follow igku @zariya_zaya
Bagaimana perasaanmu jika melihat calon suamimu berada di dalam kamar hotel dengan wanita lain dimalam pernikahanmu? Pasti nyesek senyesek-nyeseknya.
Itulah yang terjadi pada Kinan. Wanita malam itu dikhianati oleh calon suaminya sendiri dimalam sebelum acara pernikahan berlangsung. Alih-alih menadapat simpati karena tersakiti, Kinan malah di caci dan di cemooh karena bertubuh gendut dan berwajah pas-pasan.
Banyak hal yang tejadi dan Kinan hampir bunuh diri, tapi seorang pemuda desa menyelamatkannya dan membantu mengatasi maslahnya. Kinan mulai menjalani program pengurusan berat Badan dengan pemuda desa bernama Pram. Ia ingin membuktikan pada mantan yang mengkhianatinya, si Andra, kalau Kinan juga bisa berubah jadi cantik seperti wanita lainnya.
Apakah Kinan berhasil? Simak kisah Kinan dan ikuti terus ceritanya.
Seperti apa kisah mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Titin Supriatin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 13 Tamu Tak Diundang
Pria yang bernama Pram membantu menarik tubuh Kinan keluar dari dalam air. Kinan sebenarnya malu karena ia mengira bakal tenggelam di sungai, nyatanya air sungainya dangkal dan tidak terlalu dalam. Dinginnya air membuat tubuh Kinan jadi gemetar. Mau tidak mau iapun pasrah saat tangan pria yang baru saja dikenalnya menariknya ke pinggir sungai dengan sekuat tenaga.
Lagian, tidak mungkin juga Kinan terus berada di dalam air kalau tidak ingin masuk angin. Kinan dan Pram sama-sama basah sekarang. Dan yang membuat Kinan terkejut, tiba-tiba pria itu menanggalkan jaketnya lalu menutupkannya pada tubuh Kinan yang basah kuyub. Awalnya, Kinan menolak, tapi pria itu langsung menjelaskan alasannya.
"Jangan salah paham, pakaian dalamnya Mbak kelihatan. Pakai saja jaketku untuk menutupinya, Mbaknya akan semakin malu kalau dilihat banyak orang," terangnya saat ditatap mata Kinan dengan pandangan menakutkan.
"Kenapa kau tidak bilang padaku daritadi? Dasar mesum!" protes Kinan.
"Lah ini aku sudah bilang, lagian Mbaknya kenapa pakai acara mau bunuh diri segala? Bosan hidup? Kalau mau mati jangan di sini. Cari saja tempat lain. Kenapa kau tidak menikmati hidupmu sama sekali sih, Mbak?"
"Siapa yang mau bunuh diri," sela Kinan cepat, ia kaget karena di kira bunuh diri. "Undangan yang kubawa tak sengaja terjatuh padahal aku belum tahu kapan tanggal undangan itu dilangsungkan. Aku hanya melongok saja dan kakiku terkilir, makanya aku jatuh!" jelas Kinan agar Pram tak salah paham lagi padanya.
Pria itu diam dan berjalan ke tepian sungai untuk memungut sesuatu. "Maksudnya Mbak ... undangan ini?" tanya Pram sambil memperlihatkan benda tipis yang baru saja ia pungut. Rupanya benda tersebut adalah undangan yang dimaksud Kinan.
"Benar," jawab Kinan. "Berikan padaku," pintanya.
Pram tak langsung memberikannya. Ia memerhatikan undangan yang basah itu dengan seksama. Entah mengapa, pria itu tersenyum kecut saat membaca nama yang tertera dalam undangan tersebut seakan ia mengerti sesuatu.
"Jadi ... nama Mbak ini Kinan, ya?" tanyanya. Ia baru menyerahkan undangan yang ia pegang pada Kinan.
Kinan mengangguk dan menerima undangan yang diberikan Pram. "Terimakasih sudah menolongku, aku pinjam dulu jaketmu, nanti aku kembalikan. Tinggalkan saja nomer telepon. Aku tidak bawa ponsel."
"Aku juga." Pram tersenyum. "Tapi ... aku rasa kau sedang mengalami masalah, tubuhmu itu terlalu besar sampai aku tak kuat menarikmu, tadi. Apa kau tidak ingin kurus, Mbak? Aku bersedia membantumu menguruskan badan kalau Mbaknya mau."
Bukannya menjawab tawaran Pram, Kinan merasa pria yang baru ditemuinya ini agak lancang padanya. Baru saja bertemu, ia sudah sok ikut campur urusan Kinan.
"Mas ... tolong ya ... Masnya nggak perlu ikut campur urusan saya. Mau saya kurus atau gendut, itu bukan urusannya Mas, loh. Terimakasih banyak sudah menolong saya tadi. 2 hari lagi kita ketemu di sini, akan saya kembalikan jaket ini setelah selesai saya cuci. Permisi." Dengan wajah kesal, Kinan langsung pergi meninggalkan Pram. Padahal Niat Pram baik, tapi mungkin karena perasaan Kinan masih labil dan sedikit kacau, ia jadi gampang tersinggung.
