NovelToon NovelToon
Misteri Kematian Istriku

Misteri Kematian Istriku

Status: tamat
Genre:Tamat / Identitas Tersembunyi / Romansa / Suami Tak Berguna / Penyesalan Suami
Popularitas:67.2k
Nilai: 5
Nama Author: meliani

Ryan merasa istrinya berubah setelah kepulangannya dari luar kota. Diana yang biasanya pendiam dan lugu, kini dia berubah menjadi sosok yang sedikit berani.

Ryan tidak tahu bahwa istrinya yang sesungguhnya telah meninggal dunia, di bunuh orang tuanya sendiri.

Lantas siapa sosok Diana palsu yang sengaja masuk ke dalam kehidupan Ryan? Dan apakah tujuannya berpura-pura menjadi istrinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon meliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nggak Waras!

“Mas Ryan!” panggil Diara pada saat pria sibuk itu sudah kembali ke rumah. Dan sekarang, ia tengah melepaskan pakaian atasnya karena sudah merasa sangat gerah.

“Ada apa, Di?” jawab Ryan tanpa menghentikan aktivitasnya. Bahkan kini ia juga turut melepas bawahannya yang di dobel dengan celana pendek.

Huh, untung Diara sudah mulai terbiasa dengan pemandangan seperti itu. Gadis itu juga mengira pasti ke depannya akan lebih parah daripada ini. Jadi dia memang harus mempersiapkan mentalnya dari sekarang.

“Apa nggak sebaiknya Mas Ryan pasang CCTV aja di rumah?”

“Untuk apa pasang CCTV?” tanya Ryan segera.

“Ya, buat jaga-jaga aja semisal suatu saat ada apa-apa. Misalnya ada perbuatan kriminal atau pencurian gitu. Jadi kita punya bukti rekaman.”

“Buat apa? Rumah ini ada di dalam kompleks yang aman. Lagi pula apa yang bisa di ambil dari rumah ini, Di? Nggak ada. Pencuri nggak akan minat masuk ke sini.” Ryan merasa rumahnya sederhana. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan baginya.

“Meski begitu kita harus tetap mawas diri, Mas.”

Ryan menampakkan senyum yang tak sulit untuk di artikan. Ya, tentu saja. Pria itu selalu menganggap pendapatnya sepele. Sepertinya sulit bagi pria berpendidikan itu untuk mempercayai wanita yang bodoh tak sekolah sepertinya.

Ah, kasihan sekali kamu Diana. Mungkin sudah jalannya Tuhan mengambil nyawamu. Kamu memang lebih baik di sisi Tuhan yang begitu menyayangimu, daripada berada di sisi orang-orang seperti mereka yang terlalu menganggap perasaanmu sedemikian remeh.

“Apa sih, yang kamu khawatirkan?” tanya Ryan, “selain kompleks ini aman, aku juga sudah memperkerjakan satu seorang security di luar.”

Setelah berbicara demikian, Ryan terdiam sejenak. Security? Tampaknya dari kemarin ia tak melihat security yang lama. Ke mana pria itu?

Asisten rumah tangga juga sudah ganti lagi. Ryan baru menyadarinya sekarang. Semenjak pulang dari Bali, hampir semua orang berubah termasuk istrinya yang entah kenapa seolah terlahir menjadi sosok yang baru. Diana yang sekarang lebih pintar, cekatan, berani, tak gampang percaya dan tak mau kalah omong dengannya.

Demi mengetahui ke mana Erik dan Yuni, Ryan pun menemui ibunya kala senja menjelang.

“Pak Erik sama Yuni ke mana, Bu? Sudah lama aku nggak lihat mereka? Kok Ibu nggak bilang apa-apa dari kemarin ke Ryan.”

“Kalau Erik pulang kampung. Tapi nggak tahu kenapa sampai sekarang dia nggak balik-balik juga, jadi Ibu ganti aja. Kalau Yuni, tanyain aja sama istrimu. Mereka bukannya pergi bersama?” Nurul tampak enggan di tanya-tanya lebih lanjut sehingga wanita itu memilih untuk menghindar.

