NovelToon NovelToon
Tangan Nakal Daddy

Tangan Nakal Daddy

Status: tamat
Genre:Percintaan Konglomerat / Beda Usia / Pelakor / Romansa / Tamat
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Momoy Dandelion

"Apa kamu takut?" tanya Mark sembari mengusap pipi Jessy yang memerah.

"Sedikit."

Jawaban Jessy membuat Mark merasa gemas. Wajah polos wanita itu benar-benar menarik.

"It's okay. Kita memang baru pertama melakukannya," kata Mark.

Jessy mengalihkan pandangannya ke tempat lain. Ia tak kuasa menyaksikan tubuh indah Mark yang tampak kokoh sebagai tempat bersandar.

"Ayolah, kenapa kamu seperti malu-malu begini? Bukankah ini sudah biasa untukmu dan pacarmu?" tanya Mark yang melihat Jessy seakan tak mau melihatnya.

"Aku ... Belum pernah melakukan yang seperti in," lirih Jessy.

"Apa?" Mark terkejut. Ia kira hal semacam itu sudah biasa dilakukan orang yang telah berpacaran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momoy Dandelion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13: Kekuatan Orang Kaya

Berendam air hangat memberikan rasa nyaman pada tubuh Jessy. Mark masih belum bisa melepaskannya. Lelaki itu mengajaknya mandi bersama usai sarapan.

Mark terus memberikan pelukan serta ciuman seolah yang semalam belum membuatnya puas. Meskipun canggung, Jessy memasrahkan dirinya dijamah oleh lelaki itu. Bahkan, kegiatan percintaan kembali terulang di sana.

Mark tak bosannya kembali menggendong Jessy masuk ke dalam kamar usai mandi. Ia membantu Jessy mengenakan pakaian yang dibelikan asistennya. Ia juga membantu Jessy mengeringkan rambutnya.

"Liburan kampusmu masih dua minggu lebih, kan? Tetaplah berada di sini lebih lama lagi," pinta Mark seraya memeluk Jessy dari belakang.

"Tapi, temanku hari ini pulang dari Perancis dan besok kita akan kembali ke Indonesia," kata Jessy.

Mark berubah murung. "Katakan pada temanmu kalau kamu akan pulang sendiri. Aku masih ingin bersamamu." Mark semakin mengeratkan pelukannya. Ia menciumi ceruk leher Jessy seakan sedang merajuk agar wanita itu mau menuruti kemauannya.

"Ada banyak hal yang perlu aku selesaikan, Pak!" kata Jessy.

Mark mengangkat sebelah alisnya.

"Ah, maksudku, Daddy ...." kata Jessy canggung.

Mark tertawa kecil ketika Jessy menyadari kesalahannya. "Kamu imut sekali. Aku jadi malas pergi ke kantor karena ini." ia mencubit lembut pipi Jessy.

Wajah Jessy memerah malu.

"Daddy, biarkan aku pulang, dulu, ya! Aku janji tidak akan kabur," kata Jessy meyakinkan.

Mark memang telah mentransfer uang lima ratus juta ke rekening Jessy. Ini pertama kalinya Jessy mendapatkan uang sebanyak itu dengan begitu mudahnya. Ia berpikir Mark tidak mengizinkannya pergi karena takut lari membawa kabur uang itu.

"Tidak boleh!" jawab Mark seraya kembali mengeratkan pelukannya.

"Daddy, please ...." Jessy merajuk.

"Memangnya urusan apa yang membuatmu sangat ingin pulang, hm?" tanya Mark.

"Aku harus melunasi uang kuliah yang sudah menunggak dua semester," kata Jessy.

"Oh. Nanti biar aku yang mengurusnya," kata Mark dengan enteng.

"Memangnya Daddy tahu kampusku?" tanya Jessy.

"Tahu!"

Jessy melebarkan matanya karena penasaran.

