WARNING!!! BIJAKLAH MEMBACA!!! NOVEL 21+!!! JIKA TIDAK SUKA SKIP SAJA . MARI SALING MEMPERMUDAH URUSAN ORANG LAIN MAKA HIDUP ANDA PASTI JUGA AKAN DI MUDAHKAN OLEH TUHAN.
Laura Elsabeth Queen tidak menduga ia akan bertemu kembali dengan Zafran Volkofrich mantan kekasihnya, di acara ulang tahun teman sekelas mereka, 10 tahun yang lalu mereka berpisah dengan tidak damai, orang tua Laura menentang keras hubungan mereka karena Zafran pria miskin. Zafran masih sakit hati pada Laura dan ingin membalas dendam.
Di sisi lain Laura mengetahui rahasia kedua orang tuanya setelah mereka meninggal, dan kini beban berat berada di pundak Laura.
Sedangkan Zafran pria miskin itu kini telah berubah menjadi penguasa dunia bisnis.
Bagaimana kisahnya yuk baca kelanjutannya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 13
Semoga kalian semua di berikan kesehatan dan rejeki Lancar. Selalu patuhi protokol kesehatan dan pakai masker. TERIMA KASIH~
***
Namun frustasi dan kegelisahan mulai mengelilingi pikiran Zafran, dadanya bergemuruh ketika Laura sudah dengan berani menikmati obrolan santai dengan Edward, bahkan sesekali mereka tertawa ringan dan beradu pandang atau saling menatap satu sama lain.
"Kenapa kau memilih pindah kesini dan meninggalkan apartment milikmu." Tanya Edward memulai pembicaraan yang serius, kini mereka berbicara menggunakan bahasa santai karena memang sudah cukup akrab.
Edward memulai pertanyaan seriusnya karena beberapa kali sepasang mata pisau seakan siap menyayatnya, itu adalah sepasang mata tajam Zafran yang selalu mengawasinya.
"Aku harus mengurus penginapan ini" Laura hanya menjawab sekenanya.
"Jadi penginapan ini milikmu." Edward bertanya lagi memancing Laura.
"Bukan, penginapan ini milik kedua orang tua ku."
"Ohh... Apa kau tahu Zafran memiliki banyak real estate, hotel, apartemen, dan juga dia suka dengan penginapan-penginapan yang klasik seperti penginapan milik mu, maksud ku milik kedua orang tuamu. Bagaimana kalau kita melakukan penawaran." Edward menyudahi memakan buah dan mengelap mulutnya, memulai untuk pembicaraan yang lebih dalam lagi.
"Aku masih tidak mengerti," Laura hanya berdiri mematung, gerakan tangannya berhenti mengupas buah.
"Sudah selesai basa-basinya." Kata Zafran dan seketika berdiri serta menarik tangan Laura masuk ke dalam ruangan yang lain, dan itu membuat Laura terkejut.
Zafran menutup pintu dan menguncinya, namun Laura berontak dan berusaha membuka pintu melewati tubuh Zafran dengan cepat Zafran memeluk Laura mendekapnya erat.
"Katakan saja Laura aku bisa membantumu, maafkan aku tidak berada di sampingmu ketika tragedi naas menimpa ayah dan ibu mu terjadi, aku sedang berada di Eropa untuk urusan bisnis."
Zafran masih memeluk dan mencengkram lembut tengkuk dan rambut Laura.
"Kau tahu?" Laura terkejut dan mendorong tubuh Zafran darinya.
"Semalam aku mengunjungi makam ayah dan ibumu. Kau sangat menyayangi penginapan ini bukan, aku bisa menyelesaikannya untukmu, bahkan rumah dan tanah-tanah yang disita bisa kutebus, dan bisa ku kembalikan semuanya menjadi atas namamu."
Dengan jantung yang berdebar-debar Laura mendongak, menatap lekat-lekat kedua mata
Zafran, pria itu memiliki bulu mata lebat, hidung nya mancung membuat Laura sepersekian detik
merasa terpesona.
Namun kemudian gadis itu kebingungan dan di landa kengerian dengan senyuman ramah Zafran. Seolah di balik senyuman Zafran menyimpan siksaan yang murka untuknya. seolah penawaran Zafran hanya untuk mengakalinya tentang sesuatu.
"Apa syaratnya, aku tidak bodoh Zafran, apalagi dengan hubungan kita yang tidak baik-baik saja, aku sangat peka dan tahu, bahwa kau menyimpan dendam padaku, kau sangat membenci kedua orang tua ku yang telah menjebloskan mu ke dalam penjara, aku tidak se naif yang kau pikirkan."
Sejujurnya kalimat Zafran yang akan membantunya dari lilitan hutang sudah membuat siraman kelegaan pada Laura, namun ia juga harus realistis bahwa pria yang ada didepannya masih menyimpan dendam padanya.
"Bagaimana jika kita bicarakan sambil duduk." Kemudian mereka duduk di ruang keluarga, di kursi sofa yang sudah sedikit usang, namun masih cukup bersih.
"Kenapa kau ingin membantuku, apa niat mu yang sebenarnya." Tanya Laura kembali.
Zafran berfikir dan berhati-hati untuk memberikan alasan yang kuat dan cocok untuk Laura.
"Aku ingin kau menjadi assisten kerjaku selama 3 bulan, menemaniku dalam bisnis-bisnis ku."
