Vanessa Althea Christy Walker atau kerap di sapa Vanessa adalah seorang dokter spesialis bedah termuda berusia 22 tahun,ia terkenal dengan parasnya yang begitu cantik dan sikapnya yang ramah.
namun tidak ada satu pun lelaki yang dekat dengan mampu memenangkan hatinya.entah mengapa Vanessa begitu tertutup tentang perasaannya.
suatu hari ia bertemu dengan seorang pasien kecil yang tersesat di taman.
ia menolong anak itu dan bertemu dengan sang ayah yang di sebutkan oleh anak itu.
parahnya pria yang di sebut ayah oleh anak itu adalah mantan kekasihnya.
langit bagaikan runtuh saat tau pria yang dulu meninggalkannya tanpa kabar kini muncul di depannya dan parahnya ia malah menolong anak pria itu.
tanpa ia ketahui akar permasalahannya bukan dari sudut pandangnya tetapi dari kebenaran di masa lalu yang membuat kesalahpahaman terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R3C2YMYFMYME, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 13
Vanessa berjalan duluan menuju mobilnya namun di tahan oleh Alaric.
"mau kemana?"ucap Alaric.
"mau ngambil cangkul buat nguburin kamu,ya jelas mau ke mobil lah"ucap Vanessa sambil menghempaskan tangan Alaric.
Alaric melirik Rafa Yang ada di gendongannya dan ajaibnya Rafa bisa mengerti arti lirikan sang Daddy.
"mommy, mommy mau kemana??"ucap Rafa.
Vanessa tersenyum Lalu mencubit gemas pipi Rafa
sikapnya benar-benar berbeda saat bersama Rafa ,berbeda dengan bersama Alaric.
"mommy kan mau pulang ke rumah Rafa"ucap Vanessa.
"tapi mobil Daddy di sana,kenapa mommy ke sana?"ucap Rafa.
"eh? tapi mommy membawa mobil sendiri loh, barang-barang mommy itu ada di mobil mommy loh"ucap Vanessa.
"kalau begitu, Rafa dan Daddy ikut mommy saja. biar Paman Richard yang bawa mobil Daddy "ucap Rafa.
"eh,tapi"ucap Vanessa yang ingin protes.
"sebaiknya kita cepat pergi, Rafa baru saja keluar dari rumah sakit kalau terlalu lama di luar ruangan dia bisa saja sakit"ucap Alaric sambil berjalan menuju mobil milik Vanessa.
Vanessa menghela nafas panjang, tampaknya takdir tidak membiarkan dia tenang sedikitpun dari jangkauan pria yang ia benci.
Vanessa akhirnya mengiyakan dan menyusul dua orang yang sudah berjalan menuju mobilnya.
"mommy dimana kuncinya??"ucap Rafa.
"kuncinya ada di mommy, sudah cepat sana masuk"ucap Vanessa.
"emm mommy, berikan saja kuncinya pada Daddy, biar Daddy yang menjadi sopirnya"ucap Rafa.
"tidak perlu, aku masih bisa menyetir"ucap Vanessa sambil menatap penuh permusuhan kepada Alaric.
"memangnya mommy tahu jalan ke rumah Rafa??"ucap Rafa.
"eh benar juga"ucap Vanessa.
Alaric menghela nafas lelah lalu langsung ambil kunci yang ada di genggaman tangan Vanessa.
"kamu terlalu lama berpikir"ucap Alaric sambil memberikan Rafa kepada Vanessa.
Vanessa ingin protes dengan apa yang dilakukan oleh Alaric, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa karena Rafa kini sudah berada di dalam gendongannya.
Alaric menekan tombol remote pada kunci mobil Vanessa dan masuk ke kursi pengemudi.
"mommy ayo kita susul Daddy,kita duduk di depan yah"ucap Rafa kepada Vanessa.
"baiklah sayang"ucap Vanessa yang setengah hati.
"nasib-nasib jadi babu untuk keluarga kecil ini,ahh aku merindukan jenny tersayang ku" batin Richard yang berjalan menuju mobil milik Alaric dengan beberapa barang Yang ia bawa.
Vanessa dan Rafa akhirnya masuk ke dalam mobil di kursi di samping pengemudi.
Vanessa menutup pintu mobilnya.
"udah jalan"ucap Vanessa.
Alaric lalu mulai menjalankan mobil milik Vanessa itu menuju mansion miliknya.
sepanjang perjalanan hanya suara candaan dan cerita dari Vanessa dan Rafa.
sedangkan Alaric iya mendengar dan memilih untuk tetap fokus mengemudi mobil itu.
karena terlalu banyak bercerita dan bercanda akhirnya Rafa tertidur di pangkuan Vanessa.
Vanessa tersenyum sambil mengelus lembut puncak kepala Rafa.
Vanessa mengalirkan tatapannya ke sampingnya di mana Alaric masih tetap fokus mengendarai mobil.
lagi Dan lagi Vanessa terhipnotis dengan ketampanan yang dimiliki oleh mantan yang pernah ia cintai, orang yang mengambil hatinya hingga saat ini.
