NovelToon NovelToon
Nikah Kilat Dengan Murid Ayah

Nikah Kilat Dengan Murid Ayah

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Meymei

Keinginan terakhir sang ayah, membawa Dinda ke dalam sebuah pernikahan dengan seseorang yang hanya beberapa kali ia temui. Bahkan beliau meminta mereka berjanji agar tidak ada perceraian di pernikahan mereka.

Baktinya sebagai anak, membuat Dinda harus belajar menerima laki-laki yang berstatus suaminya dan mengubur perasaannya yang baru saja tumbuh.

“Aku akan memberikanmu waktu yang cukup untuk mulai mencintaiku. Tapi aku tetap akan marah jika kamu menyimpan perasaan untuk laki-laki lain.” ~ Adlan Abimanyu ~

Bagaimana kehidupan mereka berlangsung?

Note: Selamat datang di judul yang ke sekian dari author. Semoga para pembaca menikmati dan jika ada kesamaan alur, nama, dan tempat, semuanya murni kebetulan. Bukan hasil menyontek atau plagiat. Happy reading...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku Sedang Mencoba

Dinda membuka mata karena terkejut dengan suara barang jatuh di luar. Saat sadar, ia masih dengan pakaiannya dan duduk di belakang pintu. Ternyata Dinda tertidur setelah meluapkan perasaannya.

Perlahan ia bangun dan membuka pintu. Ruang tamu yang terlihat sepi, membuat Dinda berjalan ke dapur. Di sana ia melihat Adlan yang sedang berjongkok memungut pecahan kaca.

“Hentikan, Kak!” Dinda mencegah Adlan dan mengambil sapu dan pengki.

“Biar aku saja.” kata Dinda yang menarik tubuh Adlan untuk berdiri.

Dinda menyapu pecahan kaca dan memasukkannya ke dalam pengki. Setelah semua pecahan bersih, Dinda membawa sapu dan pengki ke belakang rumah. Di sana Dinda memasukkan pecahan kaca ke dalam lubang pembuangan dan mengibas-kibaskan sapu supaya pecahan kaca tidak ada yang menempel.

Semua yang dilakukan Dinda, tidak luput dari pengamatan Adlan.

“Lain kali jangan diambil dengan tangan, Kak! Coba lihat, apa tangan Kakak terluka?” Dinda menarik kedua tangan Adlan dan melihat apakah ada luka di sana.

Setelah memastikan tidak ada luka, Dinda mencuci tangannya dan bertanya apa yang Adlan lakukan sampai memecahkan mangkuk.

“Aku membuat mie rebus.” Jawab Adlan.

“Mie rebus?”

Dinda melihat ke arah jam tangannya yang ternyata sudah pukul 3 sore. Adlan ternyata lapar karena mereka melewatkan makan siang karena tadi pagi Dinda hanya memasak nasi goreng untuk sarapan.

“Sudah selesai?” Adlan menggeleng.

“Kakak tunggu sebentar, aku akan buatkan.” Adlan mengangguk dan duduk menunggu Dinda.

Tak lama kemudian, Dinda menghidangkan mie rebus lengkap dengan telur, sosis dan sayuran. Ia bahkan menambahkan irisan cabai karena Adlan seperti dirinya yang pecinta pedas.

“Terima kasih.” Kata Adlan sebelum membaca doa untuk makan.

“Sama-sama, Kak. Maafkan aku, Kak.”

“Untuk apa?”

“Aku lupa membuatkanmu makan siang.”

“Tidak masalah. Kalau hanya mie rebus, aku bisa membuatnya.” Dinda tertawa melihat Adlan yang meringis karena merasakan perih di bibirnya yang terluka.

“Maaf.”

“Untuk apa lagi?” Dinda menunjuk bibir sebelah kirinya sebagai kode.

“Jangan hanya meminta maaf, kamu harus bertanggung jawab!”

“Bagaimana caranya?” Adlan menghentikan acara makannya dan menatap lekat ke arah Dinda.

“Aku tahu pernikahan kita ini masih dalam tahap perkenalan. Dan aku juga tahu kamu menerima pernikahan ini semata-mata karena permintaan Ayah. Tetapi aku serius dengan pernikahan kita. Bahkan jika Ayah tidak meminta kita berjanji, aku tidak ada pikiran untuk berpisah denganmu.” Mata Dinda yang juga menatap ke arah Adlan mulai bergetar.

“Aku bisa menunggumu, tetapi kamu juga harus mencoba untuk menerimaku. Kita memang berbeda, tapi kita bisa saling mengenal satu sama lain dan memulai semuanya dari awal di pernikahan ini.” Imbuh Adlan.

Dinda mendongakkan kepalanya, menahan air mata yang sudah berkumpul di pelupuk matanya.

Adlan benar, mereka dari latar belakang, usia dan kehidupan yang berbeda Bersatu dalam pernikahan. Minimnya pengetahuan satu sama lain membuat hubungan mereka dalam dua bulan ini masih canggung.

Adlan memang menunjukkan keseriusannya dalam pernikahan mereka. Tetapi Dinda yang masih mencoba mengubur perasaannya, masih bimbang dan sempat goyah dengan pernyataan cinta Gibran.

Jika saja Gibran orang yang tidak sabar, mungkin paksaan yang dilakukannya tadi sudah terjadi lebih cepat. Tapi Adlan melakukannya karena merasa marah dengan Dinda yang menerima pernyataan cinta laki-laki lain.

