Pertempuran sengit di hutan Daintree menjadi titik balik dalam perburuan harta karun misterius. Bernard dan timnya terjebak dalam wilayah musuh yang menyamar sebagai suku pedalaman. Pertarungan demi pertarungan membuat mereka harus memilih antara bertahan hidup atau menjadi korban dari permainan berbahaya ini.
Kini, badai sesungguhnya mulai datang. Musuh bukan lagi sekadar kelompok bersenjata biasa—tapi sebuah kekuatan tersembunyi yang bergerak di balik layar, mengintai setiap langkah Bernard dan sekutunya. Hujan, malam, dan hutan gelap menjadi saksi pertarungan antara nyawa dan ambisi.
Sementara Bernard berjuang sendirian dalam keadaan terluka, Garrick dan tim bergerak semakin dekat, menghadapi ancaman yang tak lagi sekadar bayangan. Di sisi lain, Pedro menyusup ke dalam lingkaran musuh besar—mendekati pusat rencana penyerangan terhadap Alexander dan kekuatan besar lainnya.
Apakah Bernard dan timnya akan berhasil keluar dari hutan maut itu? Atau justru badai dendam dan ambisi akan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12
"Apa yang diinginkan Stryker dariku?" Hector menatap layar ponsel selama beberapa waktu. Ia menggeser tombol hijau ke samping, mematikan televisi.
Panggilan seketika terhubung.
"Aku terkejut karena kau menghubungiku, Stryker. Apa kau ingin memberiku sebuah kabar yang bagus untuk kudengar? Hector bangkit dari sofa, berjalan menuju sisi jendela, menatap pemandangan kota.
"Ah, kita tidak sedekat itu untuk saling memberi kabar bagus, Hector. Aku tidak ingin berbasa-basi denganmu. Aku memiliki sedikit masalah. Untuk itu, aku ingin meminjam Pedro selama beberapa waktu. Aku akan senang jika kau memberikan pria itu untukku."
"Apa?" Hector terkejut, kembali memasuki ruangan. "Kau ingin meminjam Pedro selama beberapa waktu? Apa aku tidak salah mendengar?"
"Aku yakin kau tidak terlalu tua sampai mengalami gangguan pendengaran. Aku memang memiliki sedikit masalah dan membutuhkan bantuan Pedro. Aku yakin dia orang yang cocok untuk tugas ini."
Hector tercenung selama beberapa waktu. "Bagaimana jika aku tidak meminjamkan Pedro padamu? Apa yang akan kau lakukan?"
"Aku tahu kau membutuhkan bantuanku untuk menyerang Alexander. Bukankah kau sampai mengirim Pedro untuk meyakinkanku? Jika kau tidak meminjamkan Pedro, aku akan mundur sebagai sekutumu dan tidak akan membantumu melawan Alexander. Sayangnya, aku tidak akan mengembalikan uang yang sudah kau berikan."
Hector berdecak. "Aku seharusnya tahu orang seperti apa kau ini."
Stryker tertawa. "Aku senang kau mengenalku dengan baik meski kita tidak sepenuhnya akrab. Jadi, apa jawabanmu, Hector?"
"Aku harus berdiskusi dengan Hugh terlebih dahulu mengenai masalah ini. Aku akan memberitahumu jawabannya nanti malam. Jika aku meminjamkan Pedro padamu, kau harus memastikan Pedro akan kembali dengan selamat. Dia adalah salah satu orang terkuatku."
"Kau tenang saja, Hector. Aku tentu akan menjaganya dengan baik." Stryker menutup panggilan, tertawa terbahak-bahak.
"Apa yang dikatakan pria bernama Hector itu, Ayah?" tanya Shane tak sabaran, "kapan Pedro akan ke tempat kita?"
Stryker duduk di sofa. "Hector harus mendiskusikan hal ini pada Hugh terlebih dahulu. Dia akan memberikan jawabannya malam nanti."
Shane tampak kecewa. "Apa dia tidak berbohong, Ayah? Dia bisa saja enggan meminjamkan Pedro dan sengaja menunda-nunda waktu."
