NovelToon NovelToon
SUAMIKU DOKTER DINGIN

SUAMIKU DOKTER DINGIN

Status: tamat
Genre:Tamat / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:14.9k
Nilai: 5
Nama Author: Lusica Jung 2

Karena permintaan kakeknya , Ellena dan Luis terpaksa menikah dan hidup bersama tanpa cinta dalam pernikahan mereka. Akankah Ellena mampu bertahan dalam pernikahan itu, atau justru memilih untuk pergi? Hanya waktu yang mampu menjawabnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak Perlu Memasukkan Diri

Dalam ruangan megah yang remang-remang, sebuah kursi mewah berbahan kulit hitam menjadi pusat perhatian. Di sebelahnya, sebuah patung burung Phoenix api berukuran raksasa berdiri dengan megah, memancarkan aura mistis.

Pria itu duduk di kursi tersebut. Wajahnya sebagian besar tertutupi oleh bayangan, namun mata dingin dan tajamnya tampak jelas, mengamati setiap orang di ruangan itu dengan tatapan yang menusuk.

Ia menghisap cerutunya dalam-dalam, asapnya membentuk lingkaran-lingkaran yang naik ke udara sebelum perlahan memudar. Suasana di ruangan itu sangat sunyi, hanya terdengar suara cerutu yang menyala dan detak jarum jam yang samar.

Pria itu akhirnya berbicara, suaranya dalam dan penuh wibawa, "Malam ini, operasi tidak boleh sampai gagal. Habisi siapa pun yang berani menghalangi."

Kata-katanya diucapkan dengan tenang, tanpa sedikit pun keraguan. Matanya berpindah ke salah satu pria di ruangan itu, yang berdiri dengan postur tegap.

Mark, orang kepercayaannya, langsung merespons dengan anggukan. "Baik, Tuan," jawabnya dengan suara penuh kepatuhan. Ia tahu betul bahwa di balik sikap tenang pria itu, terdapat ancaman yang lebih besar daripada yang bisa dibayangkan oleh siapa pun.

Angin malam berhembus melalui jendela yang terbuka sedikit, membawa serta dingin yang merambat di kulit. Suara angin yang menderu menambah kesan mencekam di ruangan itu. Pria berpakaian hitam itu melepaskan hisapan terakhir dari cerutunya, lalu mematikan api dengan perlahan di asbak emas yang ada di sebelahnya. Matanya kembali menyapu seluruh ruangan.

"Jangan mengecewakan aku, Mark," tambahnya, suara dingin itu kembali menggema di seluruh ruangan. "Ini adalah kesempatan kita untuk mengambil alih sepenuhnya. Pastikan semuanya berjalan sesuai rencana."

Mark menunduk hormat, kemudian segera berbalik dan keluar dari ruangan, diikuti oleh beberapa pria lainnya. Keheningan kembali merajalela, hanya menyisakan pria itu yang masih duduk dengan tenang. Matanya tertuju pada patung Phoenix besar itu sekali lagi, menatapnya dengan pandangan datar.

Di luar, angin malam membawa suasana yang semakin mencekam. Langit gelap tanpa bintang, kian menambah suasana suram di ruangan tersebut. Pria itu lantas bangkit dari kursinya lalu melenggang pergi meninggalkan ruangan, suara langkah kakinya menggema, berkaur di telinganya. Saat ia melangkah pergi, statusnya pun berubah, termasuk pakaian serba hitam yang ia kenakan dia tanggalkan begitu saja dari tubuh kekarnya.

***

Ellena sibuk di dapur, dikelilingi oleh bahan-bahan masakan dan alat-alat dapur yang berserakan. Di depannya, layar ponsel memutar video tutorial memasak dari YouTube. Dia berusaha menyiapkan makan malam istimewa untuk dirinya dan Luis, tetapi semuanya tidak berjalan sesuai rencana.

"Ayo, Ellena, kau pasti bisa!" gumamnya pada diri sendiri, mencoba menyemangati diri.

Dengan tangan gemetar, ia memasukkan ayam ke dalam wajan berisi minyak panas. Namun, yang terjadi berikutnya adalah sesuatu yang tidak dia duga. Minyak panas itu meletup-letup dengan liar, memercik ke segala arah. Ellena terkejut, berteriak dan segera melompat ke atas meja dapur untuk menghindari cipratan minyak.

"Ahhh! Tolong! Ayam ini jahat!" teriaknya panik, menutup wajah dengan tangan sambil menggenggam spatula erat-erat. Air mata mulai menggenang di matanya, bukan hanya karena rasa sakit dari percikan minyak, tapi juga frustrasi dan rasa putus asa karena semua usahanya tampaknya sia-sia.

