Perjalanan seorang lelaki dalam menjalani pesugihan untuk membahagiakan keluarganya, akankah semua kekayaan yang akan dia dapatkan bisa membahagiakan keluarganya atau hanya akan menjadi penyesealan dikemudian hari....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dheana Echa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Sang simbok membuntuti nya dari belakang...
"Yang kenyang, nanti bawa sayur juga, kasihan Romli pulang kerja kalau ingin tidak pakai lauk" ujar sang simbok.
"Iya mbok" jawab Nur sambil menyuap nasi dan sayur daun singkong...
"Ini uang buat pegangan kamu, nanti simbok dapat lagi, sebentar lagi paling tengkulak datang mengambil sayuran ini" ujar sang Simbok sambil menyelip kan uang di saku rok yang di pakai Nur.
Nur hanya mengangguk,
tak kuasa menjawab, suara nya tercekat di tenggorokan.
Meski pun Nur tahu kalau Romli sang suami memiliki uang banyak, karna mata kepala Nur melihat dengan jelas Romli sedang memainkan uang di tampah di samping benda terbungkus kain putih itu...
Justru Nur sering bergidik ngeri saat mengingat nya...
"Kalau sudah, bungkus sayur, nanti bawa pulang" ujar sang simbok....
"Mboook...mbok...apa yu Nur ada di sini...!!" Suara perempuan berteriak memanggil
sang tuan rumah.
Nur dan sang simbok pun terkesiap...
"Ada apa mbok" gumam Nur penasaran...
"Ya simbok gak tahu, ayo ke depan..." aja sang simbok.
Meski pun simbok nya Nur sudah berusia senja, namun badan nya masih sehat bahkan tenaga nya bisa mengimbangi tenaga Nur....
"Eeh..ada apa yu" sahut Nur serius...
"Di rumah sampean yu...!!" Adu perempuan itu...
"Di rumah ku?? Ada apa di
rumah ku yu??" Sahut Nur dengan wajah cemas...
"Ada banyak kendaraan yu, bawa perabotan yu' ujar perempuan itu.
Nur dan sang simbok seketika saling tatap dan dengan wajah heran dan juga bingung....
"Opo iyo yo yu??" Tanya Nur penasaran...
"Coba kamu pulang dulu Nur, siapa tahu genduk ini benar" ujar sang simbok dan di angguki perempuan yang mengadu itu...
"Ya sudah mbok, aku tak pulang dulu ya" pamit Nur.
Nur dan Perempuan muda itu pun berlalu, bahkan kedua nya mempercepat langkah agar segera sampai di rumah Nur....
Dan benar saja, ada beberapa kendaraan membawa matrial dan juga perabotan rumah tangga...
"To yu Nur, aku gak bohong" ujar perempuan muda itu...
"Waaah....yu Nur diam diam duwit nya banyak ya??" Seloroh salah satu perempuan yang ikut menonton di depan rumah Nur itu.
Nur hanya tersenyum kecut karna tidak tahu apa apa...
"Yo ini yang nama nya orang kaya, punya uang banyak gak koar koar tapi langsung sat set" sahut yang lain nya memuji Nur.
Lagi lagi Nur hanya tersenyum kecut sambil mengangguk....
"Sudah sana yu Nur, sampean bantu bawa masuk itu perabotan nya" ujar salah satu tetangga yang lain nya.
Nur hanya mengangguk pelan dan meninggalkan orang orang yang berkerumun melihat tiga truk membawa matrial dan juga membawa perabotan rumah tangga....
"Pak" gumam Nur pada sang suami...
Romli hanya menghela nafas panjang.
"Sudah bantu bawa masuk saja dulu, ngomel nya nanti saja" ujar sang suami dengan nada meledek...
Nur hanya terdiam karna malu mendapat teguran dari sang suami, Nur ingin mendengar penjelasan dari sang suami, namun apa yang ia dapat, justru sang suami tanpa ragu mengatai nya.
Nur melenggang masuk ke dalam rumah sederhana nya...
"Pak, Jangan di buang itu, itu kursi pemeberian simbok ku" tegur Nur pada salah satu kuli yang di suruh Romli untuk membantu nya memasukan semua perabotan yang ia beli.
"Ooh...iya mbak yu, lalu di taruh di mana mbak yu" jawab pria itu ...