Stryker terbahak. "Tenanglah, Shane. Aku yakin Hector dan Hugh akan meminjamkan Pedro pada kita. Dibandingkan kita, mereka lebih membutuhkan kehadiran kita demi tujuan mereka menyingkirkan Alexander. Kita adalah salah satu sekutu terkuat mereka, dan kehilangan kita akan menjadi kekurangan mereka."
Shane menghembus napas panjang, sedikit tenang. "Aku akan berlatih sekarang. Tolong kabari aku jika pria bernama Hector itu sudah memberikan jawaban, Ayah."
"Aku suka semangatmu, Shane. Aku harap kau tidak kalah memalukan."
Shane keluar dari ruangan, menutup pintu perlahan, berjalan melewati lorong, mengabaikan beberapa penjaga. "Aku akan membalas kekalahanku tempo hari, Pedro. Kau akan bertekuk lutut di hadapanku."
Shane menatap empat penjaga di dekatnya. "Kalian ikut bersamaku. Aku ingin kalian menjadi lawan latihanku."
"Baik, Tuan." Keempat penjaga itu mengangguk, mengikuti Shane dari belakang.
Sementara itu, Hector sudah berada di dalam mobil yang melaju meninggalkan gedung. Ia menatap jalan raya yang tampak padat oleh kendaraan. Jalanan mendadak macet karena kelompok mahasiswa tengah berdemonstrasi hingga membakar ban dan melakukan teatrikal yang menyindir pemerintahan Luka Vane.
"Apa yang sebenarnya sedang terjadi pada Stryker sehingga dia harus meminjam Pedro? Aku curiga jika dia akan membujuk Pedro agar bergabung ke dalam pasukannya." Hector mengepalkan tangan erat-erat. "Tapi, jika aku menolak permintaannya, Stryker akan membatalkan kerja sama dan aku akan kehilangan kekuatan untuk menghadapi Alexander."
Setengah jam kemudian, Hector tiba di gedung tempat tinggal pasukan. Ia melihat banyak anggota yang tengah berlatih di halaman.
"Panggil Pedro dan suruh dia datang ke ruanganku sekarang juga," ujar Hector pada salah satu bawahannya.
"Baik, Tuan."
Hector menunggu di ruangandengan tak sabaran, mengamati proses latihan. "Aku memiliki banyak anggota yang terampil dan kuat, tetapi Pedro berada di atas mereka, dan hal itu sudah terbukti."
Hector menyipitkan mata ketika melihat rombongan mobil menepi di halaman. Hugo, Hugh dan Hank keluar dari mobil, berjalan memasuki rumah. "Mereka tiba lebih cepat dari yang aku duga."
Hector keluar dari ruangan, menunggu di ruang pertemuan. Hugo, Hugh, dan Hank memasuki ruangan beberapa menit kemudian.
"Apa yang ingin kau sampaikan, Hector?" tanya Hugo seraya duduk di sofa.
"Jendral, salah satu sekutu kita yang bernama Stryker menghubungiku satu jam lalu. Dia ingin meminjam Pedro dari kita. Aku merasa hal ini adalah kabar yang harus aku diskusikan denganmu dan yang lain."
"Dia ingin meminjam Pedro? Apa yang terjadi padanya?" tanya Hugh.
"Dia mengatakan jika dia memiliki masalah. Dia mengancam akan memutuskan hubungan dengan kita jika kita tidak meminjamkan Pedro padanya.”
"Dia sangat licik," ucap Hank seraya tertawa dan menatap Hector.
"Dia tahu kalau dirinya adalah salah satu sekutu kuat kita."
Hugo terdiam beberapa waktu. "Aku yakin jika Stryker tidak akan mengembalikan Pedro dengan mudah setelah masalahnya teratasi. Dia akan berusaha mempengaruhi Pedro agar bergabung ke dalam pasukannya. Stryker sudah mengetahui bagaimana kemampuan Pedro sehingga dia memutuskan untuk bergabung dengan kita."
