Rinjani Analita (Riri) mahasiswa fakultas keguruan yang merangkap sebagai guru honorer di sebuah sekolah SMP negeri bertemu dengan Abel anak muridnya yang punya seorang ayah berstatus duda anak satu. Abel yang rindu sosok seorang ibu yang meninggalkannya selama 4 tahun berharap sang guru menjadi ibunya. Abel selalu berusaha menjodohkan guru kesayangannya itu dengan Ervan papa nya, sedangkan Ervan punya kekasih dan mereka menjalin hubungan selama 2 tahun.
Apakah Abel berhasil membujuk Riri bersama Ervan atau kah Ervan menolak keinginan abel?
SEASON 2
kisah rumit antara Abelia, Davin dan juga Nolan. Kisah cinta segitiga dua bersaudara yang mencinta satu wanita yang sama.
Davin seorang dirut yang dikenal dengan kebiasaannya sering berganti pasangan. Sedangkan Nolan mahasiswa dingin yang punya jiwa sosial yang tinggi terhadap sesama.
siapa yang akan mendapatkan cinta Abel?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Einaz Ajjah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12 Meminta maaf
Pagi ini Riri masih memikirkan kejadian semalam. Padahal tadi malam dia juga sudah memejamkan matanya. Beberapa kali Ervan mengirim pesan WA, tapi Riri tidak membalasnya. Hari yang panjang ini, Riri ingin cepet berlalu dan berganti sore supaya Riri bisa bertemu Rika dan curhat secara langsung.
"Bu Riri lagi sakit?" Kata Rio guru PPKN di sekolah.
"Nggak Pak, lagi agak pegel aja." Balas Riri pada Rio yang termasuk guru single disekolah.
"Dari tadi ngelamun terus Bu." Katanya lagi.
Riri tersenyum dan berpamitan ketika mendengar bel masuk kelas, karena Riri ada jam mengajar.
*****
Setelah mengajar di sekolah tadi siang, sore ini Riri pergi ke kampus. Hari ini ada mata kuliah. Sebelum berangkat menuju kampus, Riri sudah bersiap dengan mandi dan berganti baju disekolah.
Sesampai di kampus Riri bergegas masuk kelas, tapi sempat melirik ke gedung aula yang ada didepan tempat parkir. Di situ terlihat penuh dan hampir semua persertanya mahasiswa laki-laki hanya beberapa saja yang perempuan.
'Mahasiswa teknik kayaknya lagi pada seminar' dalam hati Riri dan sesekali melihat banyak mahasiswa laki-laki.
Riri masuk kedalam kelas, tidak lama kemudian menyusul dosen masuk. Hampir 2 jam mengikuti mata kuliah, terdengar adzan magrib dan kelas pun diakhiri. Riri dan Rika menuju ke masjid ikut sholat berjamaah di masjid kampus.
Riri dan Rika sudah duduk di kantin memesan soto langganan mereka untuk mengisi perut yang sudah keroncongan.
"Masih Inget nih sama temen lama, kirain lupa. Kan lagi punya teman baru?" Goda Rika menyindir Riri, tidak sabar mendengarkan ceritanya. Riri mencubit pinggang Rika kesal.
"Gimana-gimana. Mau cerita apa, cepat udah penasaran." Lanjut Rika
"Kemaren aku liat mereka ciuman." Balas Riri.
"Serius! Terus.. Pupus dong harapan?" Kata Rika.
"Apaan sih Rika. Lagian siapa yang ngarep mas Ervan. Aku geli aja liat mereka. Kayak nggak ada tempat lain aja, kalo anaknya liat gimana? Mereka kan juga bukan suami istri. Aku jadi ilfil sama mas Ervan." Sahut Riri nada nya mulai kesal.
"Dia masih hubungi kamu?" Balas Rika yang binggung menjelaskan pada Riri kalau orang pacaran hal begitu udah biasa, karena Rika mengerti kalau Riri gadis alim yang bahkan tidak mau bersentuhan dengan laki-laki.
"Ya dari semalam tapi nggak aku bales." Balas Riri sambil menyantap sotonya.
"Dia genit nggak sama kamu sekarang."
"Kalau menurut aku masih wajar-wajar aja chat nya." Balas Riri
Tiba-tiba ponsel Riri berbunyi, layar ponselnya menunjukkan nama orang yang lagi di omongin.
"Yang diomongin telepon" kata Riri.
"Angkat, mau ngapain dia." Sahut Rika.
"Malas." Balas Riri. Rika langsung mengambil ponsel Riri dan mengusap tombol ke atas. Riri terkejut dan terpaksa menjawab telepon.
"Ya mas!"
(Lagi makan apa. Kayaknya enak?)
Deg. 'Begaimana dia bisa tahu kalo aku lagi makan.'
"Makan soto Mas." Balas Riri.
(Aku temuin kamu sekarang ya atau kamu mau temuin aku)
"Apa, Mas memang dimana." Riri kaget mengelilingkan matanya ke sekitar.
(Dikampus kamu. Kamu pake baju biru dan kerudung coklat kan. Aku temuin kamu ya?)