"Taruh di pojokan sana gak papa pak" jawab Nur sambil menunjuk pojokan rumah nya.
"Owwh..iya mbak yu" jawab pria itu.
Nur hanya melihat orang orang yang sibuk memasukan perabotan dan menurunkan bahan bahan matrial dari atas truk.
Nur kembali teringat sang suami memainkan uang di dalam kamar kosong itu...
"Apa benar kamu muja'batin Nur sambil menatap tajam sang suami yang ikut sibuk menurunkan barang barang....
Nur meraba kantong tempat sang simbok menyelipkan uang untuk nya tadi...
"Ooh...masih ada" gumam nya lega..
"Aku akan menyembunyikan uang ini, ini akan aku gunakan kalau lagi kepepet saja" batin Nur sambil memegangi uang dari simbok nya yang ada di dalam saku rok nya itu.
"Kenapa kamu diam saja" ujar Sang suami.
"Lalu apa yang harus kau tanya kan, atau aku bahas pak''' jawab Nur pelan.
"Ya tumben saja, biasanya kamu kan cerewet, selalu tanya apa ini apa itu" sahut sang suami.
"Aku lagi dapat rejeki, semua aku belikan semua ini, kalau gak gitu, kita gak bakalan punya barang bagus, hanya kursi usang dari simbok mu saja yang menjadi kebanggan mu selama ini..." ujar sang suami...
Nur hanya mendengus...
"Uang dari muja bangga amat" batin Nur sambil berulang kali menghela nafas panjang.
"Ini, buat belanja seminggu" ujar Romli sambil menaruh segulung uang di hadapan Nur, Nur sengaja duduk di kursi usang pemberian sang simbok....
Nur hanya melirik nya sekilas dan tak ada ke inginan mengambil nya.
"Kenapa?? Apa masih kurang??" Tanya Romli sambil kembali merogoh saku di pakaian nya....
"Simpan saja semua uang mu," sahut Nur pelan tanpa melihat pada sang suami.
"Sampean mau makan apa kalau gak mau terima uang dari ku?? Mau nguli? Silahkan, yang penting aku sudah bertanggung jawab memberi sampean uang belanja, dan itu tidak sedikit" ujar Romli sambil melirik kesal, karna sang istri tak bergerak atau pun ingin mengambil uang itu....
Hingga matahari tenggelam, kedua nya saling membisu,.
Nur masih setia duduk di pojokan di kursi usang milik nya,.
Sedangkan Romli duduk di kursi sofa yang baru saja ia beli.
Dan malam pun datang, Romli masuk kekamar tempat nya tidur berdua dengan sang istri.
Namun Nur yang keras kepala justru tidur di kursi usang nya.
Nur terlelap.....
" Urip sakjroning jenggama Laku tumut Gusti kang nguripiSawiji pakapti mring Gusti Dzat kaswasih tanpa cumpi Sumarah tumrap Hyang Pawitra Laksya marta manuju muksa.
"Hah!!, siapa yang nembang malam malam begini??" Gumam Nur tersentak kaget dan langsung terduduk di kursi usang nya...
"Apa ada yang punya hajat??'
'Gumam Nur lagi bertanya tanya....
Nur berusaha
menajamkan pendengaran nya, namun suara tembang itu hilang begitu saja....
"Aneh" gumam nya...
Nur pun berlalu menyusul sang suami di kamar dan tidur di samping sang suami, Nur membiarkan uang pemberian sang suami masih tergeletak di meja...
"Hroook....hroook...." Romli seperti nya telah tertidur pulas, sampai dengkuran nya mengganggu Nur yang belum bisa terlelap.
"Huuuh sudah kayak babu saja" gumam Nur kesal, karna Nur sampai menggunakan bantal untuk menutupi telinga nya agar tidak terganggu dengan suara dengkuran sang suami...
Tak berselang lama, Nur pun ikut terlelap....
"Apa kau sudah minta ijin pada suami mu??" Tanya perempuan cantik berkebaya beludru merah dan bermahkotakan hiasan melati itu...
"Emmm...maap nyai, aku belum sempat mengatakan pada suami ku nyai" jawab Nur apa ada nya....
"Kalau begitu, kamu tidak perlu minta ijin pada suami mu, toh kalau kamu mendapat harta yang banyak, semua itu juga untuk anak dan suami mu" ujar dedemit perempuan itu....
