Xuan Jian adalah putri yang terlahir dari selir kesayangan kaisar Wei Huang, namun memiliki nasib yang sangat buruk.
Dia bersama sang ibu, selir Xuan Yang diasingkan di sebuah paviliun yang paling buruk dan berada jauh dibelakang istana utama, dan hanya memiliki satu orang pelayan untuk mengurus seluruh kebutuhannya.
Semua orang begitu membenci keberadaannya karena dianggap pembawa sial, Xuan Jian terlahir saat gerhana matahari bersamaan dengan lahirnya putra permaisuri, namun naas sang pangeran kecil tidak bisa bertahan hidup, sehingga semua orang berfikir jika Xuan Jian lah penyebab dari semua kejadian buruk yang menimpa putra mahkota kekaisaran Jiahu itu.
Siapa yang menyangka setelah dia beranjak remaja, Xuan Jian menjelma menjadi seorang gadis yang sangat kejam, tak hanya itu...
Dia juga sangat membenci seluruh penghuni istana dan mulai membalas satu persatu orang yang telah menyakiti dirinya beserta sang ibu dengan tanpa belas kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 13
Melihat tubuh pria yang sedang tersungkur dalam kondisi yang sangat mengenaskan itu, Xiu Lan pun segera mencibir, dia benar-benar merasa sangat kesal pada orang yang sok kuat, namun sebenarnya hanyalah seorang yang lemah.
Tanpa belas kasihan, Xiu Lan pun segera mempergunakan kakinya dan menendang kepala pria itu dengan sekuat tenaga, hingga membuatnya tak sadarkan diri. Sudut mata Xiu Lan melirik ke arah sang permaisuri, yang wajahnya saat ini terlihat merah.
Sepertinya Xiu Lan sudah mengerti, jika orang itu merupakan suruhan dari permaisuri Xue Yi untuk menyingkirkan majikannya yaitu selir Xiao Xia.
Selir Xiao Xia sebenarnya menyadari, jika sang permaisuri tidak menyukai keberadaannya, namun dia masih bersikap seolah-olah hal itu bukanlah masalah besar, tapi setelah hari ini, mungkin dia pun akan mulai berjaga-jaga, jika suatu hari nanti permaisuri Xue Yi melakukan tindakan seperti ini lagi, dia tidak akan menerima begitu saja dan pasti akan membalas apa yang dilakukan oleh permaisuri licik itu.
"Apa yang harus kita lakukan pada penjahat rendahan itu yang mulia?" tanya Xiu Lan pada selir Xiao Xia.
Sang selir hanya mengedikan bahunya dengan acuh, dia tak peduli apapun yang akan dilakukan oleh pelayannya itu, kepada orang yang telah berani menyerangnya dan memiliki niat untuk melenyapkan hidupnya.
Melihat selir Xiao Xia yang sudah mulai bisa menetralisir rasa takutnya, Xiu Lan pun dengan segera menginjak leher pria itu hingga terdengar suara.
Krak...
Akhirnya pria itu pun mati, dengan tulang leher yang patah, akibat pijakan dari kaki Xiu Lan yang penuh dengan tenaga, permaisuri Xue Yi bergidik ngeri, melihat betapa kejamnya pelayan milik selir Xiao Xia itu, nyalinya seketika menciut, dia tak lagi memiliki keberanian untuk menyerang selir Xiao Xia, selama sang pelayan Xiu Lan ada bersamanya.
Akhirnya permaisuri dan kedua selir itu pun segera kembali ke paviliunnya masing-masing, sepertinya mulai hari ini mereka harus berjaga-jaga, siapa tahu ada seseorang yang ingin menyerang dan juga melenyapkan, sama seperti yang saat ini terjadi pada selir Xiao Xia.
Jika saja Xiu Lan tidak memiliki kemampuan untuk melawan, mungkin selir baru dari Kaisar Wei Huang itu telah mati, karena terserang anak panah dari orang yang tak dikenal.
Prang...
Prang...
Prang...
Terjadi keributan kembali di paviliun mawar, permaisuri mengamuk dan membanting semua barang yang ada di sana, dia juga tak segan-segan menghukum para pelayannya karena merasa tidak puas.
Bagaimana bisa orang yang telah dia bayar untuk menyerang selir Xiao Xia mengalami kegagalan? hingga permaisuri berfikir, Mungkinkah pelayannya itu mencari orang yang salah? jika saja benar, pria tadi merupakan seorang pembunuh bayaran yang handal, seharusnya tidak melakukan kegagalan.
Permaisuri benar-benar sangat frustasi, dia tak tahu harus melakukan tindakan apa terhadap selir Xiao Xia, namun sesaat setelah itu, dia pun segera kembali memanggil Lian dan meminta gadis pelayan itu untuk segera pergi ke pasar dan membeli racun.
