NovelToon NovelToon
Sapu Pembunuh Naga

Sapu Pembunuh Naga

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Wanto Trisno 2

Saat terbangun, Chu Zhan mendapati dirinya berada di dunia yang berbeda. Identitasnya adalah seorang tukang sapu di keluarga bangsawan. Suatu ketika mendapatkan sebuah pusaka berbentuk sapu yang diberi nama 'Sapu Pembunuh Naga'.

Chu Zhan yang merasa sebagai pemeran figuran itu pun mulai mengikuti dan melayani Zhuo Ming. Seorang tuan muda yang mengalami nasib buruk setelah kehilangan kultivasinya. Lalu Zhuo Ming mendapatkan guru seorang wanita dalam bentuk roh, Xiang Liu.

Merasa dirinya terjebak dalam plot sebuah cerita, Chu Zhan bertindak setelah Zhuo Ming. Mempelajari dan memahami dunia yang telah membawanya ke dunia kultivasi.

Ranah Kultivasi : Ranah Pemula, Ranah Lanjutan, Ranah Ksatria, Ranah Magis, Ranah Misteri, Ranah Legenda, Ranah Kekosongan, Ranah Kebangkitan, Ranah Keabadian, Ranah Penciptaan, Dewa Suci.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanto Trisno 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kejadian Tak Terduga

Selama berhari-hari, Zhuo Yining berpikir keras untuk mendapatkan obat untuk kakaknya. Namun tidak ada satupun cara yang dapat ia lakukan. Pada akhirnya ia tertunduk lesu di teras rumah seorang diri.

Beberapa hari juga Chu Zhan telah memperhatikan gadis tersebut. Alih-alih membantunya, namun ia juga tidak memiliki banyak uang untuk dipergunakan. Ia juga turut pusing dan masih harus beradaptasi dengan keadaannya.

"Bagaimana? Apakah ada cara agar aku bisa membeli obat untuk kakak?" keluh Zhuo Yining. Gadis yang telah berusia lima belas tahun itu tampak lemah. Tubuhnya terasa dingin dan wajahnya pucat.

Dalam beberapa detik berikutnya, ia pun terjatuh ke lantai. Saat seperti itu, Chu Zhan dengan sigap menolongnya. Tubuh gadis itu terasa dingin bagaikan es ketika berada di tangan tukang sapu tersebut.

'Tubuhnya sangat dingin. Huh, ini adalah bagian dari cerita, bukan? Kemungkinan ini karena efek dari tubuh khususnya atau dia terkena racun dingin. Ah, apakah ada cara untuk menyelamatkannya? Oh, Zhuo Ming, lihatlah adikmu yang malang ini. Mengapa kamu membiarkan gadis secantik ini menderita.'

Melihat beberapa penjaga, Chu Zhan sesekali bersembunyi. Karena tidak ingin terlihat oleh orang lain. Bersembunyi dari balik dinding ke dinding lainnya. Mengendap-endap agar tidak ada yang melihatnya.

Chu Zhan membawa Zhuo Yining ke kamar. Ia bersembunyi dari penjaga rumah karena tak ingin terjadi hal-hal yang membuatnya hancur. Apalagi dengan identitasnya sebagai seorang figuran semata, tidak pantas jika disandingkan dengan adik seorang protagonis utama.

"To-long ... a-ku ... di-ngin ...." lirih Zhuo Yining. Ia menggigil kedinginan dan memeluk Chu Zhan. Dengan keadaan yang mengkhawatirkan itu, ia masih setengah sadar.

'Sial! Mengapa aku harus menyelamatkan perempuan ini? Mengapa harus aku? Apa bakal terjadi sesuatu yang tidak diinginkan?'

Karena sudah terlanjur, maka hanya bisa melanjutkannya. Dengan membawa gadis itu ke dalam kamar yang tidak terlalu jauh. Dalam keadaan dingin, yang diperlukan adalah kehangatan. Berbagai pikiran jahat terlintas di pikiran Chu Zhan. Segala perbuatan baik dan buruk, akan ada konsekuensi yang harus ditanggung. Begitu pula saat mereka bersama dalam ruangan yang semakin lama suhu semakin turun.

Zhuo Yining terus meronta dan memeluk Chu Zhan. Bukan hanya itu, ia seakan tidak mau pria itu pergi meninggalkannya. Berangsur menanggalkan pakaian yang menempel di tubuhnya. Antara sadar dan tidak sadar, tidak lagi peduli dengan keadaan sekitarnya.

Untungnya mereka sudah berada di kamar yang penjagaannya tidak terlalu ketat. Sehingga tidak khawatir jika ada orang yang lewat. Bahkan suara Zhuo Yining tidak akan terdengar dari luar.

"Uhh ... tolong aku," pinta Zhuo Yining memelas. Ia menampilkan wajah iba dan dari wajahnya mengucur keringat yang terasa semakin dingin.

Udara di sekitar menjadi semakin dingin, bagaikan berada di tengah-tengah gunung es. Meski mencoba melepaskan diri, nyatanya kekuatan Chu Zhan lebih lemah. Pria miskin itu tidak pernah meningkatkan kultivasi. Sehingga ia tidak mungkin dapat menghadapi yang ranah kultivasinya jauh lebih tinggi.

"Nona ... mohon lepaskan saya. Sa-ya tidak bisa ... to-long, saya ...." Chu Zhan mengalami kesulitan melepaskan diri. Ia tak bisa melihat pemandangan di hadapannya. Namun ia terkunci dan sudah tidak berkutik lagi.