Nur pun ragu, ingin rasa nya Nur bekerja dan menghasilkan uang sendiri, Nur lupa dengan pesan sang simbok...
"Apakah benar, saya akan mendapatkan harta seperti yang kau janjikan Nyai" tanya Nur ragu...
"Oooh...tentu saja, aku akan menepati janji, apa kamu benar benar dengan suka rela akan menjadi abdi ku'ujar perempuan cantik itu ingin lebih meyakin kan Nur....
"Iya nyai sa...."
"Brug" "Uuuh..." keluh Nur karna kaki Romli menendangnya pas di betis nya dan akhir nya membuat nya terbangun sambil meringis mengelus kaki nya....
"Tidur kok kayak kuda to" gerutu Nur...
"Eeh...aku tadi mimpi opo ya??" Gumam nya bertanya tanya....
Nur berusaha mengingat semua mimpi nya....
"Waduh!!, apa tadi aku setuju bekerja pada nya" gumam nya sambil menepuk pelan kening nya....
"Tidur ya tidur saja, gak usah mikir macam macam" sahut sang suami yang ternyata mendengar gumaman nya.
Nur hanya memicingkan mata nya tanpa menjawab celotehan sang suami.
"Maka nya, kalau mau tidur gak usah mikir yang macam macam, biar gak kebawa mimpi" ujar sang suami lagi, Nur tetap diam tak ingin menjawab celotehan sang suami.
Kedua nya kembali terlelap...
"Datang lah, bawa ini untuk......"
"Bruk" kali ini bukan hanya betis Nur yang di tendang Romli, tapi sekujur tubuh Nur jatuh kelantai tanah karna mendapat dorongan dari sang suami....
"Iiih...ngigau kok ya keterlaluan to sampean itu, tadi sampean nendang betisku, sekarang sampean dorong sampek jatuh" omel Nur.
Romli seketika kaget karna mendapat toyoran di kepala nya....
"Sampean itu lo!!, ada apa to?? Tengah malam bukan nya tidur malah ngomel" omel Romli...
"Yang ngomel itu ya sampean sendiri, tidur tingkahmu koyok kuda,"omel Nur tidak terima.
Kedua nya berdebat karna masing masing merasa tidak bersalah....
"Sudah, ini masih tengah malam, tidur lagi, besok aku mau cari tukang buat kerja di rumah ini" omel Romli sambil mendengus kesal.
Nur pun berlalu keluar dan kembali tidur di kursi usang milik nya.
Hingga ayam Jantan berkokok di pagi buta itu....
Nur pun terbangun,
perempuan berusia tiga puluh delapan tahun itu duduk terpaku di kursi usang nya....
"Kenapa mimpi ku selalu bersambung??, ada apa ini, trus apa arti mimpi ku itu" gumam nya sambil terus mengingat semua mimpi mimpi nya.
"Coba nanti aku tanya kan pada simbok saja" gumam nya dna Nur pun turun dari kursi usang nya untuk memasak di dapur sederhana nya....
Karena masih gelap, Nur meraba kayu yang ada di belakang rumah nya.....
"Hati hati dengan kamar kosong itu" ujar suara dari belakang Nur...
"Hah!!, siapa??" Tanya Nur gelagapan saat melihat pria tua membawa tongkat putih itu.
"Jangan takut, aku tidak berniat jahat padamu nduk, aku hanya ingin mengingatkan, hati hati dengan kamar kosong di rumah ini" ujar pria tua itu lagi dan...
"Whuuuzzz...." pria itu menghilang bersama hembusan angin dingin di belakang rumah Nur...
"Aku kok merinding to yo" gumam nya sambil bergidik ngeri, bulu kuduk nya meremang
bahkan udara dingin tak menghalangi keringat dingin Nur mengucur...
Perempuan itu pun langsung masuk kedalam dapur nya....
"Trus siapa simbah itu??
Trus apa maksud nya dengan kamar kosong intip itu....???
Nur bergidig, ...
"Tapi aku kok penasaran, apa isi Bungkusan putih itu...." gumam nya lagi....
Hingga matahari menampakan wujud nya, Nur pun telah membereskan semua pekerjaan dapur nya.
"Sudah beres, aku mau kerumah simbok, sambil menanyakan mimpiku semalam" gumam Nur sambil berlalu...