"Kau benar, Ayah. Tapi jika kita menolak, kita akan kehilangan salah satu sekutu kita yang paling kuat. Kita tidak boleh kehilangan Stryker, tapi di saat yang sama tidak boleh sampai membiarkan Pedro jatuh ke tangannya," ucap Hugh.
Hank menyandarkan punggung ke kursi. "Semua kembali pada Pedro. Jika dia tetap teguh pada prinsipnya untuk menjadi pasukan kita, dia tidak akan mengkhianati kita."
"Panggilkan Pedro sekarang.Kita harus mendengar pendapatnya," ucap Hugo.
Pedro memasuki ruangan beberapa menit kemudian.
"Pedro, salah satu sekutu kita yang bernama Stryker ingin meminjammu. Dia ingin kau membantunya untuk mengatasi beberapa masalah. Bagaimana menurutmu?" tanya Hugo.
"Aku setuju jika Anda semua setuju," jawab Pedro. Ia terkejut dan berusaha mencari tahu tujuan dari hal ini. Bisa saja Hugo, Hugh, Hank, dan Hector sengaja ingin menguji kesetiaannya dengan cara meminjamkannya pada Stryker.
Hank tersenyum, menatap Pedro lekat-lekat. "Stryker bisa saja membujukmu agar kau masuk ke dalam pasukannya. Sebagai manusia yang memiliki perasaan, pendirianmu mungkin saja goyah sehingga kau berkhianat."
"Jika kalian memang takut aku berkhianat, kalian bisa mengajukan seseorang untuk mengawasiku selama bekerja dengan Stryker.
Hanya saja, hal itu akan menimbulkan tanda tanya dan kecurigaan pada Stryker bahwa kalian tidak mempercayainya sebagai sekutu."
Hugo, Hector, Hugh, dan Hank saling bertatapan sesaat.
"Kau benar, Pedro." Hugo menyandarkan punggung ke kursi, menoleh pada Hector. "Bagaimana menurutmu, Hector? Kau adalah orang yang sudah merekrut Pedro dan memilihnya."
"Dengan semakin dekatnya waktu penyerangan, kita tidak mungkin bisa mencari sekutu kuat yang bisa menggantikan Stryker sekarang. Aku akan mengizinkan Pedro bekerja dengan Stryker dengan catatan waktu kerja sama tidak lebih dari sepuluh hari," ujar Hector.
"Ayah." Hugh menoleh pada Hugo. Ia keberatan untuk meminjamkan Pedro, tetapi tidak ada pilihan lain sekarang.
Hugo mengembus napas panjang, menatap Pedro lekat-lekat. "Baiklah, aku akan mengizinkan Pedro untuk bekerja dengan Stryker."
Sementara itu, Xander, Govin, Mikael, dan beberapa pengawal tengah berada di ruangan. Mereka tengah menonton tayangan video Hugo yang berada di penjara.
Charles berjalan cepat di lorong, melewati para pengawal, memasuki ruangan. "Apa aku datang terlambat?"
"Kau datang sedikit lebih cepat, Charles. Aku sudah menunggumu," ujar Xander.
Charles berdiri di samping Xander, mengamati dua tayangan Hugo dalam satu layar.
"Apa kau sudah mengetahui jawabannya, Charles?"
Charles mengirimkan video pada layar. "Aku membutuhkan cukup banyak waktu untuk mengetahui jawaban dari pertanyaanmu, Alexander."
Layar menunjukkan sebuah tayangan video yang menjelaskan perbedaan antara Hugo beberapa bulan lalu dan Hugo yang sekarang.
"Aku bisa menjawab jika Hugo yang ada di penjara saat ini bukankah Hugo yang asli. Aku melihat beberapa keganjilan dan perbedaan dari wajah, bentuk tubuh, dan gestur yang ditampilkan."
"Lalu, dimana Hugo yang asli sekarang?" Xander tersenyum.
Semakin seru..
Tiap episode perburuan harta karun membuat penasaran..
Bravo Thor.