Dikutip dari kisah nyata kehidupan suamiku sebelum bertemu denganku sampai saat ini.
Yanu pemuda berumur 27 tahun yang tak kunjung menikah karena terlalu fokus dengan pekerjaan dan ibu nya.
Pada suatu ketika saat ia sedang berkunjung kerumah teman sebaya nya yang berjarak seratus meter dari rumahnya,tanpa sengaja ia melihat seorang perempuan cantik melintas depan rumah teman nya tersebut. Ia pun menanyakan siapakah perempuan cantik yang baru saja ia lihat kepada teman nya.
Simak terus kisah nya dalam novel karyaku ya...
Terimakasih...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maria Margaretha Riswanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
"Gimana mbah, semalam berhasil ?" tanya Ani ke mbah nya.
"Berhasil. Mbah yakin istri Yanu sedang sakit saat ini."
"Kita tunggu saja kabar baiknya. Nanti aku info lagi mbah. Ini buat mbah," ucap Ani sembari menyerahkan amplop berisi uang.
"Tumben ?"
"Ya gak apa-apa kan mbah sekali-sekali."
"Terserah kamu saja lah."
"Yasudah mbah aku pamit pulang dulu. Aku mau cari info soal mas Yanu. Semoga apa yang mbah kerjakan semalam berbuah manis buatku."
"Ya."
Ani pun pulang dengan perasaan senang. Ia yakin bahwa mbah nya telah berhasil menyantet Maria.
Disisi lain, Maria dan Yanu serta kedua anaknya masih menetap di hotel.
"Mas aku coba hubungi om ku ya."
"Om siapa ma ?"
"Om Krishna, adik dari mamaku."
"Buat apa ma ?"
"Dia pasti tau soal keadaan kita saat ini. Siapa tau om Krishna bisa kasih solusi dan jalan keluar."
"Yasudah coba kamu hubungi ma."
Maria menghubungi Krishna adik dari mama nya untuk mencari solusi dari permasalahan nya. Tak lama kemudian, panggilan pun dijawab.
"Halo ini siapa ?" ucap Krishna.
"Aku Maria om."
"Maria siapa ya ?"
"Yaelah, ponakan sendiri lupa."
"Bukan lupa, bingung."
"Kok bisa ?"
"Lah si Maria keponakanku itu masih kecil."
"Emang aku gak boleh gedhe ya om ?"
"Ya bukan nya gitu. Kamu gimana kabar sekarang ?" ucap Krishna mengalihkan pembicaraan.
"Baik om, om sendiri gimana ? Ninik gimana om ?"
"Ninik udah gak ada. Kamu sekarang umur berapa Mar ?"
"Gak ada kemana om ? Umurku 26 tahun om."
"Sudah meninggal. Loh kamu sama aku gak beda jauh toh Mar ?"
"Emang om umur berapa ?"
"35."
"Sembilan tahun berarti bedanya. Tua suamiku dong. Hahahaha."
"Lah suamimu umur berapa ?"
"40 om. Hehehehe."
"Wuih beda 14 tahun."
"Iya. Aku itu hubungi om karena mau tanya sesuatu."
"Apa ? Soal cara sembuhin kamu dari santet ? Gampang itu mah."
"Kok om tau ?"
"Ya tau lah."
"Gimana om caranya ?"
"Itu teluh brojoguno yang hanya bisa di tangkal kalau kamu udah lewati tujuh sungai."
"Maksudnya ?"
"Ya kamu harus pergi ke daerah yang melewati tujuh sungai dari situ."
"Terus aku kudu kemana om ?"
"Kamu kemari deh."
"Ke Jakarta ?"
"Iya. Kerumah om. Nginap di sini sama suami dan anak-anakmu. Nanti kalau sudah aman kamu balik lagi kesana gak apa-apa."
"Harus ya om ?"
"Ya terserah. Kamu mau sembuh gak ?"
"Mau om."
"Tapi sebelum kamu kesini, nanti malam jam 12 malam kamu mandi hadast dulu. Setelah mandi hadast kamu buat kopi 2 gelas, yang satu manis yang satu pahit tanpa gula. Terus kamu keluar di teras. Kopi nya kamu letakkan di depan mu. Tunggu sampai kopinya diminum."
"Diminum ? Siapa yang minum om ?"
"Ya makhluk yang di suruh buat ngerjain kamu lah."
"Terus tau diminum atau gak nya gimana om ?"
"Nanti tuh kopi pasti bakal berkurang. Semakin banyak berkurangnya tuh kopi, berarti makhluk yang ngerjain kamu energinya cukup kuat."
"Terus kalau sudah diminum aku ngapain om ?"
"Bilang begini ya, aku sudah kamu makan dan kamu juga sudah minum kopi yang aku sediakan. Sekarang waktunya kamu pulang ke tempat orang yang perintahkan kamu. Jangan kembali dan makan aku lagi. Makan orang yang perintah kamu."
"Terus ?"
"Yasudah nanti kalau dia udah pergi, kopi nya tadi kamu buang di depan pintu teras. Terus kamu masuk tidur. Paginya bangun kamu kesini."
"Ya om, makasih. Kalau gitu aku bilang ke suamiku dulu. Lalu aku cari tiket buat kesana besok. Terus untuk sekolah anak-anak gimana om ?"
"Ya pindahin kesini aja."
"Oke."
"Yasudah, jangan lupa tadi yang di bilang om."
"Ya om, aku matikan ya telepon nya."
"Oke."
Panggilan pun terputus.
"Gimana ma ?" tanya Yanu penasaran.
"Kita di suruh buat dua gelas kopi nanti malam. Satu gelas manis, satu gelas pahit tanpa gula."
"Buat apa ma ?"
"Buat menangkal sementara. Tapi sebelum itu, kita harus mandi hadast dulu."
"Cuma bikin kopi ?"
"Nanti aku ajarkan kamu tata caranya. Anak-anak suruh tidur dulu nanti. Sekarang kita makan apa mas ? Aku lapar."
"Mamah mau makan apa ?"
"Aku cuma pengen buah mas. Tolong aku belikan apel ya mas."
"Gado-gado mau ? Sekalian aku belikan buat anak-anak juga.
"Iya mas gak apa-apa."
"Ikut gak ?"
"Gak deh mas, aku disini saja."
"Oke. Ashka, jaga mama sama adek ya. Kalau ada apa-apa langsung hubungi bapak."
"Siap pak, bapak tenang saja. Pasti Ashka jagain mama sama adek kok."
"Oke, kalau gitu bapak keluar dulu."
"Ya pak, hati-hati nyetirnya."
"Oke. Aku keluar dulu ya ma."
"Ya mas. Hati-hati."
"Oke."
Yanu keluar untuk membeli makanan siang itu. Sementara Ashka dan Mikha tetap di hotel bersama Maria.
Bersambung....
yukk saling support 😊
Contohnya: aku, kamu, dan dia.
Jadi bukan aku,kamu,dan dia.
Semangat kak🫶🫶🫶