"Jangan mas. Disini banyak teman aku. Nanti mereka nyangka yang nggak - nggak." Balas Riri kaget, karena perasaan kemana dia pergi selalu saja bertemu Ervan.
(Ya udah kamu temuin aku di coffe shop seberang kampus kamu ya, kalau kamu nggak mau aku yang datangin kamu)
"Ya mas nanti Riri kesana." Balas Riri terpaksa.
Riri hanya tidak mau kalau teman yang mengenalnya mengangap Ervan pacarnya.
"Ayo ikut aku." Ajak Riri berdiri dan mengandeng tangan Rika.
"Mau kemana." balas Rika yang bingung mengikuti langkah kaki Riri
"Nemuin mas Ervan di st**buck, dia disini tadi. Heran, kenapa dia ada dimana-mana sih? Gak di mall, di kampus." Kata Riri.
"Ngapain dia disini. Dia ngikutin kamu?"
"Nggak tahu kenapa dia tiba-tiba muncul." Balas Riri.
Beberapa menit kemudian mereka sampai di coffe shop dan Ervan yang melihat Riri menunjuk menuju ke arahnya.
"Makasih ya Ri udah datang." Kata Ervan tersenyum pada Riri. Riri dan Rika duduk di depan Ervan.
'Ya ampun, kalau duda ganteng kayak begini biar anaknya 5 aku juga mau. kalau aku jadi Riri bakalan aku rebut dari nenek sihir itu. Batin Rika
"Mas ngapain di kampus, Mas kuliah juga?" Balas Riri masih penasaran melihat baju yang dikenakan Ervan ada logo perusahaan PM, perusahaan Migas terbesar di kota ini dan negeri ini. Karena selama ini Riri memang tidak tahu apa perkerjaan Ervan, yang dia tahu Ervan sudah pulang saat dia mengajar les.
"Habis ngisi kuliah di fakultas teknik. Aku liat kamu jadi pengen ketemu." Jawab Ervan santai.
"Mas dosen di sini atau Mas ngisi acara di aula tadi!?" Kata Riri kaget.
'Apa sebenarnya pekerjaan mas Ervan sih'
"Aku di undang Ri, ngisi acara seminar fakultas teknik."
Sebenarnya Ervan ingin meminta maaf sama Riri dan ingin tahu keadaan Riri kenapa semalaman tidak membalas pesannya, tapi merasa tidak nyaman karena ada Rika.
"Permisi mau ke toilet sebentar." Sela Rika karena ingin membiarkan Riri bersama Ervan, agar bisa bicara berdua dan dia rasa akan lebih baik kalau dia menghilang untuk sementara.
Ervan dengan semangat mengangguk tapi sebaliknya dengan Riri, merasa seperti ingin ikut pergi juga bersama Rika tapi itu tidak mungkin.
"Ri, soal semalam aku minta maaf ya." Kata Ervan membuka pembicaraan.
"Untuk apa mas minta maaf, itu kan rumah Mas. Jadi Mas bisa melakukan apa aja di rumah Mas." Balas Riri kesal.
"Bukan begitu Ri, aku ngerasa nggak enak sama kamu. Tiara memang sedikit agresif, aku sudah menahannya tapi dia susah di cegah." Balas Ervan seolah ingin membela diri.
"Mas nggak harus minta maaf sama aku. Mas boleh berciuman dimana pun Mas mau. Dan lagi, kita cuma teman Mas. Mas nggak perlu merasa bersalah gitu sama Riri." Balas Riri yang kesal dan bingung melihat sikap Ervan.
"Tapi Riri mohon. Mas jangan lakukan hal itu di depan Abel. Riri nggak mau Abel melihat apa yang seharusnya nggak dia lihat dan dia tahu."
"Itu pasti Ri, kamu nggak bakalan jauhin aku kan Ri. karena nggak tahu kenapa aku nggak bisa jauh dari kamu." Ervan seperti keceplosan.
Uhhukkk!!! Riri kaget dan tersedak coffe ice yang di minumnya.
"Maksud mas apa? Riri jadi binggung."
"Maksudnya kalau ada masalah tentang Abel kan bisa tanya sama kamu, jadi kamu jangan jauh dari aku." kata Ervan panik.
"Mas tenang aja, Riri orang nya profesional kok." balas Riri tersenyum.
Riri merasa sedikit lebih tenang seolah melupakan kejadian semalam dan memakluminya. Riri mendapat pesan dari Rika kalo dia sudah menunggu di parkiran motor.
'Rika sengaja banget ninggal aku' batin Riri
"Mas, teman Riri udah nunggu. Dia nggak balik kesini. Riri boleh pergi duluan." kata Riri sudah merasa malu berdua dengan Ervan.
"Ya, kamu duluan aja. maksih ya Ri mau datang." balas Ervan. Riri langsung bangkit dari kursinya dan keluar dari coffe shop.
'Sebenarnya aku pengen lebih lama sama kamu Ri. Seandainya kamu tahu bagaimana rumit nya sekarang perasaan aku setelah kehadiran kamu di tengah kita. Ervan
next......