MENANTUKU TERNYATA PENGUASA

Ambar yang melihat pria buncit dan pacarnya itu pergi sangat menyesal karena sudah melayaninya, Ambar pun mengedipka mata kepada Bunga untuk pergi, Dia tidak ingin kehilangan kesempatan untuk kedua kalinya.

Bunga hanya bisa pasrah dan segera pergi menjauhi mereka.

" Tuan, Jika tuan membeli ini, Tuan bisa mendapatkan potongan harga sebesar 200 ribu dollar " Ambar kembali membujuk Garet.

Meskipun Ambar memberikan potongan harga sebesar 200 ribu dollar, Dia tidak masalah, Karena jika dia berhasil menjual kalung ini, Dia masih mendapatkan bonus sebesar 300 ribu dollar.

" Aku tidak membutuhkan potongan harga, Aku hanya ingin dia yang melayani aku " Ucap Garet tegas sambil menunjuk Bunga yang sedang berdiri di pojokan toko itu.

" Kalau dia tidak bisa melayaniku, Aku tidak jadi membeli kalung ini " Tambah Garet.

Ambar tidak rela jika melepaskan pelanggan ini kepada Bunga, Namun dia juga takut kalau sampai manajer tau jika sampai kehilangan pelanggan besar karena dirinya, Dia pasti akan langsung di pecat oleh manajer.

" Tuan , Bagaimana kalau kita pergi ke ruan VIP?, Kita bisa sambil minum.... "

" Aku tidak punya banyak waktu " Garet langsung menolaknya.

" Kamu, Kemarilah " Ucap Garet sambil melambaikan tangan kepada Bunga.

" Maaf tuan, Tapi... " Bunga ragu-ragu untuk mendekat kepada Garet.

" Cepat urus pembayarannya dan bungkus dengan rapi " Garet memotong perkataan Bunga, Dan memberikan kartu ATM nya kepada Bunga.

" Tuan, Saya yang melayani tuan lebih dulu, Jadi seharusnya saya yang melayani pembelian tuan " Ambar masih tidak menyerah.

Saat mereka masih berdebat, Tiba-tiba datang seseorang pria yang sedang turun dari tangga.

" Ada apa ini? " Tanya pria itu, Yang tidak lain adalah manajer Kevin

Ambar yang melihat manajer kevin datang dia langsung mencoba memutar balikkan fakta

" Manajer Kevin, Bunga sudah merebut pelanggan dariku " Ucap Ambar cemberut.

" Tuan ini ingin membeli kalung itu, Tapi tiba-tiba Bunga merebutnya dariku " Tambah Ambar.

Ketika mendengar ada seseorang yang ingin membeli kalung itu, Wajah Manajer Kevin langsung cerah karena gembira, Karena jika sampai dia bisa menjual kalung itu, Dia akan mendapatkan keuntungan 10% dari keuntungannya.

" Manajer Kevin, Aku tidak melakukannya " Ucap Bunga sambil menggelengkan kepalanya, Dia tidak pernah merebut pelanggan dari Ambar.

Mendengar kalau Bunga sudah melanggar aturan, Manajer Kevin sangat marah dan menunjuk Bunga.

" Pegawai baru, Berani sekali kamu merebut pelanggan dan melanggar aturan, Besok kamu tidak perlu datang lagi, Kamu saya pecat" Teriak Manajer Kevin.

Saat mendengar itu, Bunga sangat panik dan mencoba untuk membela diri.

" Manajer Kevin, Saya benar-benar tidak pernah mengambil pelanggan Ambar " Ucap Bunga.

" Kalau begitu, Siapa yang melayani pelanggan ini lebih dulu? " Tanya Manajer Kevin kepada Bunga.

Tentu saja manajer Kevin membela Ambar, Karena manajer Kevin adalah kakak ipar Ambar, Jadi sudah pasti dia akan membelanya.

Bunga yang mendapatkan pertanyaan itu pun tidak bisa menjawab, Memang benar yang pertama melayani Garet adalah Ambar, Namun Ambar tadi meninggalkan Garet, Jadi Bunga mencoba melayani Garet.

" Aturan toko adalah, Siapapun yang melayani terlebih dahulu, Dia yang berhak mendapatkan bonus, Jadi seharusnya aku yang melayaninya dan mendapatkan bonus itu " Ucap Ambar kembali memojokkan Bunga.

Bunga tidak bisa membantahnya, Tapi dia juga tidak rela jika kehilangan pekerjaannya.

" Apakah kamu manajernya? " Garet yang dari tadi hanya diam saja akhirnya berbicara.

" Benar tuan " Jawab manajer Kevin dengan sopan.

" Apakah kamu percaya begitu saja tanpa melihat bukti? " Tanya Garet sinis.

Manajer itu tidak bisa menjawab, Dia membela Ambar karena dia adalah adik iparnya, Jadi dia tidak perlu bukti.

" Bagaimana jika aku ingin dia yang melayaniku? " Garet kembali bertanya sambil menunjuk Bunga.

" Ha... " Manajer Kevin tertegun.

Sebenarnya dia tidak terlalu memperdulikan siapa yang melayaninya, Karena dia akan tetap mendapatkan bonusnya, Tapi masalah Ambar adalah adik iparnya.

" Kakak ipar " Ambar yang melihat kakak iparnya ragu dia sedikit khawatir.