Keadaan saat ini semakin tidak terkendali. Ketika sepasang anak manusia berada dalam titik ini, tak ada yang bisa terlepas dari takdir. Hanya ketika langit dan bumi runtuh, itulah saat mereka dapat berhenti.

Seumur hidupnya, pria itu tidak pernah mendapatkan kebahagiaan bersama dengan lawan jenis. Namun hari ini ia telah kehilangan kesucian matanya. Dianggapnya sebagai gerbang surga yang datang padanya. Namun kedepannya ia sudah tidak peduli lagi. Karena kepalang tanggung, pada akhirnya hanya dapat mengikuti alurnya.

Daripada harus menahan diri, pun tak mampu. Chu Zhan membiarkan dirinya bergerak dengan bebas. Bahkan tubuhnya merasakan hal yang sama dengan hati dan pikirannya. Gadis itu telah menjadi sebuah hadiah terindah yang tak akan pernah ada di kehidupan sebelumnya bahkan kehidupan selanjutnya pun, ia tidak tahu akan seberuntung ini.

Bukan hanya paksaan semata, Chu Zhan melakukan itu. Biarlah kematian yang akan menjadi resiko yang harus ditanggung. Setidaknya ia pernah merasakan hal yang selalu menjadi angan-angannya.

Hawa dingin kini sudah mulai memanas. Sepasang ikan dengan warna dan jenis yang berbeda, berputar-putar membentuk aliran Yin dan Yang. Kedua ikan tersebut pun saling mendekat dan saling memegang erat satu sama lain.

Dalam bejana kecil, sepasang ikan berenang dengan saling beradu kecepatan. Berenang memutari satu sama lainnya. Merupakan hal yang memanjakan netra. Sepasang ikan berenang berputar, seakan menari-nari, mengikuti musik berirama syahdu.

Guqin bermotif naga dan sebuah tarian pedang yang bergerak dengan lincah. Melompat dan menari mengikuti irama. Keduanya adalah pasangan serasi, bagaikan berada dalam medan perang yang tidak pernah usai.

***

Terkulai lemas setelah peristiwa itu terjadi. Chu Zhan tidak langsung beranjak dari ranjang milik Zhuo Yining. Ia memejamkan mata sembari mencerna apa yang baru mereka lakukan. Lalu ia mencoba bangkit setelah waktu lama.

Mengenakan kembali pakaian miliknya dan melihat seorang gadis yang telah menghabiskan waktu bersama. Ketika Zhuo Yining membuka mata, hanya dibalut selimut. Bukan tidak tahu apa yang terjadi. Jelas dirinya juga dalam keadaan sadar dan aura dingin di tubuhnya telah hilang sepenuhnya.

"Maafkan saya, nona." Chu Zhan langsung berlutut ketika tahu nona dari keluarga Zhuo itu terbangun. Ia akan menerima semua konsekuensinya.

Dalam hati tidak ada penyesalan lagi. Meski ia akan mati, setidaknya kehidupan kedua yang singkat ini, telah mendapatkan kebahagiaan sesaat. Dapat menyentuh wanita untuk pertama kali. Melewati batas kesucian yang terjaga di kehidupan sebelumnya.

"Ohh ... katakan padaku, mengapa kamu meminta maaf?" Zhuo Yining bangun dan menutupi tubuhnya dengan selimut. Melihat sesosok pria dengan pakaian lusuh dan berpenampilan kurus di hadapannya. Namun ada pancaran energi yang tidak diketahui.

"Saya telah melewati batasan sebagai seorang pelayan. Akibatnya mungkin nona tidak akan bisa menikah seumur hidup. Dan saya yang telah merenggut semuanya dari nona. Jika harus mati, saya siap!"

Dengan mantap, Chu Zhan siap menerima konsekuensinya. Entah itu kematian atau siksaan yang tiada habisnya, semua sudah ada di depan mata.

"Bagaimana kamu akan menjelaskannya? Apa yang terjadi pada kita? Mengapa kamu ada di sini?" tanya Zhuo Yining. Jujur ia merasa malu dan bingung. Ia juga telah kehilangan kesucian karena penyakit yang dideritanya.

"Izin menjawab. Saya adalah seorang tukang sapu di halaman depan. Ketika mau beristirahat, melihat nona yang terlihat kurang sehat. Lalu saya menolong nona dan membawa ke kamar ini. Siapa sangka, justru mencelakakan nona."

"Ah, mengapa semua jadi serunyam ini? Hiks ... aku ... mengapa jadi begini?" Zhuo Yining meneteskan air mata. Tangisnya bergema dan penuh dengan penyesalan. Semua telah terjadi namun ia bukanlah seorang pembunuh orang lain yang tidak bersalah.

***

1
Arsyad Jabar
pelatih selama seratus tahun selesai pelatihan tingkatan sudah seperti leluhur nih gak ada yang bisa mengalahkan
wawan jepara
Luar biasa
Arsyad Jabar
ceritanya lagi main petak umpet ya
Arsyad Jabar
okelah untuk saat ini
Arsyad Jabar
mantap lanjutkan
Aman 2016
Chu Zhan kenapa menyamar jadi kakek 2 . kenapa tidak terus terang saja
Aman 2016
lanjut terus Thor
Aman 2016
lanjut terus update nya
Aman 2016
lanjut terus Thor semangat
Aman 2016
ditunggu updatenya Thor lanjut terus semangat semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!