"Aku sudah tahu semua tentangmu, Jessy," ucap Mark sembari mengulas senyum. "Kamu mahasiswa jurusan Bisnis Digital semester 4 di Universitas Y, kan? Tempat kos kamu berada di daerah XX, milik Ibu Zubir. Kamu juga bekerja di kafe OO dekat area kampus."

Semalam Mark meminta asisten pribadinya untuk mencari tahu tentang Jessy. Tak butuh waktu lama, ia susah mendapatkan semua informasi yang diinginkannya, termasuk tempat kuliah dan tempat kos Jessy.

Jessy semakin tercengang mendengar Mark menjabarkan informasi tentangnya.

"Sudah aku bilang, kamu tidak akan bisa lari dariku, Jessy. Aku tahu semua tentangmu," kata Mark.

"Tapi, aku juga perlu mengurus pengobatan keluargaku yang akan operasi transpantasi ginjal," kata Jessy.

Mark mengerutkan dahinya. "Bukannya kamu sudah tidak memiliki keluarga? Orang tuamu telah meninggal dan kamu anak tunggal," katanya ragu.

"Ah, iya." Jessy lupa Mark sudah tahu tentang dirinya. "Anak mantan tukang kebunku dulu terkena sakit ginjal. Sudah dua tahun di dirawat di rumah sakit. Kata dokter sudah ada donor yang cocok, tapi terkendala pada biaya."

"Apa mereka sangat berarti bagimu, sampai kamu peduli?" Mark berpindah ke hadapan Jessy sembari menatapnya dalam-dalam.

Jessy mengangguk. "Mereka sudah aku anggap sebagai keluarga sendiri," kata Jessy.

Mark mendengarkan cerita tentang keluarga Pak Dasiran dengan penuh perhatian. Ia bisa menilai betapa wanita itu memiliki rasa peduli yang tinggi terhadap orang lain.

Setelah mengetahui semua itu dari Jessy, Mark langsung memerintahkan asistennya untuk mengurusi pembiayaan kuliah Jessy, juga pembiayaan perawatan Nino.

"Ini untukmu." Mark memberikan botol kecil berisi obat kepada Jessy.

Jessy keheranan melihat barang yang diterimanya.

"Itu pil K B," kata Mark.

Jessy hampir tidak kepikiran dengan hal itu. Dia bisa saja hamil karena tidur dengan Mark. Lelaki itu benar-benar penuh perhitungan. Ia rasa karena Mark jauh lebih dewasa dan berpengalaman.

"Aku rasa kamu masih terlalu muda untuk hamil. Apalagi kuliahmu belum selesai. Kamu mau meminumnya, kan?" tanya Mark.

Jessy menganggu.

"Good girl," kata Mark seraya mencium kening Jessy. "Beristirahatlah dengan nyaman. Aku akan ke kantor lebih dulu. Nanti malam aku akan pulang menemuimu," pamitnya.

Setelah memberi pelukan, Mark akhirnya rela meninggalkan Jessy di kamarnya.

Jessy menghela napas. Entah mengapa air matanya kembali mengalir. Ia menangis sendirian setelah Mark pergi. Padahal, semua masalah yang membebani pikirannya sudah Mark bereskan. Namun, rasanya masih ada yang mengganjal di hatinya.

Jessy berusaha menegarkan diri. Ia mengambil ponsel dan menghubungi Fika.

"Halo, Jess .... " terdengar suara Fika dari seberang telepon.

"Kamu masih di Perancis?" tanya Jessy.

"Iya, Jess. Maaf ya, aku tidak mengajakmu. Tapi, nanti malam aku sudah akan pulang, kok!"

"Iya, tidak apa-apa." Jessy sama sekali tak mempermasalahkan dirinya tidak diajak. Sebenarnya dia ingin sekali menceritakan apa yang menimpanya semalam. Namun, ia tak cukup punya keberanian untuk bercerita.

"Kamu mau oleh-oleh apa?" tanya Fika.