"tampan" batin Vanessa.
"tidak perlu menatapku seperti itu, aku tahu aku memang tampan"ucap Alaric yang tanpa mengalihkan tatapannya ke depan.
Vanessa berdehem dan tampak telinganya memerah karena malu ketahuan mengakui Alaric, namun mulutnya masih menolak apa yang dialami reaksi tubuhnya.
"kata siapa aku mengagumi kamu?? orang melihat sisi kanan jalan siapa tahu ada toko yang menarik"ucap Vanessa yang mencari alasan.
Alaric tidak membalas apa yang dikatakan oleh Vanessa karena ia tahu wanita itu sedang malu di ujung tanduk.
"aaaaa malu.tapi,Alaric, aku akui kalau Kamu memang tampan. tapi ahh bodoh bodoh bodoh, Vanessa kamu nggak boleh tergoda dengan ketampananya. ingat buaya darat sering menampilkan wajah tampan untuk memangsa" batin Vanessa.
Setelah perjalanan selama 30 menitan akhirnya mereka sampai di sebuah mansion yang bergaya eropa dengan halaman yang luas dan hijau menyejukkan.
Vanessa yang melihat itu hanya bisa melebarkan matanya dan menganga.
"buset gede banget, apa dia sekaya ini??" batin Vanessa.
Alaric memberhentikan mobilnya di depan mansionnya,setelah itu Alaric menatap ke arah Vanessa yang masih terkagum-kagum dan menatap Rafa yang masih tertidur di pangkuannya.
Alaric turun dari mobil, Vanessa yang melihat itu tersadar lalu ingin keluar dari mobil tapi dia kesusahan bergerak takut menganggu.
Alaric membuka pintu di sisi tempat Vanessa dan Rafa duduk.
"biar Rafa aku gendong"ucap Alaric lalu mengambil alih Rafa yang ada di pangkuan Vanessa.
"turunlah"ucap Alaric.
"ah baiklah"ucap Vanessa lalu turun dari mobil.
Tampak mommy Gianna, Daddy Arthur,mami Killa dan papi Jansen menyambut kehadiran mereka.
"wah tampaknya cucu Oma tertidur"ucap mommy Gianna.
"loh Vanessa,nak kamu juga ikut??"ucap mommy Gianna.
"hehe iya Tante,saya mulai di tugaskan untuk menjadi dokter pribadi Rafa mulai hari ini"ucap Vanessa sambil menyalami mereka Dengan sopan.
"itu bagus,selain Rafa dekat sama Vanessa,dokter Vanessa juga bisa menjaga Rafa dalam proses pemulihan dan menanggulangi hal yang tidak di inginkan"ucap papi Jansen.
"benar itu"ucap Mami Killa.
Keduanya nya sudah tau bagaimana kedekatan cucu mereka dengan Vanessa.
"jangan di luar, Alaric bawa Rafa ke kamarnya dulu.dan Vanessa ayo kita masuk dulu jangan di luar"ucap Daddy Arthur.
"untuk barang-barangnya nanti biarkan pelayan yang membawanya masuk"ucap Daddy Arthur yang mengerti gerak-gerik Vanessa yang bingung.
Vanessa dan yang lain masuk namun saat masuk ia melihat keindahan yang hanya di peroleh oleh orang yang memiliki uang yang begitu banyak.
Vanessa memang pernah ke rumah Alaric saat masih SMA,rumah utama makanya dia kenal dengan bibi mawar,dan kebetulan saat itu keluarga Alaric sudah lama tingal di luar negeri sejak Alaric SMP dan hanya berkenalan di video call saja.
tampaknya Alaric setelah kembali dari luar negeri ia membeli mansion megah itu.
"Vanessa di minum dulu tehnya,sambil nungguin orang-orang mempersiapkan kamar untuk mu"ucap mommy Gianna.
"ahh sebenarnya tidak perlu repot-repot kok,sya bisa membersihkan nya sendiri kok"ucap Vanessa yang tak enak hati.
"tidak apa-apa,itu sudah kewajiban kami.akan sangat memalukan kalau kami menempatkan dokter Vanessa di tempat yang belum di bersihkan, lagipula tugas dokter adalah merawat Rafa bukan menjadi pelayan"ucap Daddy Arthur tersenyum lembut.
"ahh baiklah, terimakasih maaf merepotkan"ucap Vanessa.
Mommy Gianna menatap dokter Vanessa yang begitu lembut dan sopan.
namun,ada satu yang membuatnya mengerutkan keningnya bingung.
"sayang,kalau boleh tau.orang tua mu masih hidup kah??"ucap mommy Gianna.
TBC
ternyata komunikasi & mengerti itu
no 1 ya...
untuk menyelesaikan permasalahan...
mereka jadi bahagia
dan 2 " nya
jadi bucin
dong ke Vanesa
biar gak ada kegundahan hati lagi...
si vanessa keras kepala gak mau denger penjelasan alaric..