Status sebagai anak angkat, membuat Sita Anggraini selalu berusaha untuk membahagiakan kedua orang tua angkat yang sudah memberikannya kasih sayang berlimpah. Termasuk saat kedua orang tua Sita memintanya untuk menikah dengan anak dari teman mereka, Sita juga hanya menurut.
Namun nyatanya, pernikahan yang Sita harapkan akan langgeng dan bahagia, seketika berubah menjadi bencana setelah Akshara, suami Sita di-PHK dari tempat kerjanya. Akshara berubah menjadi sosok yang temperamental dan kerap melakukan KDRT pada Sita.
Lalu bagaimana selanjutnya nasib pernikahan Sita dan Aksha?
Bagi Robert Erlangga, cinta sejati miliknya hanyalah untuk Sheila Arinda. Apapun rela Robert lakukan demi Sheila. Bahkan ketika keluarga besarnya menentang hubungan Robert dan Sheila, Robert tetap pada pendiriannya dan rela angkat kaki meninggalkan semua kemewahan demi Sheila.
Hingga akhirnya, sebuah takdir memaksa Robert untuk melepaskan cintanya pada Sheila selamanya.
Dunia Robert runtuh seketika.
Lalu tiba-tiba seorang bocah laki-laki dengan sorot mata lembut datang ke hadapan Robert dan seketika memberikan aura baru untuk dunia Robert yang terasa hampa.
"Om baik hati, mau jadi papa aku, nggak?"
Siapa sebenarnya bocah laki-laki itu?
Apakah Robert akan tetap bersedia menjadi Papa untuk bocah tersebut setelah tahu asal-usulnya?
Cerita tentang Robert Erlangga (asisten Liam Halley) dan Sita Anggraini (sahabat Teresa di "Bukan Perebut Suami Orang")
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SUDAH SEJAUH MANA?
"Aku sekarang masuk kerja jam delapan, Tere! Kau mau cari kurir baru atau pengantaran kita alihkan jadi sore saja?" Tanya Sita meminta solusi dari Teresa.
Biasanya Sita memang mengantar kue dari jam tujuh atau delapan pagi sampai selesai.
"Kita alihkan jadi sore saja. Aku akan menjelaskan pada pelanggan."
"Kau pulang jam berapa kalau sore?" Teresa balik bertanya pada Sita.
"Jam tiga."
"Bawa saja motornya untuk kau pulang pergi kerja kalau begitu. Agar setelah pulang dari swalayan kau bisa langsung kesini," ujar Teresa lagi pada Sita yang selalu menolak membawa motor Teresa. Padahal motor itu juga hanya menganggur dan khusus dipakai untuk mengantar kue. Will sudah ada motor lain untuk berangkat kerja.
"Tidak!" Tolak Sita cepat.
"Bawa saja, Sita! Jangan keras kepala!" Sergah Teresa galak.
"Pemaksaan!" Gumam Sita seraya terkekeh. Teresa ikut terkekeh.
"Ini sudah semua?" Tanya Sita yang sudah selesai membantu Teresa mengemas kue. Kebetulan Sita memang libur hari ini jadi wanita itu bisa membantu Teresa lebih lama. Pak Alwi kondisinya juga sudah semakin membaik dan sudah pulang ke rumah sejak kemarin.
"Pelan-pelan, Tim! Nanti sobek!" Seruan Angga dari ruang depan membuat Teresa dan Sita menghentikan obrolan sejenak.
"Aku pinjem aja!"
"Aku belum selesai baca! Kembalikan dulu!"
"Pinjem!"
"Timmy!" Jerit Angga yang langsung membuat Sita dan Teresa tergopoh-gopoh ke riang depan untuk melihat apa yang terjadi. Angga sudah menangis sembari memeluk buku ceritanya yang kemarin dibelikan oleh Robert. Buku itu sudah koyak di bagian atas sepertinya karena di tarik oleh Timmy.
"Mama!" Rengek Angga seraya berlari ke arah Sita.
"Lihat buku Angga pemberian Om Robert! Dirobekin sama Timmy!" Lapor Angga seraya menangis pada Sita.
"Timmy!" Teresa menegur sang putra yang kini merengut.
"Timmy kan cuma mau pinjam, Ma! Tapi Angga nggak kasih pinjam," adu Timmy pada Teresa.
"Sudah jangan menangis! Buku yang lain kan masih banyak di rumah," hibur Sita seraya memeluk Angga.
"Tapi ini kesayangan Angga, Ma!"
"Angga boleh minta pada Om Robert lagi, nggak?" Tanya Angga selanjutnya pada Sita.
"Nggak!" Jawab Sita tegas yang sedikit membuat Teresa heran. Sepertinya ada sesuatu di antara Sita dan Robert.
Tapi, siapa Robert?