“Istri macam apa aku? Ada suami yang perhatian dan mengutamakan perasaanku, kenapa aku masih bimbang?” batin Dinda.

“Aku tidak akan memaksamu. Aku akan menunggu.” Kata Adlan yang tidak mendapatkan jawaban dari Dinda.

“A-aku… Aku sedang mencoba, Kak. Berikan aku waktu.” Adlan mengangguk.

Percaya dengan apa yang Dinda katakana, Adlan kembali menikmati mie rebusnya. Meskipun merasa perih, Adlan tetap menghabiskannya begitu juga dengan Dinda.

Selesai makan, Dinda buru-buru mandi dan mengerjakan sholat dzuhur. Baru saja Dinda salam, adzan ashar sudah berkumandang, sehingga ia kembali berdiri untuk melaksanakan sholat ashar.

Malamnya, Adlan yang baru saja kembali dari rapat bulanan RT mendapati Dinda yang tidur di kursi ruang tamu. Setelah mencuci tangan dan mengganti pakaiannya, Adlan mengangkat tubuh Dinda perlahan dan membawanya ke kamar.

Dinda yang pulas tidak merasakan dirinya telah berpindah tempat, hingga paginya ia bangun di dalam pelukan Adlan. Lagi-lagi ia bangun di pelukan Adlan. Apakah dirinya mulai nyaman dengan pelukan suaminya?

“Mau ke mana?” tanya Adlan yang merasakan Gerakan Dinda.

“Mau ke kamar mandi.” Cicit Dinda yang merasa malu.

Beberapa kali Dinda berhasil kabur tanpa ketahuan, tetapi ia tidak tahu jika Adlan sengaja melakukannya agar dirinya tidak takut.

Dari kamar mandi, Dinda sudah dalam keadaan suci karena sebentar lagi adzan subuh. Adlan yang duduk di tempat tidur berjalan ke kamar mandi dan mengambil wudhu. Lalu, keduanya melaksanakan sholat subuh berjamaah.

“Din…” panggil Adlan setelah menyelesaikan dzikir.

“Iya, Kak.” Dinda menghentikan tangannya yang ingin membuka mukena.

Adlan menatap lekat wajah Dinda yang terlihat teduh dengan mukena yang menutupi auratnya. Tangannya bergerak mengelus pipi kiri Dinda dan turun ke bibir. Ia yang sudah merasakan manisnya bibir Dinda, seolah menemukan candu di sana.

Sebagai laki-laki, ia sedang diuji karena memiliki istri yang begitu dekat tetapi tidak bisa melakukan apa yang hasratnya inginkan. Ia berkali-kali mengendalikan keinginannya karena tidak ingin Dinda membencinya.

Tapi kini ia ingin lebih dekat dengan istrinya. Jika Dinda mengatakan dirinya sedang mencoba, maka ia akan mulai kontak fisik mereka sedikit demi sedikit.

Tanpa sadar, Adlan telah menyatukan bibir mereka. Dinda terkejut, tetapi ia tidak menolak karena ia ingat dengan kejadian siang tadi.

Tidak mendapatkan penolakan, Adlan ingin memperdalam ciumannya. Sayangnya, ia harus berhenti karena rasa nyeri di bibirnya.

“Kakak tidak mengoleskan obat semalam?” tanya Dinda melihat Adlan memegangi bibirnya.

Sebenarnya ia ingin tertawa, tetapi ia urungkan karena Adlan seperti sekarang karena ulahnya.

“Aku lupa!” Dinda berdiri dan mengambil kotak obat.

Dengan perlahan Dinda membersihkan luka Adlan dengan cairan infus, kemudian mengoleskan salep dengan hati-hati.

Hati Adlan menghangat dengan perhatian yang Dinda berikan. Bahkan ia merasa ke depannya akan bisa lebih dekat dengan istrinya karena ciumannya kali ini tidak mendapatkan penolakan.

.

.

.

.

.

Haloo semuanya... Typo sudah author perbaiki, sepertinya author belum bisa move on sama Aksa.. hehehe

1
𝐈𝐬𝐭𝐲
kenapa Dinda gak pindah sekolah aja ngajar di sekitar rumah baru saja dripada harus kekampung dia lagi...
indy
selamat berbulan madu
𝐈𝐬𝐭𝐲
namanya Adlan atau Aksa sih Thor🤔
Meymei: Maaf typo kak 🤭
total 1 replies
Dewi Masitoh
Adlan kak🤣kenapa salah ketik jd aksa🙏
Dewi Masitoh: baik kak🙏
total 2 replies
Fitri Yani
next
indy
kayaknya sdh bisa resepsi biar gak ada lagi yang julid. wah ternyata gibran naksir dinda juga
indy
nanti resepsinya setelah masa duka selesai
indy
lanjut kakak
indy
ada yang bertengger di pohon kelengkeng
𝐈𝐬𝐭𝐲
ceritanya bagus aku suka😍😍
Meymei: Terima kasih kakak… 😘
total 1 replies
𝐈𝐬𝐭𝐲
lanjuut Thor
𝐈𝐬𝐭𝐲
hadir Thor
indy
kasihan pak Lilik
indy
hadir kakak
Rian Moontero
mampiiir kak mey/Bye-Bye//Determined/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!