Frans tak pernah menunjukkan perasaannya pada Anna, hingga di detik terakhir hidup Anna. Wanita itu baru tahu, kalau orang yang selama ini melindunginya adalah Frans, kakak iparnya, yang bahkan melompat ke dalam api untuk menyelamatkannya.
Anna menitihkan air mata darah, penyesalan yang begitu besar. Ferdi, pria yang dia cintai ternyata hanya memanfaatkannya untuk mendapatkan perusahaan ayahnya dan kekayaan keluarga Anna.
Kedua tak selamat, dari kobaran api kebakaran yang di rancang oleh Ferdi dan Gina, selingkuhannya yang juga sahabat Anna.
Namun, Anna mendapatkan kesempatan kedua. Dia hidup kembali, terbangun tiga tahun sebelum pernikahannya dengan Ferdi. Tepat di hari ulang tahunnya yang ke 20.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30. Gina Mulai Merasa Anna Berubah
"Anna..."
Frans memberikan sedikit dorongan pada Anna, ketika wanita itu memberikan tanda cinta di leher Frans.
Bukan dorongan terkejut, sampai akan membuat Anna terkejut, atau menyakiti Anna. Dorongan lembut, yang cenderung dia lakukan hanya untuk menghentikan apa yang dilakukan oleh Anna.
"Kenapa kamu....?"
"Ini!" tunjuk Anna di tanda merah yang ada di leher Frans, "adalah tanda cintaku, kamu adalah milikku!" ucap Anna dengan penuh keyakinan.
Tatapan matanya menunjukkan kalau apa yang baru dia katakan itu adalah kesungguhan dari dalam hatinya.
Frans seorang pria, dia seorang pria normal. Yang kalau di pancing seperti itu oleh wanita yang dia cintai, maka reaksinya juga pasti sama pada pria normal pada umumnya. Suhu tubuhnya memanas. Dia mulai merasakan hasrat yang mendominasi dari dalam tubuhnya.
"Anna, apa kamu akan marah jika aku lakukan hal yang sama?" tanya Frans.
Deg
Anna baru akan membuka mulutnya, ketika Frans sudah mencium Anna dengan begitu berhasrat. Lembut, namun sangat kuat. Layaknya seorang kekasih yang tak ingin melepaskan manisnya cinta satu sama lain.
Hingga saat bibir Frans menyentuh leher Anna, dan Frans membuka mulutnya. Tiba-tiba mata Frans terbuka, pria itu segera menarik dirinya dan memberi jarak antara dirinya dan Anna.
Anna dengan nafas yang masih memburu, tampak membuka matanya ketika tangan Frans dilepaskan dari belakang kepalanya.
"Maafkan aku, aku tidak akan melakukannya" kata Frans yang segera menyentuh lembut wajah Anna.
Anna tersenyum, dia memang tidak salah memberikan hatinya pada Frans. Pria itu, pasti memikirkan dirinya.
"Jika ada yang melihatnya, akan ada alasan menyalahkanmu"
Grepp
Anna memeluk Frans. Dia tak bisa berkata-kata. Kenapa dulu dia tidak bisa melihat semua kebaikan Frans ini.
**
"Anna" panggil Gina yang sudah berada di ruang tamu rumah Anna.
"Gina, kamu..."
Gina segera menghampiri Anna dan merangkul lengan Anna.
"Aku sudah menunggumu sejak tadi. Kamu kemana? kenapa tidak bisa dihubungi?" tanya Gina pada Anna.
"Kamu kan tahu, aku banyak ketinggalan materi, aku pergi ke toko buku. Kamu mau belajar bersama?" tanya Anna.
Wajah Gina langsung terlihat enggan.
"Tidak usah Anna, aku sudah banyak belajar. Oh ya Anna, apa kamu ingat masalah gaun itu. Anna, kamu harus bantu aku. Ayahku sangat marah, ayahku bahkan tidak mengijinkan aku pulang ke rumah. Aku hanya bisa minta bantuan padamu Anna. Aku tidak punya teman lain selain kamu, kamu mau bantu aku kan?" tanya Gina pada Anna.
Anna menepis tangan Gina yang merangkulnya perlahan.
"Masalahnya kamu tahu kan Gina, aku tidak punya uang sebanyak itu sekarang! kamu juga kan tahu, ayahku memotong uang harianku" kata Anna.