Kenapa Sita tak cerita pada Teresa?
"Om Robert sekarang sibuk dan tak ada lagi waktu untuk bertemu dengan Angga! Jadi Angga tak perlu lagi mengganggunya!"
"Nanti Angga baca buku yang lain saja, kan masih banyak!" Ujar Sita panjang lebar menceramahi sang putra.
Angga hanya merengut dan akhirnya mengangguk meskipun hanya setengah hati.
"Baik, Ma!" Jawab Angga tetap merengut.
"Mama harus mengabtar kue sekarang--"
"Angga ikut!" Potong Angga celat seraya memeluk Sita seolah tak mau ditinggal.
Sita menghela nafas sebelum akhirnya wanita itu mengangguk. Lagipula, tidak setiap hari Angga ikut Sita mengantar kue.
"Kamu tunggu di motor sana! Mama ambil kuenya dulu!" Titah Sita pada Angga yang langsung mengangguk patuh. Angga bergegas pergi ke arah motor, dan Timmy mengekori putra Sita tersebut. Dua bocah yang tadi sempat rebutan buku cerita itu sudah kembali akur dan mengobrol lagi.
Dasar anak-anak!
Mudah berkelahi tapi mudah juga akurnya.
"Jadi, siapa Robert?" Tanya Teresa kepo yang kinj sedang membantu Sita menata kue-kue pesanan pelanggan ke dalam box kontainer agar mudah dibawa dan tidak rusak.
"Bukan siapa-siapa!" Jawab Sita malas.
"Ayolah, Sit! Aku penasaran!" Sela Teresa dengan nada memaksa seperti biasa.
Bukan Teresa namanya kalau tidak memaksa!
"Seorang pria!" Jawab Sita akhirnya.
"Pacarmu?" Tebak Teresa.
"Bukan!" Kilah Sita cepat.
"Lalu, ada hubungan apa antara kau dan Robert itu hingga dia membelikan banyak buku cerita untuk Angga?" Tanya Teresa lagi penuh selidik.
"Tidak ada hubungan apa-apa! Robert menyukai anak-anak dan kebetulan dia dekat dengan Angga, jadi dia sering membelikan sesuatu untuk Angga," jelas Sita panjang lebar seraya memasukkan kue terakhir ke dalam box.
"Hmmm, Robert pasti menyukaimu dan dia sedang berusaha mendekatimu lewat Angga," pendapat Teresa yang sepertinya sedang berteori.
"Dia sudah punya pacar!" Sergah Sita cepat.
"Oh! Lalu apa alasan dia mendekati Angga?" Teresa masih penasaran.
"Aku tidak tahu! Aku mau berangkat sekarang," pungkas Sita seraya mengangkat box plastik berisi kue tadi keluar dari dapur. Sita langsung membawanya ke atas motor dan menaruhnya. di jok belakamg, lalu mengikatnya dengan rapi dan kuat.
"Nanti tidak usah kemari lagi setelah selesai mengantar. Motornya kau bawa pulang saja!" Pesan Teresa sebelum Sita berangkat.
"Uangnya?" Tanya Sita bingung.
"Besok saja, saat kau akan mengambil kue lagi! Jadj tidak usah bolak-balik!" Jawab Teresa santai.
"Baiklah! Nanti aku laporkan jumlah uangnya agar tak kisruh," pungkas Sita seraya menyalakan mesin motornya.
"Hati-hati, Sit!" Pesan Teresa sekali lagi.
"Bye, Tante Tere! Bye Timmy!" Pamit Angga yang berdiri di bagian depan motor seraya melambaikan tangan ke arah Teresa dan Timmy. Motor Sita segera melaju pergi meninggalkan rumah Teresa.
****
"Mom, Fairel lapar!" Lapor Fairel yang sedang diajak oleh Yumi berkunjung ke rumah Anne, adik bungsu Liam.
"Aunty pesan kue tadi, Fairel! Tapi belum datang. Mungkin sebentar lagi." Anne baru menyelesaikan kalimatnya, saat terdengar bunyi klakson dari depan rumah.
"Nah, itu sudah datang! Kuenya enak, lho! Aunty ambil kuenya dulu!" Pamit Anne seraya bangkit berdiri dan keluar rumah untuk menemui kurir kue. Yumi ikut keluar karena sedikit penasaran. Namun saat melihat siapa yang mengantar kue Anne, Yumi benar-benar kaget.
"Aunty Yumi!" Seru Angga yang langsung turun dari motor Sita dan berlari menghampiri Yumi.
"Hai, Angga! Apa kabar?" Sapa Yumi pada Angga yang langsung celingukan mencari Fairel.
"Fairel! Ada Angga!" Seru Yumi pada Fairel yang tadi masih duduk-duduk di sofa sembari menonton video anak-anak di televisi.
