Sequel Cinta, Luka dan NERAKA
Mendadak hamil akibat ulah mantan kekasihnya yang ingin menjebaknya agar kembali ke pelukan sang mantan justru membuat Linda berakhir one night stand dengan seorang CEO dari BTS Group, Adrian Wicaksana (40 tahun), duda tanpa anak yang sudah 10 tahun ditinggal pergi untuk selama-lamanya oleh mendiang istrinya karena sakit kanker. Benih yang tertinggal karena malam panas itu membuahkan sebuah janin tak berdosa yang menjadi bayi rahasia.
Kehidupan yang bagai bumi dan langit serta masa lalu kelam terutama dirinya bukan wanita suci membuat Linda merasa tak pantas bersanding dengan Adrian. Memutuskan lari sejauh mungkin membawa benih rahasia mereka hingga tumbuh menjadi anak yang genius namun hidup pilu tanpa seorang Ayah di sampingnya.
Simak kisahnya...
Karya ini telah menandatangi kontrak eksklusif dengan NovelToon dan hanya boleh dipublikasikan di platform ini. Segala bentuk pelanggaran hak cipta akan dikenakan sanksi hukum.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal Perjalanan Hijrah
Sebelum Linda berada di desa X, dirinya sempat berpindah-pindah karena pengusiran warga yang berasumsi bahwa dia bukan wanita baik-baik karena hamil tanpa suami. Awalnya Linda diterima namun saat mengetahui status Linda single atau belum menikah dan mendadak perutnya mulai terlihat buncit maka warga mencecarnya sehingga Linda tak berkutik. Pada akhirnya dia diusir oleh warga. Dan hal ini sudah terjadi di dua wilayah berbeda yang ia singgahi untuk tinggal.
Saat ia hamil empat bulan, kakinya menginjakkan pertama kali di desa X. Saat itu tubuhnya sedikit lemas karena setelah turun dari bus, ia berjalan kaki cukup jauh untuk menuju desa X dikarenakan uang yang ia miliki tidak banyak dan lebih banyak ia tabung untuk membayar bidan atau dokter saat melahirkan kelak karena dia belum punya pekerjaan tetap. Jarak terminal bus ke desa X lumayan jauh bila ditempuh dengan berjalan kaki namun jika naik kendaraan seperti motor atau mobil bisa menempuh waktu empat puluh lima menit.
Saat di tengah perjalanan, Linda yang tak kuat akhirnya pingsan dekat pematang sawah. Saat itu Umi Aisyah, ibunda Anton, sekaligus istri kepala desa X sedang penyuluhan pupuk kepada para petani agar lahan sawah mereka bisa menghasilkan kualitas varietas tanaman yang unggul, mendadak ia terkejut melihat wanita hamil pingsan. Lalu ia menyuruh beberapa petani untuk membantu membawa wanita itu ke kediamannya.
Anton yang saat itu pulang dari mengajar begitu terkejut Uminya membawa gadis cantik dalam kondisi hamil muda karena perutnya masih belum terlalu buncit. Anton pun bergegas pergi memanggil dokter Rika, 50 tahun, satu-satunya dokter kandungan di desa tersebut. Bahkan klinik sang dokter pun kategori sederhana karena maklum desa terpencil jadi jauh dari fasilitas yang memadai seperti di kota.
🍁🍁🍁
Setelah diperiksa oleh dokter Rika, ia menyatakan kondisi wanita hamil ini baik-baik saja hanya butuh istirahat dan makan yang cukup untuk asupan gizinya. Setelah dokter Rika memberi obat penguat kandungan dan vitamin ibu hamil kepada Umi Aisyah, bergegas Anton mengantarkan pulang sang dokter. Tak lama Linda siuman dan ia terkejut berada di sebuah rumah asing. Sebelum pingsan tadi, ia merasa dunianya mendadak gelap dan pandangan kabur lalu ia tak ingat apapun lagi. Ia berfikir dirinya sudah pergi ke surga namun dalam keadaan pingsan tadi ia bermimpi cukup buruk akan dosa-dosanya di masa lalu terutama saat dengan bodohnya ia mau saja diperdaya oleh Arman hingga menyerahkan kehormatannya sebagai wanita pada lelaki brengsek itu dan banyak dosa lainnya yang menyayat hatinya. Namun ternyata ia terbangun dari siuman masih dalam kondisi hidup bukan mati. Ada suatu kelegaan dalam hatinya karena ia masih diperkenankan Tuhan untuk bertaubat.