“Ibu mau ke mana? Ryan belum selesai bicara!”

“Kepala Ibu pusing,” jawabnya beralasan. Dia langsung menutup pintu kamarnya setelah itu.

“Begitu kalau lagi ditanyain serius,” gumam Ryan. “Pasti mereka nggak betah karena kelakuannya.” Ryan malah menduganya demikian. Dia pun kembali ke kamarnya untuk menemui sang istri. Penat membuatnya cepat tidur malam ini. Mengistirahatkan otak dari semua keanehan yang terjadi dalam hidupnya yang mungkin disebabkan oleh satu orang—yakni ibunya sendiri.

Sementara itu di dalam kamar lain, Nurul sedang mengirim pesan kepada kekasihnya yang sudah tidak ia temui beberapa hari ini. Beberapa hari lalu, Erik mengatakan bahwa dia hanya pergi sementara dan masih ada di sekitaran sini hanya untuk mencari aman dari bahaya dendam Diara.

Tetapi pada kenyataannya tidak demikian. Sebab sampai kini, Erik malah sudah tak bisa di hubungi lagi. Sederet pesan yang dikirimkan oleh Nurul, sudah tidak bisa sampai lagi ke tujuan. Tidak salah lagi. Nurul di blokir. Lebih parahnya, setelah pria itu berhasil membawa uang seratus juta miliknya.

“Dasar penipu! Jangan harap kamu selamat, Erik!”

Panasnya bukan main. Amarah Nurul begitu mencuat. Dan dalam sepak, semua barang-barang di meja riasnya jatuh berhamburan. Tak peduli berapa juta uang terbuang. Wanita itu tak terima atas kekalahan ini. Tertipu adalah hal yang sangat memalukan baginya. Seorang Nurul tidak boleh tertipu, terlebih hanya karena lelaki songong seperti dia.

^^^

Kedua bola mata Diara terjaga tepat pukul lima pagi. Dia menoleh untuk melihat seorang pria asing yang tidur di sisinya. Ryan, pria itu masih tertidur dengan sangat pulas sambil menggenggam tangannya sekarang. Sehingga membuat Diara mendecak kagum karena perlakuan tersebut.

“Pasti kamu takut sekali istrimu pergi, iya kan?” batin Diara. “Gimana kalau kamu tahu yang sebenarnya, bahwa istrimu memang sudah tiada?”

Ah, mengingat demikian membuat kedua bola mata Diara mengeluarkan pancaran embun yang putihnya sebening kristal.

“Aku kangen kamu, sama Ambu juga, Di. Tapi apalah daya, takdir udah memisahkan kita. Tuhan sudah menggenggam kembali nyawamu. Kalian sudah terlelap di keabadian. Menunggu kami yang masih ditugaskan untuk menentukan ‘di mana’ kehidupan kami selanjutnya nanti.”

Diana tak mau berlama-lama terkurung di dalam luka. Dia gegas menuju ke kamar mandi sebelum Ryan memergokinya. Saat sedang sedih, mau pun sedang mandi. Lantaran takut, pria itu mengganggunya lagi seperti kemarin. Sebab sejatinya mereka tak ada hubungan apa-apa selain saudara ipar yang sebenarnya justru haram untuk bersentuhan.

^^^

“Aku pergi dulu, ya?” ujar Ryan setelah pria itu bersiap.

“Iya, hati-hati, Mas,” jawab Diara menampilkan senyum terbaiknya sebelum Ryan pergi bekerja. Begitulah kiranya yang ia tahu cara seorang istri memperlakukan suaminya—lebih tepatnya istri pura-pura. “Oh ya, aku juga nanti siang mau izin pergi ya. Boleh kan?”

“Mau pergi ke mana?” tanya Ryan segera. Pria itu trauma karena sebelumnya Diana juga pernah pergi. Tapi lama sekali pulangnya.

“Aku butuh perawatan ke salon.”