"Kak Yumi kenal sama mbak kurir ini?" Tanya Anne yang sudah selesai mengambil dan membayar kue pesanannya.
"Ya. Dia Sita!" Jawab Yumi yang langsung menyapa Sita.
"Kau sudah tidak bekerja di rumah depan dan sekarang ganti jadi kurir kue?" Tanya Yumi berbasa-basi pada Sita.
"Omi yang di depan sudah dibawa ke panti jompo, Nona Yumi! Jadi saya tak bekerja disana lagi," jawab Sita menjelaskan.
"Yumi saja! Jangan panggil Nona!" Tegur Yumi mengingatkan Sita.
"Pantas saja Robert jarang ke rumah sekarang saat makan siang," lanjut Yuni seraya terkekeh.
"Robert? Memang apa hubungan Robert dan mbak kurir ini?" Tanya Anne kepo.
"Tidak ada hubungan apa-apa, Mama Keano!" Jawab Sita cepat.
"Robert dekat sekali dengan Angga!" Yumi mengoreksi jawaban Sita. Wanita itu juga menunjuk ke arah Angga yang sudah asyik bermain bersama Fairel.
"Wah, wah! Ceritanya pedekate melalui anak," celetuk Anne seraya terkekeh.
"Ayo masuk dulu, Mbak kurir-"
"Namanya Sita, Anne!" Potong Yumi memberitahu sang adik ipar.
"Eh, iya. Maaf! Mbak Sita ayo main dulu! Angga masih betah itu main sama Keano dan Fairel. Antaran kuenya udah selesai juga, kan?" Cecar Anne seraya melirik ke arah box plastik di belakang motor Sita yang memang sudah kosong.
"Nggak usah, Mama Keano! Saya langsung pulang saja!" Tolak Sita merasa sungkan. Sita juga bingung kenapa anggota keluarga Halley ini ada dimana-mana dan semuanya mengenal Robert, seolah Robert adalah asisten semua orang.
"Angga!" Panggil Sita selanjutnya pada Angga.
"Angga masih mau disini, Ma!" Angga merajuk dan merengek.
"Sudah! Ayo masuk dulu!" Paksa Yumi seraya merangkul Sita agar masuk ke dalam rumah Anne.
"Mom Fairel dan Mama Keano ini saudara, ya?" Tanya Sita berbasa-basi setelah wanita itu duduk bersama Yumi dan Anne.
"Saudara ipar! Anne ini kan adik bungsunya Liam," terang Yumi yang langsung membuat Sita membulatkan bibirnya.
"Robert aku suruh kesini apa, ya?" Celetuk Anne yang selalu saja bertingkah usil.
"Jangan-"
"Robert sedang di luar kota bersama Liam. Mereka berangkat tadi pagi," ujar Yumi memberikan info. Sita langsung menarik nafas lega dan Anne hanya mengendikkan bahu lalu menaruh kembali ponselnya.
"Jadi, sudah sejauh mana?" Tanya Yumi selanjutnya pada Sita yang tentu saja langsung membuat Sita bingung.
"Apanya?"
"Hubunganmu dengan Robert. Kata Liam, Robert beberapa kali bolos dari kantor hanya untuk menemui Angga. Bukankah itu artinya Robert juga menemuimu?" Tanya Yumi sedikit menggoda.
"Sheila! Jangan pergi, Sayang!"
Racauan Robert pagi itu mendadak berkelebat di kepala Sita.
"Kami tidak ada hubungan apa-apa, Mom-nya Fairel!" Jawab Sita cepat menepis rasa perih yang mendadak hinggap di hatinya.
"Lagipula, Robert sudah ounya pacar dan saya tak mau dicap sebagai perusak hubungan orang!" Sambung Sita yang langsung membuat Yumi dan Anne bertukar pandang.
"Robert sudah punya pacar? Benarkah?" Tanya Yumi tak percaya. Liam pasti akan langsung memberitahu Yumi kalau memang Robert sudah punya pacar. Saat ini satu-satunya wanita yang sedang intens didekati oleh Robert hanyalah Sita.
"Ya! Namanya Sheila!" Ujar Sita menjawab pertanyaan Yumi.
"Sheila itu mendiang istri Robert yang meninggal tiga tahun lalu, Sita!" Ujar Anne yang langsung membuat Sita kaget dan membeku.
"Apa?"
.
.
.
💜Cerita Anne-Abiano ada di "Bukan Suami Pilihan"
💜Cerita Yumi-Liam ada di "Gadis Gendut Milik Sang Idola"
💜Cerita Teresa-Will ada di "Bukan Perebut Suami Orang"
Terima kasih yang sudah mampir.
Jangan lupa like biar othornya bahagia.
konflik sederhana tp mengharukan juga sih