NovelToon NovelToon
AKU SEHARUSNYA MATI DI BAB INI

AKU SEHARUSNYA MATI DI BAB INI

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Isekai / Menjadi NPC / Masuk ke dalam novel / Kaya Raya
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: frj_nyt

ongoing

Tian Wei Li mahasiswi miskin yang terobsesi pada satu hal sederhana: uang dan kebebasan. Hidupnya di dunia nyata cukup keras, penuh kerja paruh waktu dan malam tanpa tidur hingga sebuah kecelakaan membangunkannya di tempat yang mustahil. Ia terbangun sebagai wanita jahat dalam sebuah novel.

Seorang tokoh yang ditakdirkan mati mengenaskan di tangan Kun A Tai, CEO dingin yang menguasai dunia gelap dan dikenal sebagai tiran kejam yang jatuh cinta pada pemeran utama wanita.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon frj_nyt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#12

Wei Li duduk sendirian di ruang kerja kecil yang menghadap taman dalam. Lampu belum dinyalakan penuh. Cuma satu lampu meja yang hidup, cahayanya jatuh miring ke permukaan meja kayu gelap. Di luar, dedaunan bergoyang pelan diterpa angin. Suaranya halus, nyaris menenangkan kalau saja kepala Wei Li tidak berisik.

Ia melipat kedua tangannya di depan laptop yang masih tertutup. Diam. Bukan ragu. Lebih ke… menahan diri. “gue mulai sekarang,” gumamnya pelan, suaranya hampir tenggelam oleh malam, “nggak ada jalan balik.”

Kalimat itu keluar begitu saja. Dan setelah itu, Wei Li malah tertawa kecil. Tawa pendek, kering, tanpa humor. Tangannya bergerak—menggaruk kepalanya yang nggak gatal, lalu berhenti di udara sebelum akhirnya jatuh ke meja. Jarinya mengetuk pelan, tidak teratur. Pikirannya sedang menghitung.

Dunia ini bukan dunia lamanya. Tapi sistem tetap sistem. Uang tetap uang. Dan manusia… tetap manusia. Wei Li membuka laptop. Bunyi klik kecil itu terdengar lebih keras dari seharusnya di ruangan sunyi.

Begitu layar menyala, wajah Wei Li berubah. Bahunya yang tadi sedikit turun kini menegang, matanya fokus. Posturnya bergeser dari gadis yang waspada jadi seseorang yang tahu persis apa yang dia lakukan. “Cuma lihat-lihat,” bisiknya ke diri sendiri. “Nggak nyentuh.”

Kalimat itu terdengar seperti kebohongan kecil yang nyaman. Beberapa menit kemudian, pintu terbuka pelan. “saya harap anda sedang menonton drama,” suara Jae Hyun muncul dari balik pintu, “bukan melakuin sesuatu yang membuat saya harus bohong ke Tuan Kun.”

Wei Li tidak menoleh. Matanya tetap di layar. “Kalau gue bilang gue lagi kerja,” jawabnya, “lo percaya?” sindirnya kepada Jae Hyun. Jae Hyun masuk, menutup pintu di belakangnya. Ia berdiri beberapa langkah dari Wei Li, memperhatikan layar yang penuh dengan grafik dan angka yang jelas bukan tontonan biasa.

“saya kan selalu percaya sama nyonya,” katanya. Wei Li mendengus pelan. Tangannya berhenti sebentar di keyboard, lalu lanjut lagi. “tenan saja gue nggak ngerusak apa-apa,” katanya. “cuma pengen tau… siapa aja yang lagi main.”

Jari Wei Li bergerak cepat tapi terkontrol. Tidak panik. Tidak rakus. Ia menyusuri jalur keuangan yang saling silang seperti benang kusut. Setiap klik adalah keputusan. Setiap jeda adalah pertimbangan. Jae Hyun melipat lengannya, bersandar ke dinding. “anda sadar,” katanya pelan, “kalau Tuan Kun tau, dia bisa marah.” Wei Li mengangkat bahu sedikit tanpa menoleh. “Dia selalu marah.”

“Ini beda,” lanjut Jae Hyun. “Ini wilayahnya.” Wei Li berhenti mengetik. Tangannya melayang di atas keyboard, lalu turun pelan. Ia menoleh ke Jae Hyun, wajahnya tenang tapi matanya tajam.

“Justru karena itu,” katanya. “Gue nggak bisa pura pura buta.” Kalimat itu tidak diucapkan dengan nada menantang. Lebih seperti pernyataan fakta. Dan itu yang bikin Jae Hyun diam. Wei Li kembali ke layar. Ia memperbesar satu grafik. “Lihat ini,” katanya. Jae Hyun mendekat, refleks. “Apa?”

“Perusahaan cangkang,” jawab Wei Li. “Alirannya kecil, tapi konsisten. Dan…” Ia berhenti sebentar, matanya menyipit. “…nyambung ke dua pihak yang saling benci.” Jae Hyun mengerutkan kening. “Itu tak masuk akal.” Wei Li menyandarkan punggung ke kursi, melipat kedua tangannya di depan dada. Jari-jarinya mengepal sebentar, lalu rileks lagi.

“Semua orang mikir perang itu soal kekuasaan,” lanjutnya. “Padahal sebagian besar soal uang.” Jae Hyun menatap Wei Li lebih lama dari biasanya. “anda berbicara seperti orang yang sudah lama di sini.”

