NovelToon NovelToon
Sang Mantan Istri

Sang Mantan Istri

Status: tamat
Genre:Tamat / Janda / Cerai / Wanita Karir / Kaya Raya / Keluarga / Fantasi Wanita
Popularitas:7.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Muhammad Yunus

Mereka dijodohkan dan berani membuat komitmen untuk berumah tangga. Tapi kabar mengejutkan di ucapkan si pria di usia pernikahan yang belum genap 1 bulan. Yudha meminta berpisah dengan alasan cinta masa lalunya telah kembali.

Delapan tahun berlalu Yudha kembali bertemu dengan mantan istrinya.

Tidak ada yang berubah. Wanita itu tetap cantik dan bersahaja tapi bukan itu yang menjadi soal. Matanya memaku pada seorang gadis kecil berambut pirang yang begitu mirip dengannya.

"Bisa kau jelaskan?"

"Tidak ada yang perlu ku jelaskan!"

"Aku sudah mencari tahu tentangmu tujuh tahun terakhir dan tidak ada catatan kau pernah menikah sebelumnya selain..... apa itu anakku?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Dia dikhianati lalu ditinggalkan tapi dia tetap bermartabat. Aura seorang Nilam mampu membuat mantan suami menoleh ketika melewati posisi sang mantan di dekat tempat duduk yang diincarnya saat baru masuk sebuah restoran mewah.

Nilam tidak memperhatikan. Tapi dia tahu jika yang baru saja melintas adalah sang mantan suami.

Wangi lelaki itu tak pernah berubah. Juga tampilannya masih sama layaknya delapan tahun silam.

Nilam mengerti posisi Yudha dan tidak pernah menyalahkan mantan suaminya. Rumah tangganya juga sudah selesai. Demi Tuhan dia tidak marah di tinggalkan.

Mungkin setitik hari Nilam memuji keberanian Yudha berterus terang mengenai hadirnya cinta pertama, lelaki itu mau melepaskannya tidak egois ingin menggenggam keduanya.

Bolehkah Nilam mensyukuri hal itu?

Bersyukur karena Yudha tidak mengkhianati nya secara diam-diam. Mungkin akan lebih sakit ketika Nilam tahu jika lelaki itu bermain dibelakangnya, sementara dia menjunjung kepercayaan dan kesetiaan.

Ya, berpikir begitu lebih baik.

Patutnya memang tidak perlu mendendam.

Dari benih lelaki itu Nilam mendapatkan seorang putri cantik yang begitu pintar.

Sewajarnya karena Mylea terlahir dari wanita yang sangat cerdas dan bibit dari pria yang tak kalah cerdasnya.

******

"Nilam."

"Alfaaro."

Saat Nilam tahu siapa sebenarnya mantan bodyguardnya, Nilam tidak berniat mengintrogasi Jenar. Pria itu tak lagi bekerja untuk nya, tidak ada hak Nilam menghakimi. Seseorang memiliki persoalan masing-masing. Dan alasan lelaki itu menyamar menjadi seorang bodyguard itu urusan Jenar alias Alfaaro sendiri.

"Sebuah kehormatan bisa bertemu dengan Bu Nilam."

Lalu mereka berjabat tangan.

Sepanjang pertemuan Alfaaro tidak mengalihkan pandangannya dari goresan memanjang di pipi mantan atasannya.

Kesepakatan kerja sama sudah di dapatkan. Tapi Nilam masih menunggu jemputan untuk pria paruh baya tersebut.

"Itu dia datang."

Seorang perempuan cantik dengan perut yang sedikit membuncit menghampiri ketiganya.

"Kenapa kamu yang jemput?" pria paruh baya yang duduk di hadapan Nilam tampak keberatan dengan kedatangan perempuan cantik itu.

Sangat cantik. Dengan rambut yang berwarna pucat di tambah kulit yang tampak bersih dan putih.

Nilam saja sempat terpana saat melihatnya.

Tawa perempuan itu sangat renyah. Bukannya menjawab pertanyaan pria paruh baya yang terlihat mengkhawatirkan nya si wanita malah mencubit pipi Jenar.

"Akhirnya...... aku senang banget waktu Ayah kasih tahu kamu mau balik di perusahaan."

