Lia hanyalah seorang gadis biasa yang jatuh cinta dengan ayah temannya. Usia mereka terpaut 20 tahunan, namun mereka saling mencintai dengan tulus. Mereka berusaha dengan berbagai cara dalam mengatasi halangan untuk dapat mendeklarasikan cinta mereka dan mendapat restu keluarga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon resfikar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13: Rencana Anita
Pagi ini Rendy mengantarku kuliah dengan mengendarai sepeda motor, sebelum sampai kampus ia mengajakku untuk sarapan. Ia berencana untuk menjemputku lagi sepulang kuliah, dan aku tidak keberatan. Entah kenapa setelah perdebatanku dengannya semalam, aku jadi berpikir kalau aku memang sudah bertindak kejauhan dengan 'Beby'. Tapi disisi lain, aku tidak bisa begitu saja meninggalkan 'Beby', ditambah lagi dia adalah pria yang telah merenggut ciuman pertama dan mahkotaku.
Sekarang aku jadi lebih nyaman menceritakan soal hubunganku dengan 'Beby' pada Rendy, sebab dia memang sudah tau semuanya, yaah tidak serinci itu sih aku menceritakan semuanya, aku hanya bercerita poin pentingnya saja padanya supaya dia tidak salah paham lagi denganku.
Kelas sudah selesai, aku pun sudah menghubungi Rendy agar ia menjemputku di kampus. Aku menunggu sambil jajan di kantin belakang kampus bersama beberapa orang temanku. Sudah 30 menit lamanya aku menunggu namun Rendy belum juga memberikan kabar kalau ia sudah sampai. Aku memutuskan untuk jalan ke depan kampus, siapa tahu Rendy sudah disana. Saat akan berjalan menuju depan kampus, dari kejauhan aku lihat Anita turun dari mobil, ia langsung berjalan menuju kerumunan beberapa mahasiswi disana yang adalah teman-teman kelasku. Aku hendak memanggilnya dari jauh, tapi aku lihat dia sepertinya berjalan ke kerumunan mahasiswi lain yang tidak aku kenali .
Aku jadi curiga, kalau dia mencariku bukankah dia seharusnya langsung ke kelasku, atau ke kantin belakang kampus untuk mencariku, sebab beberapa temanku memang tahu kalau aku disana.
Aku perhatikan Anita sepertinya sibuk mencari tahu soal sesuatu, tapi apakah berkaitan denganku? Oh, aku paham, sepertinya ia mencari tahu soal 'Beby', karena aku bilang padanya kalau aku punya teman kampus yang akrab denganku bernama 'Beby'. Aku panik sekali, bagaimana jika Anita akhirnya tahu kalau aku berbohong?! Aku langsung menghampiri Anita sebelum ia mencari tahu terlalu banyak.
"Anita! Hai!" Aku memanggilnya dari kejauhan lalu berlari menghampirinya.
"Hai, Lia!" Ia tersenyum lebar ke arahku sambil melambaikan tangannya padaku.
"Kamu ngapain ke sini?" Tanyaku padanya.
"Aku nyari kamu, tapi tiba-tiba pengen ke toilet, jadi aku tanya-tanya toilet dimana." Jelasnya yang aku tahu hanya alasan saja.
"Kok ngga chat atau telepon aku mau kesini?" Tanyaku ingin menjebaknya.
"Aku mau... Surprise. Iya, aku mau kasih surprise ke kamu makanya aku ngga bilang mau kesini." Anita tampak sedikit gugup.
"Nih sekarang aku disini, ada apa sampai nyusulin aku kesini?" Tanyaku padanya penasaran dengan jawabannya.
"Aku... Aku mau ajak kamu dinner, Lia. Sebentar lagi kan kamu ulang tahun, aku rencana mau bikin birthday dinner gitu sama kamu, ibu kamu, ayah dan Beby, temen akrab kamu. Tapi aku tanya-tanya kok ngga ada yang kenal ya sama Beby."
Deg! Benar aja kan Anita pasti mau mastiin soal temen akrab karangan aku itu. Dia pasti sudah cium soal hubungan aku sama ayahnya. Dia pasti sudah mulai curiga semenjak lihat history perjalanan taxi online di aplikasiku waktu itu.