Di tengah kekacauan itu, Luis baru saja pulang dari bekerja. Ketika dia mendengar suara teriakan Ellena dari dapur, dia bergegas ke sana, alisnya mengerut penuh kekhawatiran. Begitu masuk ke dapur, Luis terkejut melihat keadaan di sana. Dapurnya berantakan seperti kapal pecah, dengan makanan-makanan yang tampak hangus dan piring-piring yang berantakan. Di atas meja, Ellena duduk dengan wajah penuh ketakutan dan kebingungan.

"Ellena, apa yang kau lakukan?" tanya Luis, mencoba memahami situasi. Dia menatap Ellena yang terlihat seperti anak kecil yang ketakutan, matanya melebar penuh kekhawatiran.

"Luis...," Ellena berteriak histeris, suaranya pecah. "Huwaaa, selamatkan aku dari ayam sialan itu! Aku sedang menyiapkan makan malam tapi dari tadi gagal terus, lihatlah makanan-makanan yang aku masak itu, gagal semua." Dia menangis, merasa sangat frustrasi dengan usahanya yang selalu gagal. Dia menunjuk ke beberapa piring di meja yang berisi makanan yang tampak menghitam dan gosong.

Luis menghela napas, menyapu pandangannya ke sekeliling dapur. Keadaan dapur yang berantakan membuatnya memijat pelipisnya.

"Kau ini, sudah tau tidak bisa memasak tapi kenapa masih memaksakan diri?" katanya, sedikit mengomel namun nadanya lebih ke arah prihatin daripada marah. Dia tidak bisa menahan senyum kecil melihat betapa gigihnya Ellena meskipun jelas-jelas dia tidak memiliki bakat dalam memasak.

Ellena memanyunkan bibirnya, menatap Luis dengan kesal. "Aku kan cuma ingin menjadi istri yang baik, menyiapkan makan malam untuk suaminya dan melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang istri tapi kau malah mengomeliku," balasnya dengan nada sedikit memberontak, meskipun dia tahu dalam hati bahwa Luis benar.

Luis menghela napas lagi, lalu berjalan mendekat untuk membantu Ellena turun dari meja. Dia memegang tangannya dengan lembut, menuntunnya turun dengan hati-hati. Luis kemudian memperhatikan tangan Ellena yang memerah dan sedikit melepuh akibat terkena minyak panas. Dia mengambil salep luka dari kotak pertolongan pertama yang ada di dekatnya dan mulai mengoleskannya pada luka Ellena dengan hati-hati.

"Aku tahu niatmu baik, tapi kau tidak perlu melakukannya jika itu malah membahayakan dirimu sendiri," ucap Luis dengan suara yang lebih lembut, meskipun masih terdengar dingin.

Dia menyelesaikan merawat luka Ellena, kemudian menatapnya dengan tatapan sedikit lembut. "Lain kali, kalau kau ingin memasak, lebih baik kau bertanya padaku atau minta bantuan. Aku tidak ingin melihatmu terluka seperti ini lagi."

Ellena mengangguk, dia merasa sedikit tersentuh oleh perhatian Luis meskipun diungkapkan dengan cara yang yang berbeda dari kebanyakan suami diluar sana. "Ternyata aku benar-benar tidak pandai dalam segala hal, maafkan aku," katanya penuh sesal, merasa tidak berguna.

Luis menggelengkan kepalanya. "Bodoh! Berhenti merendahkan diri sendiri," katanya dengan nada tegas namun tidak marah. "Kau punya banyak bakat lain, hanya saja memasak bukan salah satunya. Sekarang, sebaiknya kau ganti baju, kita makan malam di luar saja. Aku mandi dulu."

Ellena mengangguk lagi, kali ini dengan lebih bersemangat. "Baiklah," jawabnya, senyum kecil muncul di wajahnya meskipun matanya masih sedikit basah karena air mata. Dia merasa lega karena Luis tidak marah padanya dan malah bersikap perhatian, meskipun dengan cara yang sedikit kaku dan dingin.

Setelah Luis pergi untuk mandi, Ellena segera bergegas ke kamarnya untuk mengganti pakaian. Sementara itu, Luis selesai mandi dan mengenakan kemeja hitam lengan terbuka, dipadukan dengan vest putih yang memperlihatkan bentuk tubuh atletisnya. Tanpa kacamata yang biasanya bertengger di hidung mancungnya, Luis tampak lebih muda dan segar.

Saat Luis masuk ke ruang tamu, Ellena baru saja selesai berdandan dan hendak turun. