Alfa adalah anak miskin yang sering di bully oleh teman SMA-nya. Bukan inginnya menjadi anak miskin, tapi takdir yang menentukannya. Sang ayah duluan di jemput oleh sang Maha Kuasa, dan saat ini Ibunya sakit parah. Ia bingung mencari uang di mana untuk pengobatan ibunya. Sebelum ia mendapatkan uang, ibunya meninggal dunia. Saat pemakaman ibunya, ia mendapat Sebuah sistem Keberkahan di makam ibunya. Dan tentu saja Sistem mengubah hidupnya menjadi lebih baik.
Yang penasaran dengan kisahnya yuk simak ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20
...🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️...
...Happy Reading...
...🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️...
Saat itu Alfa sedang membeli buku dan pena di sebuah toko, ia juga membeli tas dan sepatu. "Berapa semuanya Buk?" tanya Alfa yang saat itu ia bersama Kak Luna, Luna sendiri ingin bermain di rumah Alfa setelah selesai berbelanja. "Semuanya 300.000." jawab pemilik toko dengan senyum ramah.
Alfa mengeluarkan uang 300.000 dan memberikan kepada pemilik toko itu. "Terima kasih," ucap pemilik toko itu tersenyum senang, sambil menyerahkan belanjaan Alfa.
Tiba-tiba, sistem Alfa berbunyi, memberitahukan bahwa transaksi telah berhasil.
"Ting!
[Saldo Anda di kurang 300.000]
[Sisa Saldo Anda 9.300.000]
Alfa tersenyum puas, ia senang bisa membeli semua yang dibutuhkan untuk sekolah dan bermain dengan Luna.
"Kak Luna, kamu yakin mau main ke rumah ku?" tanya Alfa ragu-ragu karena rumahnya jelek. Ia sangat malu dengan keadaan rumahnya yang reot itu, dan khawatir Kak Luna akan merasa tidak nyaman atau bahkan kecewa.
Kak Luna tersenyum dan mengangguk, "Iya dong, aku ingin tau di mana alamat rumah kamu. Aku penasaran dengan tempat tinggalmu," kata Kak Luna dengan nada yang santai.
"Tapi kak Luna, rumah ku sangat jelek, mungkin tidak seperti rumah di pikiran mu," ucap Alfa lagi, berusaha untuk mengantisipasi kekecewaan Kak Luna. "Rumah ku benar-benar sangat jelek dan reot, bahkan temboknya sudah retak-retak dan atapnya bocor," tambah Alfa dengan nada yang jujur.
Kak Luna memandang Alfa dengan mata yang hangat, "Tidak apa-apa, Alfa. Aku tidak peduli dengan keadaan rumahmu. Yang penting aku bisa bermain denganmu dan menghabiskan waktu bersama," kata Kak Luna dengan senyum yang tulus.
Alfa merasa sedikit lega setelah mendengar kata-kata Kak Luna. Ia sadar bahwa Kak Luna tidak peduli dengan keadaan rumahnya, dan yang terpenting adalah hubungan mereka yang baik. "Baiklah, kak. Aku akan menunjukkan alamat rumahku," kata Alfa dengan senyum yang kecil.
Akhirnya, mereka berdua meninggalkan toko, membawa belanjaan mereka dan siap untuk menuju ke rumah Alfa. Mereka pun naik ke motor Alfa untuk menuju ke rumah Alfa, menikmati pemandangan sekitar sambil bersantai.
"Berteman dengan mu sangat menyenangkan Alfa," ucap Luna tersenyum sambil menikmati perjalanan mereka. "Aku juga sangat senang," ucap Alfa tersenyum, merasa bahagia karena bisa berbagi waktu dengan Luna.
Tak lama kemudian, mereka pun sampai di depan rumah Alfa. Namun, Alfa merasa sedikit ragu-ragu untuk menunjukkan rumahnya kepada Luna. "Dimana rumah mu Alfa?" tanya Kak Luna, sambil memandang sekeliling.
Alfa terdiam, ia tak percaya apa yang dilihatnya. Ia menatap rumahnya yang sudah roboh itu dengan mata berkaca-kaca, perasaan syok dan sedih memenuhi hatinya. "Ru-rumah ku!" ucap Alfa dengan suara yang bergetar.
Luna terlihat bingung dan khawatir melihat reaksi Alfa. "Ada apa dengan rumah mu Alfa?" tanya Luna dengan nada yang lembut, sambil turun dari motor dan mendekati Alfa.
Alfa tidak bisa menjawab pertanyaan Luna, ia terlalu syok dengan keadaan rumahnya. Ia turun dari motornya dan berlari ke arah rumahnya yang roboh itu, sambil berlutut di tengah-tengah reruntuhan. "Kenapa rumah ku rusak begini?" tanya Alfa dengan suara yang penuh kesedihan, sambil memandang reruntuhan rumahnya dengan mata yang berkaca-kaca.
Luna mengikuti Alfa dan melihat keadaan rumahnya yang rusak parah. Ia tidak tahu apa yang harus dikatakan atau dilakukan, tapi ia bisa merasakan kesedihan Alfa. "Alfa, aku tidak tahu apa yang terjadi," kata Luna dengan nada yang lembut, sambil meletakkan tangan di bahu Alfa.
Alfa memandang Luna dengan mata yang berkaca-kaca, ia merasa sedih dan kecewa. "Aku tidak tahu siapa yang melakukan ini," ucap Alfa dengan suara yang bergetar, sambil memandang reruntuhan rumahnya dengan rasa kesedihan yang mendalam.
...🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️...
baru jumpa untuk 2x
tidak apa la athor punya cerita
semangat