"Apa sih Ly." Tepisan tangan itu tidak kasar terlihat bibir pria itu mencabik tapi tatapan perduli itu bisa di tangkap oleh Nilam.

"Kamu bisa sekedar telepon Ayah untuk memastikan, tidak usah sampai menyusul seperti ini. Dasar kurang kerjaan."

Itu di katakan dengan nada ketus, tapi Nilam bisa menemukan kalimat kekhawatiran disana.

Siapa sebenarnya perempuan itu?

Istri Jenar?

"Aku memang tidak ada kerjaan, pengangguran bahagia, kenapa?"

Nilam dapat melihat pria itu memutar bola mata. Terlihat lucu.

"Dia Lyga. Kaka Alfaaro."

********

"Dimana Mylea."

"Sama mba, di lantai atas." jawab Nilam tidak juga menanyakan sebab apa Alfaaro menyamar jadi orang lain. Maksudnya memalsukan identitas.

Alfaaro berhenti tepat saat langkahnya sejajar dengan Nilam. Tatapan keduanya kembali bertemu.

Nilam tidak risih tidak juga grogi dengan tatapan Alfaaro dan Alfaaro tidak bisa acuh terus terang saja dengan tatapannya.

Walaupun tidak bekerja dalam waktu yang lama pada wanita itu sedikitnya Alfaaro tahu bahwa Nilam tidak akan mencari bahan obrolan apalagi sampai memperpanjang obrolan mereka.

"Belum ada pengganti ku?"

"Aku tidak mencarinya." Nilam tidak sempat menghubungi pak Prakoso beberapa hari belakangan dia sedang sangat sibuk.

"Jadi anda tidak punya pengawal?" Alfaaro alias Jenar terkejut dengan pengakuan mantan bosnya.

"Iya."

Alfaaro diam.

"Tidak mudah mencari orang yang bisa di percaya."

Alfaaro sedikit tersindir.

"Maaf," Alfaaro menyadari satu hal.

"Tidak apa-apa, aku biasa di temani pak Kadik."

Lalu keduanya kembali diam, Nilam dengan ketenangannya sementara pikiran Alfaaro di penuhi oleh wanita yang ada disampingnya.

"Aku ingin bertemu dengan Mylea, apa boleh?" itu sebuah pertanyaan tulus. Nilam jelas mengizinkan antara dirinya dan Jenar tidak ada masalah terlebih sekarang mereka bekerjasama.

"Tentu."

Langkah keduanya menapaki lift dan tiba dimana Mylea sedang bermain di temani oleh pengasuhnya.

Nilam menoleh ke belakang saat menyadari tatapan putrinya."Om Je, ingat?"

Mylea mengangguk ia berjalan mendekat dan mengulurkan tangan mungilnya. "Om tidak bekerja sama mama lagi?" tanya Mylea setelah mencium punggung tangan Jenar.

Jenar tersenyum. "Mulai besok, Om kerja lagi."

Akhirnya pada Mylea Jenar tak mampu menyembunyikan keinginannya, melihat luka di wajah janda satu anak itu Jenar tak rela, ada amarah yang ingin dilampiaskan, mungkin setelah pulang nanti dia akan melampiaskan kemarahannya pada samsak.

"Yey..." Mylea tampak senang.

Yudha datang dan ikut menyapa Mylea. Sedikit awas Nilam dengan kehadiran pria masa lalunya itu tapi berusaha mempertahankan ketenangannya.

*****

"Mungkin lain kali." Nilam berusaha memberi pengertian pada mantan suaminya. Sangat kentara jika Yudha ingin menghabiskan waktu bersama putrinya tapi bagaimana lagi ketika Mylea sendiri yang tidak mau.

"Kamu boleh menikah dengan siapapun, tapi tidak seharusnya kamu menanamkan kebencian pada Mylea untuk ku."

"Lupa? Jika perkataan anda sendiri yang mematahkan hati putri saya, saya tidak keberatan anda menemuinya tapi tidak dengan paksaan dan lagi hanya dengan anda tidak dengan wanita yang menjadi istri anda."

"Sementara kamu berhak bertemu dengan putri kita bersama kekasihmu?"

Apa-apaan?

Dan, lagi. Putri kita?

Kalimat itu....

"Anda tidak melihat kebencian di mata istri anda untuk Mylea pak Yudha?"