Alasan yang sebenarnya adalah Zafran hanya ingin memastikan perasaannya, bahwa dirinya masih mencintai Laura atau ia hanya terpengaruh oleh perasaan masa lalunya pada Laura.
Zafran pria yang sangat posesif, ia ingin memastikan betul, tidak ingin di bayang-bayangi masa lalu, dan pria itu ingin menempatkan Laura selalu berada dalam penglihatannya, ia berfikir dengan melihat Laura setiap hari pasti akan membuatnya bosan.
Tatapan tampan Zafran dengan jarak yang cukup dekat membuat Laura bergidik, seperti singa yang siap menerkam buruannya.
Laura dengan cepat memalingkan pandangan matanya dan menatap kearah lain, ia merasakan hawa panas yang ada di sekujur wajahnya, dan kini wajahnya pasti sudah berubah warna menjadi merah padam karena ia merasakan wajahnya seperti terbakar.
"Ku rasa alasan itu tidak masuk akal Zafran, mengapa harus melunasi semua hutang-hutangku, aku bisa bekerja tanpa kau melunasinya." Kata Laura masih memandang ke arah lain dan merasa canggung.
"Agar selama bekerja bersamaku kau bisa fokus, meski aku tahu kau pintar tapi masalah hutang-piutang akan selalu menganggu pikiranmu. Aku tidak suka kesalahan sekecil apapun, dan aku akan sangat sibuk. Edward adalah sahabat ku yang sebenarnya juga sebagai assisten pribadi namun dia juga memiliki perusahaan sendiri."
"Aku akan banyak melakukan bisnis ke luar negeri, seperti kemarin saat di Eropa, meski aku sudah terbiasa menyiapkan dan mengurus diriku sendiri semenjak orang tuaku membuangku, namun sekarang sepertinya aku harus memiliki seseorang yang bisa mengurus semua keperluanku, memperlancar semua urusan bisnisku, jadi aku harus mempunyai assisten wanita." Kata Zafran menjelaskan.
"Kenapa tidak merekrut karyawan baru dengan latar belakang assisten pribadi atau lulusan assisten terbaik, kau memiliki pengaruh kuat dan tidak sedikit yang akan ikut mendaftar, tentunya mereka juga lebih berpengalaman."
Bantah Laura kembali.
"Aku pikir kau yang lebih cocok, aku tahu kau mampu, kau pintar, dan cepat faham, apalagi kau tau apa yang ku sukai dan tidak kusukai, kau tahu makanan apa yang membuatku alergi, dan aku tidak punya waktu untuk menjelaskan semua tentang diriku pada karyawan baru, sedangkan Edward sudah semakin sibuk dengan perusahaan nya yang semakin besar." Zafran berhenti sejenak dan kemudian ia memikirkan alasan selanjutnya.
"Kau tidak bisa menyangkalnya Laura, aku tahu kau masih ingat semuanya, kau memberikan
potongan-potongan beberapa jenis buah pada Edward tapi kau hanya memberiku buah apel, kau mengingatnya, bahwa aku hanya bisa memakan buah itu dan hanya buah itu yang mau kumakan, kau tahu aku tidak suka buah jeruk dan alergi kiwi." Terang Zafran.
"Bukankah kau masih memiliki assisten satu lagi, aku melihatnya ketika kalian mengantarku ke apartment."
"*Ahh ya Stark kenapa aku tidak terpikirkan masih punya dia, apa aku kirim saja dia ke afgha*nistan untuk ikut perang." Dalam hati Zafran memaki.
"Yang jelas aku menginginkanmu sebagai assistenku, aku akan memberikan gaji dan bonus, sedangkan rumah, tanah, dan penginapan ini aku yang menyelesaikannya untukmu, jadi kau akan tenang dan tidak terpengaruh dengan masalah yang ada disini. Apa kau puas dengan penawaranku."
Laura seakan tidak mempercayai apa yang baru saja ia dengar, penawaran Zafran sangat menggiurkan, seolah ia mendapat kenaikan jabatan di perusahaan Zafran, meski hanya 3 bulan, bahkan dalam bayangan Laura itu seperti bekerja dan menikmati liburan, apalagi masalah hutang-piutangnya pun akan diselesaikan oleh bossnya.
"Jabatanku yang sekarang hanyalah karyawan biasa di perusahaan Zafran, apa tidak akan aneh jika tiba-tiba aku mendapat kenaikan jabatan secara tiba-tiba dan hanya 3 bulan, tapi hutang-hutang ini sangat banyak meskipun aku bekerja sepanjang hari dan sepanjang malam hingga aku mati pun tidak akan bisa melunasinya."
Laura lalu berfikir pekerjaan itu hanya 3 bulan, dan 3 bulan akan dilaluinya dengan cepat.
"Baiklah, tapi aku memiliki syarat." Kata Laura menyembunyikan ketakutannya.
"Apa itu." Zafran menatap Laura dengan serius dan mendengarkan dengan baik apa yang akan Laura katakan.
"Aku bersedia menjadi assistenmu selama 3 bulan, dan bekerja dengan baik, tapi aku tidak mau melayanimu tidur."
Laura memberi peringatkan pada Zafran untuk berjaga-jaga ia selalu mendengar bagaimana karyawan lain yang selalu menggosip di dekat mejanya bahwa seorang assisten atau sekretaris yang menemani boss mereka saat bisnis ke luar negeri selalu berakhir ke tempat tidur, dan mereka sangat bangga dengan hal itu. Seolah-olah telah memberikan sebuah pelayanan terbaik.
Bersambung~