"Tidak usah, Fik. Aku cuma mau bilang kalau aku akan mempercepat kepulanganku hari ini. Kamu tidak apa-apa kan, aku tinggal?" tanya Jessy.

"Hah! Kok tiba-tiba? Kamu marah ya, Jess? Aduh ... Jangan marah dong ...." Fika terdengar khawatir mendengar ucapan Jessy.

"Nggak, aku nggak marah. Aku hanya ada urusan mendadak dan harus pulang. Saudara jauhku mengabari masalah penting, jadi aku mau pulang ke desa secepatnya," kata Jessy mengarang cerita.

"Kamu ada masalah apa?"

"Aku tidak bisa cerita, Fik. Ini urusan keluarga."

"Lalu, bagaimana dengan tiketnya? Kamu ada uang?"

Fika tahu jika Jessy ke Inggris bersamanya tanpa membawa banyak uang. Bahkan semua biaya ia yang mengurusinya. Dan harga tiket pulang lumayan mahal.

"Aku ada uang dipinjami saudara, cukup untuk beli tiket dan pegangan. Kamu tidak usah khawatir," kata Jessy.

"Aduh, Jess ... Aku tidak enak hati banget. Aku yang ajak kamu ke Eropa tapi kamu pulang sendiri. Apa tidak bisa tunggu besok, kita pulang sama-sama?"

"Aku sudah di bandara, Fik. Sebentar lagi aku naik pesawat. Kamu tidak perlu merasa sungkan padaku. Aku sangat senang kamu ajak liburan."

"Ya sudah, Jess. Kamu hati-hati, ya! Kalau ada apa-apa kabari aku!"

"Iya, itu pasti. Kamu juga nikmati waktu berhargamu dengan Pak Lion. Aku tutup teleponnya sekarang."

"Bye, Jess."

"Bye."

Jessy menghela napas usai mematikan teleponnya. Ia telah membohongi temannya sendiri. Selama dua minggu ke depan, ia akan tetap berada di sana bersama Mark.

Jessy kembali menangis. Sepertinya ia masih belum menerima keputusan yang dipilihnya sendiri.

1
Raflesia 4012
makasih hiburannya thoor/Sly/.selamat berkarya /Determined/
Yati Haryati
rumit bgt yak jdi jessi
Catur Rini
dasar jessy gatel, katanya gak mo ngrusak rmh tangga orng lain, mo dicium justin kok diem aja.....
Catur Rini
aneh ceritanya
Catur Rini
gobloknya jessy, orng yg biasa hidup mewah kok mo di ajak hidup kere, mbok ua punya otak tu dipaki to jess
Catur Rini
hah gemes,definisi org bodoh ni macam jessy
Catur Rini
katanya mahasiswa pinter, tapi pikirannya goblok, cerita harusnya disesuaikan dong sama karakter, mahasiswa sekarang tu pinter2, sebelum pergi ke negara orng tu mereka udh browsing dulu karakter negaranya, kan jd rancu ceritanya....padahal alurnya udh bagus lho...cuma agak rancu dikitlah.....
Catur Rini
ini kan ceritanya orng indo ya, kok mukanya bule semua, agak real dikitlah.....
Ayu Galih
Bagud alur ceritanya karya kk author is the best🤗🤗😍😍😍😍
Ana Rusliana
Luar biasa
♡Ñùř♡
suka🥰
Yuliana Rahmawati
Luar biasa
Dwisur
sentuhan pertamanya mana ..?
Dwisur
iih...Jesy..kok gitu sich .
realistis dunk
@Al**
/Good/
vj'z tri
what 😱😱😱😱😱
Sofiyana Sofi
plislah kalo buat tokoh cerita jgn yg baik kebangetan ya thor
Eva Nietha✌🏻
Jumpa lagi
Ibelmizzel
jessi terlalu Maruk😁😁😁
Ibelmizzel
Jessy murah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!