"Dasar pemarah," gumam Pram sambil tersenyum. Iapun ikut pergi meninggalkan sungai dan terus berjalan mengikuti Kinan dibelakangnya.
Mereka berdua sama-sama berjalan dalam diam. Awalnya Kinan tidak peduli kalau pria yang bernama Pram itu mengikutinya, tapi lama-lama, ia merasa risih juga sampai akhirnya Kinan sudah tidak bisa menahan lagi. Gadis bertubuh lumayan besar itu berbalik badan dan menatap marah wajah Pram.
"Bisa nggak sih kau tidak mengikutiku?" sentak Kinan.
"Siapa yang mengikutimu, Mbak? Kita searah," elak Pram. Padahal ia memang sengaja mengikuti Kinan.
"Kalau begitu ... kau jalan duluan," tantang Kinan untuk membuktikan apakah ucapan pria itu benar apa tidak.
"Begini ya, Mbak. Aku ini pria sejati, dan lebih mengutamakan wanita berjalan lebih dulu. Ini juga sudah malam, mana mungkin orang baik sepertiku membiarkan wanita berjalan sendirian di tempat sunyi nan sepi seperti ini. Kalau Mbaknya jadi saya, pasti juga bakal melakukan hal yang sama, kan? Masa iya Mbaknya saya tinggal sendirian di sini."
"Terserah kau sajalah kalau begitu," cetus Kinan dan iapun langsung berjalan cepat meninggalkan Pram yang juga berjalan menyusulnya. Mereka kembali melanjutkan perjalanan dalam diam tanpa saling bicara satu sama lain.
Dua jam kemudian, Kinan sudah hampir sampai di rumahnya, dan bermaksud langsung masuk tanpa mengucap sepatah katapun pada Pram. Namun, seketika langkahnya berhenti saat ia menyadari ada sebuah mobil hitam yang sangat ia kenal terparkir rapi di halaman rumah. Yah, tidak salah lagi, itu adalah mobil Andra.
Sungguh, Kinan tidak mengerti kenapa mantan pacarnya itu selalu saja mengganggu dan menghantui kehidupannya. Bagaimana bisa si Andra itu tahu kalau Kinan ada di desa ini? Apalagi yang diinginkan Andra darinya? Itulah pertanyaan-pertanyaan yang timbul di benak Kinan.
Hati Kinan semakin bergejolak marah dan langsung berjalan cepat menuju rumahnya. Sudah cukup bagi Kinan. Ia tak ingin luka yang ditinggalkan mantan pacarnya itu kembali terbuka lagi. Ia tak ingin Andra mengganggu ketenangan ibunya yang baru saja sembuh dari tekanan yang ia rasakan sejak kepergian ayah Kinan dan gagalnya pernikahan.
"Untuk apa bedeebah itu datang kemari? Apa belum cukup dia menghancurkan hidupku dan keluargaku! Orang itu benar-benar tidak tahu diri!" geram Kinan marah bercampur emosi. Sedangkan Pram, hanya menatap diam kepergian Kinan di belakang punggungnya dengan tatapan mata yang sulit dilukiskan dengan kata-kata.
"Ngapain kau kemari, ha!" sentak Kinan marah begitu ia masuk ke dalam dan menemukan Andra sedang duduk di kursi ruang tamu ditemani oleh ibunya.
Awalnya, Andra senang melihat Kinan baik-baik saja, tapi senyumnya memudar ketika ia melihat pria lain yang ternyata adalah Pram, itu ikut masuk ke dalam rumah Kinan tanpa permisi lalu berdiri dibelakang Kinan tanpa dosa. Yang lebih mengejutkan lagi, keduanya terlihat sama-sama basah seolah habis berbasah-basahan ria, padahal di sini tidak ada hujan sama sekali. Di tambah lagi, Kinan memakai jaket Pram. Semakin kotorlah pikiran Andra soal Kinan sekarang. kedua tangan mantan pacar Kinan itu mengepal sangat kuat.
"Dari mana kamu? Kenapa jam segini baru pulang? Siapa pria itu? Dan apa yang baru saja kalian berdua lakukan? Kenapa bisa sampai basah begitu?" tanya Andra sok peduli, nada suaranya seolah kesal dan marah. Ia bahkan menginterogasi Kinan layaknya suami yang cemburu pada istrinya ketika tahu istrinya diantar pulang pria lain. Padahal status Andra dan Kinan hanyalah mantan.
"Huh, nggak salah? Siapa kau berani bertanya seperti itu, ha? Siapapun pria yang ada di sampingku ini, dan apa saja yang kami lakukan itu sama sekali bukan urusanmu. Pergi kau dari sini! Kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi? Untuk apa kau kemari? Untuk pamer kalau kau mau menikah lagi?" bentak Kinan sinis dan ibu Kinan langsung syok mendengar kata-kata putrinya barusan.
BERSAMBUNG
***
ceritanya Keren👏aq suka..
pengajaran: jangan pernah memandang hanya berdasarkan luaran sahaja.. sebenarnya d novel ini tuu banyak pengajaran yg bisa d ambil...
Terima kasih author udah bikin novel yg bagus ini...yg paling bikin seneng itu, HAPPY ENDING 😍💖...
#SUKSES SELALU AUTHOR ✨🌹