Lian dengan cepat keluar dari Paviliun mawar, dia segera melaksanakan apa yang diperintahkan oleh majikannya itu, langkahnya ternyata saat ini telah diikuti oleh seseorang dari belakang, tanpa sepengetahuan gadis pelayan itu.
Orang itu mengikuti Lian dengan sangat hati-hati, dia menjaga jarak dengan gadis pelayan itu cukup jauh, agar tidak menimbulkan kecurigaan. Dia juga bergerak dengan sangat cepat dan tanpa menimbulkan suara sama sekali.
Tak lama kemudian dua sosok berpakaian hitam pun melesat dan ikut mengikuti gadis pelayan itu, sesaat sang pengintai pun berhenti dan ikut memperhatikan kedua orang yang saat ini tengah berdiri, di atas sebuah dahan pohon. Keduanya mempergunakan pakaian hitam, wajahnya tak nampak karena tertutup oleh cadar berwarna hitam juga, hanya matanya saja yang terlihat mencolok.
Lian belum menyadari keberadaan Ketiga orang yang saat ini sedang mengikutinya, dia dengan santai memasuki sebuah toko obat dan segera memesan racun yang diminta oleh sang permaisuri. Setelah mendapatkan apa yang dia inginkan, gadis pelayan itu pun segera keluar dari toko obat, dan Kembali menuju istana.
Dia harus segera memberikan racun itu kepada permaisuri, tak lama kedua orang berpakaian hitam itu juga berkelebat, mereka pun memasuki istana, namun sosoknya menghilang, tak jauh dari paviliun naga yang ditempati oleh kaisar Wei Huang.
Sang pengintai pun akhirnya mengerti, kedua orang berpakaian hitam itu, bisa saja kaisar yang sedang menyamar ataupun orang-orang kepercayaannya yang memang telah diberikan perintah, untuk mengikuti semua gerak-gerik dari permaisuri.
Akhirnya dia pun segera bergegas dan kembali ke paviliunnya, yang berada di ujung paling belakang istana kekaisaran.
Permaisuri terlihat sangat bahagia, sesaat setelah Lian kembali dan memberikan bungkusan berisi racun yang mematikan itu, dia pun memberikan perintah kepada para pelayannya, untuk mencampurkan racun itu ke dalam makanan yang akan diantarkan untuk kedua selir Kaisar yang baru.
Untuk mengelabui semua orang, dia pun menyuruh pelayannya untuk menyimpan sisa racun itu di gubuk bobrok, yang ada di ujung belakang istana, sehingga jika kedua selir itu mati maka selir Xuan Yang lah yang akan dituduh sebagai seorang pembunuh.
Raut wajah permaisuri terlihat sangat bahagia, dia sudah bisa membayangkan bagaimana kemaharahan dari Kaisar Wei Huang, setelah mengetahui bahwa selir yang telah diasingkannya itu, berusaha untuk membunuh kedua selir barunya, dengan menggunakan racun yang mematikan. Dia juga membayangkan, bagaimana sang Kaisar memberikan hukuman kepada selir Xuan Yang.
Tak lama permaisuri pun terlihat tertawa terbahak-bahak, dia merasa rencananya saat ini akan berhasil dan bisa menjadikan selir Xuan Yang sebagai kambing hitam atas perbuatannya.
Dia juga sebentar lagi akan menjadi satu-satunya wanita milik Kaisar Wei Huang, setelah berhasil menyingkirkan ketiga selir yang menjadi penghalangnya selama ini. Sepertinya permaisuri telah lupa, jika selir Xuan Yang memiliki seorang putri yang juga sangat cerdas dan kuat.
Apalagi saat ini, Selir Xiao Xia juga dijaga dengan sangat ketat oleh sang pelayannya, sehingga makanan atau minuman apapun yang akan dikirimkan ke Paviliun selir itu, pasti akan melewati pelayannya terlebih dahulu.
Xuan Jian saat ini tengah tersenyum manis, dia telah mengetahui seluruh rencana yang akan dilancarkan oleh permaisuri Xue Yi terhadap kedua selir baru milik Kaisar Wei Huang.
Sehingga gadis itu pun berfikir, untuk menukar makanan yang ada di dapur istana, agar permaisuri terkena racun yang dia kirim sendiri, sepertinya cara ini cukup efektif, mengingat selama ini permaisuri selalu saja bertindak di luar batas, demi untuk mencapai segala keinginannya itu.
'Mari kita lihat sebentar lagi!' gumam Xuan Jian sambil menyunggingkan senyuman iblisnya.