"Anna, tapi aku tidak tahu harus minta bantuan pada siapa lagi? Apa kamu tega melihatku diusir oleh ayahku, aku tidak punya tempat tinggal?" tanya Gina dengan mata berkaca-kaca.
'Memangnya aku perduli, aku pernah menjadi sahabat terbaik untukmu. Tapi apa yang kamu lakukan padaku? kamu meracuni dan membakar aku. Jangan harap aku membantumu!' batin Anna.
"Maafkan aku Gina, tapi kalau memang kamu di usir, aku punya sebuah apartemen yang tidak aku tinggali. Kamu bisa tinggal disana, bagaimana?" tanya Anna.
'Hehh, orang ini menyebalkan sekali. Siapa yang butuh tempat tinggal? aku butuh uang, bodohh sekali! kenapa akhir-akhir ini sulit sekali minta uang pada Anna. Biasanya sangat mudah, tinggal memelas dan memujinya dia akan memberikan berapapun. Kenapa sekarang sulit sekali?' batin Gina yang mulai merasa Anna berubah.
"Gina, bagaimana?" tanya Anna lagi.
"Anna, aku harus mengganti uang itu... ayahnya akan mengusirku. Pinjam pada kakakmu bagaimana?" tanya Gina.
'Dasar tidak tahu malu, masih juga memaksaku meminjam uang pada kakakku. Kamu pikir aku Anna yang dulu?' gumam Anna dalam hati.
"Bukan tidak ingin membantu, aku tidak punya uang. Kak Anton juga masih kesal masalah aku baikan dengan Ferdi. Dia tidak akan pinjamkan. Gina, aku sangat lelah. Jika kamu memang tidak bisa tinggal lagi di rumah ayahmu. Hubungi saja aku, aku akan berikan kunci apartemen itu padamu. Oke? aku istirahat dulu ya" kata Anna yang segera meninggalkan Gina.
Gina mengepalkan tangannya. Dia sangat kesal. Sekarang sungguh sulit meminta bantuan pada Anna.
**
Ferdi yang di hubungi oleh Gina, tampak kesal.
"Bagaimana bisa? biasanya dia akan memberikan kamu uang sebanyak yang kamu mau kan?" tanya Ferdi.
[Aku juga tidak mengerti! Mas, bantu aku. Jika aku tidak dapatkan uang itu. Maka ayah akan menjual mobilku. Kamu harus bujuk Anna, mas]
"Baiklah, aku akan menemui Anna sekarang. Kamu jangan khawatir. Aku pasti akan dapatkan uang itu untukmu!"
Ferdi keluar dari dalam kamarnya. Dia juga baru saja pulang bekerja. Baru saja mandi dan ganti pakaian.
"Kak, kamu tidak bekerja?" tanya Ferdi yang melihat kakaknya masih ada di rumah, dan sedang merapikan dapur.
Frans menghela nafas panjang. Terus terang saja, dia merasa begitu kecewa terhadap adiknya itu. Padahal, Frans sudah merelakan Anna, dia merelakan Anna berpacaran dengan Ferdi. Frans kita cinta Ferdi tulus pada Anna. Ternyata Ferdi malah mengkhianati Anna, bahkan sampai Gina hamil.
Frans merasa sangat enggan menjawab pertanyaan Ferdi itu. Dia bahkan sering kali membantu hubungan Anna dan Ferdi dulu, melakukan apapun yang di perintahkan Ferdi asal itu demi Anna.
"Kak, kamu tidak dengar aku bilang apa?" tanya Ferdi lagi.
Namun, Frans juga ingat apa yang dikatakan oleh Anna. Ibunya dan ayahnya pasti tidak suka dia ikut campur. Dia akan mengikuti apa yang dikatakan oleh Anna. Pura-pura tidak tahu, sampai Anna sendiri yang membongkar kebusukan Gina dan Ferdi.
"Aku sudah tidak bekerja di pabrik" jawab Frans.
Ferdi terlihat memandang remeh pada Frans.
"Benarkah? sudah dapat pekerjaan baru? atau di pecat? ha ha ha, cepatlah cari pekerjaan baru kalau begitu, kalian tidak ibu pasti akan marah padamu!" ejek Ferdi pada Frans.
Frans hanya kembali menghela nafas saja. Dia juga tidak mengerti, kenapa sepertinya ibunya itu selalu punya alasan marah padanya. Seolah Frans bernafas saja, itu juga salah.
***
Bersambung...