“Perawatan?” ulang Ryan karena ini sesuatu yang baru bagi seorang ‘Diana’.

“Iya. Jangan mikir yang engga-engga ya, Mas. Aku juga sama kayak perempuan lain yang butuh perawatan, supaya badan aku bisa lebih fresh,” jawab Diara seolah memahami apa isi hati pria di depannya itu.

Ryan tersenyum. Sepertinya dia terlalu berlebihan. “Baiklah. Rawatlah tubuhmu di salon. Aku mengizinkan mu. Tapi ingat, jangan pergi terlalu lams seperti kemarin. Cepat pulang setelah selesai.”

Ryan mengusap kepala wanitanya.

“Ok!”

Diara kembali ke dalam setelah mengantarkan pria itu sampai depan rumah. Dia pun bersiap-siap untuk segera pergi dengan menggunakan taksi pesanannya. Namun, bukan hanya ke salon seperti yang dia katakan tadi, tetapi juga untuk menemui seseorang di suatu tempat.

“Bagus, bagus ...! Pagi-pagi udah mau ngeluyur aja. Enak banget ya, jadi perempuan gatel. Godain laki-laki kaya biar bisa dinikahin, terus foya-foya deh,” sindir wanita ular itu saat mendapati Diara akan pergi.

“Ya, nggak papa, dong. Bebas. Suamiku aja ngizinin kok, kamu yang sewot!” balas Diara tak kalah sengit. “Tenang aja, Cuma ke salon doang mah nggak bakalah bikin Mas Ryan jatuh miskin.”

“Berani sekali kamu sekarang, ya?” wanita itu bersedekap dan berdiri tegak menantang di hadapan Diara.

“Apaan sih? Emangnya kenapa kalau aku mau pergi? Bukan urusan situ ngelarang-ngelarang aku, ya. Aku udah dapat izin dari suamiku!” kata Diara penuh penekanan.

“Kerjain pekerjaan rumah, baru kamu pergi! Enak saja kamu, makan tidur, makan tidur, nyalon, belanja, keluyuran. Di dunia ini nggak ada yang gratis!”

“Aku dinikahin Mas Ryan untuk jadi istrinya, bukan buat jadi asisten rumah tangga di sini.”

“Kerjain, nggak!?”

“Nggak!?” tolak Diara lantas pergi. Dia sempat dilempari alas kaki oleh wanita ular itu, namun benda itu tak mengenainya karena Diara sigap menghindar dan membuat Nurul menjadi semakin kesal.

“Enggak kena ... enggak kena ... enggak kena ...!” Bukan hanya bernyanyi mengejek, Diara juga menjulurkan lidahnya pada saat tubuhnya mulai menjauh. “Dasar orang nggak waras!”

1
Dwi Atma
Luar biasa
Nurul Laila
🤣🤣🤣
inayah machmud
karena status sosial ibu mertua sampai membenci menantunya seperti itu, ,, bahkan dia tidak mau cucu yg terlahir dari rahim diana...😡😡
inayah machmud
ngeselin banget tuh nenek peot...
Tuty Ismail
Segitiga Bermuda.....🤭🤭🤭
Tuty Ismail
nyesek banget bacanya
Tuty Ismail
Ryan orang mampu kenapa gak pasang cctv..
Andriany Na70
bagus ceritanya, aku suka, cerpen bukan cerbung dan tdk bertele tele, semangat Thor
tiara officiall
mau nembak nih kayaknya babang ryan
tiara officiall
keterlaluan tong
tiara officiall
mewek aku...
tiara officiall
mosok Ryan ngerti iku bukan Diana,tp kok Yo di sosor jugak
tiara officiall
ikut drg degan gmn klu ketauan dulu
tiara officiall
seneng aku,Yuni ketemu
tiara officiall
sukuriiiiin
tiara officiall
sssttt...jg sampe ketauan
tiara officiall
cangcut....oooh cangcut...
tiara officiall
aduh gawwat klu ketauan
tiara officiall
yok semangat yok
tiara officiall
he he he rasain
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!