara langkah kaki Dimas terdengar dari luar. Saat ia masuk dan melihat Sinta, ekspresi nya sedikit berubah.
“Sinta?”
Sinta tersenyum lebar. “Dimas! Aku nggak nyangka ketemu kamu di sini!”
Riani menatap mereka bergantian, merasakan ada sesuatu dalam cara mereka saling memandang. “Kalian saling kenal?”
Sinta mengangguk. “Iya, aku dan Dimas teman lama. Kami dulu satu sekolah.”
Dimas hanya mengangguk kecil, tapi ada sesuatu di wajah nya yang sulit di baca. Riani tidak bisa mengabaikan perasaan aneh yang muncul di hati nya.
Setelah Sinta pulang, Riani mencoba mengabaikan pikiran nya yang berputar-putar. Tapi saat malam tiba dan ia berbaring di tempat tidur, rasa penasaran semakin mengusik nya.
Ia menoleh ke arah Dimas yang sedang membaca buku. “Dimas… kamu dan Sinta dulu hanya teman biasa?”
Dimas menutup buku nya dan menatap Riani. “Kenapa tanya begitu?”
Riani menggigit bibir nya, ragu sejenak sebelum akhir nya berkata, “Aku hanya merasa… ada sesuatu di antara kalian tadi.”
Dimas menghela napas. “Kami dulu dekat, tapi itu sudah lama. Dia cuma teman lama, Riani.”
Jawaban itu seharus nya cukup, tapi entah kenapa, hati Riani tetap gelisah. Apakah benar hanya teman lama? Atau ada sesuatu yang belum di ceritakan Dimas?
*****
Terima kasih sudah membaca guys ❤️🐸❤️❤️❤️ semoga kalian suka ya ❤️❤️❤️