"Beby mana sih, Lia?" Mata Anita terlihat berbeda saat menanyakan hal itu, dia terlihat seperti ingin melihatku mohon maaf padanya karena aku sudah berbohong soal Beby padanya.
"Beby... Beby..." Pas! Saat aku kelimpungan cari alasan, Rendy datang tepat pada waktunya.
Rendy baru saja sampai dengan sepeda motor sport andalannya, dia terlihat akan mengeluarkan handphonenya, mungkin untuk menghubungiku kalau ia sudah sampai.
"Beby! Sini Beb!" Aku berteriak ke arah Rendy sambil melambaikan tangan.
Wajah Rendy terlihat bingung tapi tanpa ragu langsung turun dari motornya lalu berjalan ke arahku dan Anita.
"Anita, maaf aku baru sempet bilang sama kamu, ini kenalin Beby." Aku menarik lengan Rendy buru-buru kemudian mengenalkannya pada Anita.
"Beby?! Nama kamu beneran Beby?" Anita bertanya kebingungan sambil melihat penampilan Rendy yang 'laki' banget. Rendy pun nampak bingung sambil terus celingukan melihatku dan Anita.
"Ngga, namanya Rendy, Beby itu panggilan sayang aku buat dia." Jelasku sambil nyengir dan ikutan bingung, bagaimana menjelaskan pada Rendy situasi saat ini.
"Kalian pacaran?" Tanya Anita tiba-tiba.
"Iya, betul. Kami pacaran." Jawab Rendy dengan sigap.
"Hahaha... Ya ampun Lia, jadi ini beby yang selama ini kamu sebut. Kenapa ngga pernah cerita sih? Bikin penasaran aja." Anita dan Rendy nampak tersenyum lebar sambil sesekali tertawa kecil, sedangkan aku jadi lemas karena tidak bisa mengelak kalau Rendy bukan pacarku. Pacarku itu ayahmu, Anita! Jeritku dalam hati.
Akhirnya kami bertiga mampir di warung dekat kampus untuk membeli minuman, sambil ngobrol dan menanggapi pertanyaan dadakan Anita yang hampir tidak bisa aku jawab, tapi anehnya Rendy selalu punya jawabannya. Dia benar-benar bersikap seolah kami pacaran, dan gaya sok tahunya kali ini berguna banget buat menanggapi Anita yang lagi kepo-keponya.
"Hm..Lia, Rendy, kalau gitu aku pamit ya. Aku ada janji sama ayah mau ke rumah omah." Anita berpamitan padaku seraya berdiri.
"Kamu pulang sama siapa?" Tanya Rendy padanya.
"Di jemput ayah. Tuh ayah udah nunggu." Anita menunjuk ke arah mobil hitam yang sangat aku kenali.
Hatiku langsung tak karuan, jantungku berdegup dengan kencangnya. 'Beby' asliku pasti sedang melihatku dari sana, dia pasti lihat saat ini Rendy sedang terus merangkulku. Aku langsung menepis tangan Rendy secara spontan. Rendy melihatku, namun sepertinya ia mengerti mengapa aku tiba-tiba menepis rangkulan tangannya.
Anita pergi menaiki mobil ayahnya, sementara aku hanya bisa terdiam memandangi mobil yang berisikan Anita dan 'Beby' melewatiku begitu saja. Ingin rasanya aku tersenyum, melambaikan tangan atau memberikan kiss bye pada 'Beby'.
"Kamu ngga janjian sama Anita mau ketemu disini? Kok tadi kamu panik banget sampai panggil-panggil aku 'beb, sini!' hehehe..." Rendy menirukan caraku bicara.
"Ngga tahu, dia tiba-tiba aja dateng, alesannya sih mau ajak aku dinner. Kaya ngga ada hari lain aja ngajaknya."
"Kamu sih pacarin bapaknya, jadi ribet kan. Cari pacar yang normal-normal aja kenapa sih? Jadi situasinya ngga susah, pacaran kan buat have fun."
"Berisik! Aku have fun kok" Timpalku.
"Kalau situasinya udah begini, Anita pasti punya rencana besar. Kamu siapin mental aja, dia pasti udah seribu langkah di depan kamu."
Ucapan Rendy barusan bikin aku termenung dan berpikir keras soal rencana yang sedang Anita buat. Benar kata Rendy, aku harus siapkan mental dan juga hati untuk menghadapi rencana Anita.