"Aku di mana?" tanya Linda yang masih melihat sekitarnya.
"Alhamdulillah kamu sudah sadar anak cantik. Coba bangun Nak, ayo minum dulu. Jangan lupa berdoa" ucap Umi Aisyah seraya menyodorkan Linda segelas air putih.
Linda pun mengikuti apa yang disampaikan oleh Umi Aisyah dan saat ini di kamar tersebut hanya ada dirinya dan Umi Aisyah saja.
"Kalau boleh tahu, nama kamu siapa Nak?" tanya Umi Aisyah lembut.
"Nama saya Linda Bu" ucap Linda seraya menunduk.
"Panggil saja saya Umi seperti yang lain memanggil saya. Perkenalkan nama saya Umi Aisyah. Saat ini kamu berada di rumah kepala desa yang tak lain beliau adalah suami saya. Namun saat ini beliau masih ada di balai desa sedang bekerja. Tadi kamu saya temukan pingsan di dekat pematang sawah dan saya menyuruh warga lain membantu saya untuk membawa kamu ke rumah kami ini" tutur Umi Aisyah.
"Terima kasih banyak Umi dan maaf jika saya jadinya merepotkan keluarga Umi" ucap Linda lirih. Dirinya bersyukur ditemukan oleh orang sebaik Umi Aisyah. Ia tak tahu dirinya bagaimana jadinya bila ditemukan oleh orang jahat dalam keadaan pingsan. Kejadian ini membuatnya makin banyak bersyukur dan lebih dekat dengan Tuhan.
"Sama-sama Nak. Oh ya kalau boleh tahu Nak Linda ini benar sedang hamil?" tanya Umi Aisyah dengan lembut.
"Benar Umi. Saya saat ini sedang hamil empat bulan. Suami saya sedang bekerja di luar negeri sebagai Pelaut jadi lama tak akan pulang dan belum tahu kapan pulangnya karena berada di laut jadi susah sinyal untuk dihubungi" tutur Linda berbohong.
"Oh nak Linda sudah menikah?" tanya Umi Aisyah.
"Iya Umi, tetapi hanya nikah siri karena kebetulan suami saya akan pergi berlayar sehingga kita tidak sempat mengurus legalitasnya. Nanti saja sewaktu dia kembali menjemput kami baru kita resmikan" jelas Linda kembali menutupi kebohongan sebelumnya.
Dirinya terpaksa berbohong karena ia dilanda kalut dan bingung sebab desa X ini adalah tempat singgahnya untuk yang ketiga kali. Sudah dua kali ia pernah mengalami pengusiran dikarenakan ia menyerahkan data identitas masih single atau belum menikah namun ternyata satu bulan menetap sudah diketahui dirinya hamil karena perutnya mulai menonjol. Tak ayal menimbulkan pro kontra yang berujung pengusiran dirinya dan hal ini terulang kembali di desa lainnya yang berbeda kabupaten dengan desa X. Akhirnya kini ketika dirinya berada di desa ini seakan merasa nyaman dan tenang sepertinya para warganya cukup baik terlebih keluarga Umi Aisyah. Sehingga dirinya terpaksa berbohong akan status pernikahan sirinya agar tidak diusir kembali oleh warga desa.
"Iya tidak apa-apa Nak Linda yang penting kan hamil ada suaminya. Pernikahan siri juga pernikahan yang sah kok di mata agama. Kamu tak perlu rendah diri karena kita semua sama di mata Tuhan yang membedakan hanya amal dan tingkat ketaqwaan kita saja" tutur Umi Aisyah yang membuat Linda menitikkan air matanya.
"Lho-lho kenapa menangis Nak? Maaf jika Umi menyinggung perasaanmu" ucap Umi sendu.
"Tidak Umi, semua yang dikatakan Umi benar namun Linda merasa belum menjadi hamba Tuhan yang benar. Apakah Tuhan akan memaafkan dosa-dosa Linda yang mungkin sudah menggunung bahkan untuk beribadah pun jarang-jarang?" tutur Linda sembari terisak-isak menitikkan air matanya.
🍁🍁🍁