Bukan tidak melihat. Tapi Yudha menampik hal itu, menurutnya Ruliana hanya belum bisa menerima Mylea.

"Yang terlihat baik belum tentu benar-benar baik."

Nilam mengangguk.

Pria di hadapannya ini sudah sangat banyak berubah.

Jika dulu Yudha akan sangat irit bicara kini pria itu ingin terus mendebatnya.

"Sudah sangat sore, kami harus pulang."

"Aku butuh nomor telepon mu."

Dan demi menghindari perdebatan Nilam memberikannya.

*******

"Kenapa bilang ingin kembali bekerja pada ku?" tanya Nilam saat mengantar Jenar di teras rumahnya.

"Kupikir sudah ada pengganti ku ternyata belum." Jenar tak bertele-tele. " Aku mengkhawatirkan mu "

"Akan segera kucari."

"Aku akan bekerja sampai penggantinya ada."

"Anda bukan pengangguran, Pak Alfaaro."

"Tidak ada kontrak yang mengikat, artinya tidak ada yang perlu dikhawatirkan."

"Jadi alasannya karena aku belum ada bodyguard pengganti?"

"Salah satunya, alasan lebih logis aku tidak mau kamu kembali terluka."

*******

Sementara di dalam mobil Yudha merenungi hatinya.

Melihat luka di pipi kanan Nilam Yudha tahu siapa pelaku yang sudah menorehkan luka itu di sana.

Ruliana.

Istrinya itu sangat berubah.

Melihat bagaimana nekatnya istrinya itu mungkin apa yang dikatakan Nilam benar.

Akan lebih baik jika dia menemui Mylea tanpa sepengetahuan Ruliana.

Untuk saat ini Yudha masih sangat kecewa dengan sikap Ruliana untuk itu dia tidak pulang kerumahnya melainkan ingin mendinginkan pikiran yang sedang runyam di rumah Maulida.

Meskipun ibunya galak tapi dia tetap sangat menyayanginya.

#######

Maaf ya, sempat tidak update, author sedang flu kemarin. Sangat tidak nyaman untuk beraktivitas.

happy reading ❤️❤️

Semoga para reader selalu bahagia, sehat dan banyak rezeki.

Jangan lupa jejak cinta untuk author ya.

love you all....

1
Nur Yanah
setuju. ibunya sangat bijaksana 🥰🥰🥰
Naila Sakielaputri
polisi kalah sama retno..
evni arie
nilam biikin emosihhh,udh dpt yg baek msh aja galau
Rima baharudin
babang alfa, sepertinya bukan cuma hati nilam yang meleleleh tapi hati para reader juga ikutan meleleh.
so sweet
Ma'e Tinok
ksh kembar thor biar bahagianya dobell 😘😘
Rima baharudin
hah..... enak aj bilang anak haram
lu yang udah ngerebut ayahnya PA
sorry tor ikut emosi
Rima baharudin
ko aku curiga ya, kalo sebenernya si jenar ini udah naksir sama bu boss nya dan sebenernya dia cuma menyamar aja
Alvia Inayati
Luar biasa
Ma'e Tinok
baru x ini bca novel pas sama mau ku sampe ga aku skipp🤭🤭🤭😘
Umi Yanah
Luar biasa
Neni marheningsih
kawus si Yudha... timpuk aja kepalanya Bu pakai teflon
Neni marheningsih
wuuiih Yudha amnesia apa...dasar pasangan gila , si istri gila si suami tak tahu maluu😬😬
Nurhayani Nadasania
Luar biasa
Neni marheningsih
baca dr awal pengin banget nonjok ruliana SM si Yuda Thor 😬😬
Nur Yanah: Aku titip Bogeman wajah dua kali Jambakan rambut sampai botak ☺️☺️☺️
total 1 replies
74 Jameela
ceritanya bagus...
Umun Munawaroh
Luar biasa
3sna
bc sampai bb ini alurnya bagus bahasa percakapn gk kaku,tata bahasa untuk penjelsan jg keren jd kesanny gk bertele2
3sna
jgn lupa jg kalo ada kt kesalahn dr kt lahirny
3sna
tdk dekat tp tak kuat yaa pak lakinya
Yunti Wibowo
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!