Wei Li tertawa kecil. “Gue udah lama hidup.” Keheningan turun sebentar. Lalu—

“anda ingin memberitau Tuan Kun?” tanya Jae Hyun. Wei Li mengusap lengannya, pandangannya kembali ke layar. “Belum.”

“Kenapa?”

“Karena gue belum yakin,” jawab Wei Li. “Dan gue nggak mau datang ke dia cuma bawa firasat.” Ada ketegangan kecil di rahangnya. Wei Li tidak suka ketidakpastian. Di dunia lamanya, data adalah pegangan. Di dunia ini, data bisa jadi senjata atau umpan. Langkah kaki berat terdengar dari luar.

Wei Li langsung menutup layar. Gerakannya cepat, refleks. Jantungnya berdetak lebih kencang. Pintu terbuka. Kun A Tai masuk. Tatapannya langsung jatuh ke Wei Li. Bukan ke laptop. Ke Wei Li. “belum tidur?,” katanya.

Nada suaranya datar, tapi ada tekanan di bawahnya. Wei Li berdiri. Gerakannya sedikit kaku, tapi ia tidak menghindar dari tatapan Kun A Tai. “Belum ngantuk,” jawabnya. Kun A Tai melirik Jae Hyun. “Keluar.” Jae Hyun mengangguk, melirik Wei Li sekilas sebelum pergi.

Pintu tertutup. Ruangan terasa lebih sempit. Wei Li berdiri dengan tangan di samping tubuhnya. Ia menyadari jemarinya sedikit menegang, lalu ia paksa untuk membuka lagi. “Apa kau melakukan sesuatu?” tanya Kun A Tai. Tidak ada tuduhan langsung. Tapi justru itu yang bikin Wei Li susah bernapas. Wei Li menghela napas. “aku mencari tahu.”

“Tanpa izin,” balas Kun A Tai.

“Iya.” Jawaban itu jujur. Terlalu jujur. Kun A Tai mendekat. Setiap langkahnya tenang, terukur. Wei Li bisa merasakan tekanannya bahkan sebelum dia berhenti di depan. “kau sadar,” katanya rendah, “kalau satu kesalahan kecil bisa membuat semua ini meledak.”

Wei Li mendongak. Ia menatap mata Kun A Tai tanpa menunduk. “ya aku tau,” katanya. “Makanya aku hati-hati.”

Kun A Tai diam. Lama. Wei Li merasakan keringat dingin di telapak tangannya. Ia melipat kedua tangannya di depan perut, gerakan kecil untuk menenangkan diri. “aku tak nyentuh sistem mu,” lanjut Wei Li cepat. “aku cuma melihat arus di luar. Dan—”

“Dan?” potong Kun A Tai. Wei Li ragu sepersekian detik. Lalu bicara. “Dan ada orang yang main di dua sisi,” katanya. “Bukan cuma Shen Yu An.” Wajah Kun A Tai berubah. Bukan kaget. Lebih ke… fokus. Seperti seseorang yang akhirnya mendengar nada yang ia cari.

“kau yakin?” tanya A Tai. Wei Li mengangguk pelan. “Belum seratus persen. Tapi polanya ada.” jelas Wei li. Kun A Tai menatap Wei Li lama. Terlalu lama. Wei Li menahan diri untuk tidak mengalihkan pandangan. Bahunya tegang. Dadanya naik turun pelan. “Apa kau takut?” tanya Kun A Tai tiba-tiba. Wei Li terkekeh pendek. “Gila kalo nggak takut.”

“Terus kenapa tetap maju?” tanya A Tai dingin. Wei Li menelan ludah. Tangannya mengepal, lalu ia lepaskan. “Karena aku udah di sini,” katanya. “Dan aku benci jadi sebuah pion.”. Kalimat itu jatuh berat di ruangan. Kun A Tai mundur setengah langkah. Ekspresinya sulit dibaca. “Apa pun yang kau temukan,” katanya akhirnya, “kau harus melaporkan itu kepada ku.”

Wei Li mengangguk. “Iya.” Kun A Tai menatapnya lagi. Kali ini lebih dalam. “Dan Wei Li,” katanya pelan. Wei Li mengangkat kepala. “Jangan mati,” lanjut Kun A Tai. “aku benci kehilangan sesuatu yang menarik.” Wei Li tertawa kecil, gugup, lalu mengusap lengannya sendiri.

“Lo punya cara aneh buat bilang ‘jaga diri’.” kekeh Wei Li. Kun A Tai berbalik pergi tanpa menjawab. Saat pintu tertutup, Wei Li menghembuskan napas panjang. Kakinya terasa lemas sesaat, dan ia duduk kembali. Ia menatap laptop yang tertutup. “Sekarang,” gumamnya, “gue beneran di tengah.” Tangannya bergerak, membuka laptop lagi. Matanya kembali fokus. Tak ada jalan balik. Dan Wei Li baru saja mulai.

1
Queen AL
nama sudah ke china-chinaan, eh malah keluar bahasa gue. tiba down baca novelnya
@fjr_nfs
/Determined/
@fjr_nfs
/Kiss/
X_AiQ_Softmilky
uhuyy Mangat slalu🤓💪
@fjr_nfs: /Determined/
total 1 replies
Jhulie
semangat kak
@fjr_nfs
jangan lupa tinggalkan like dan komennya yaa ☺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!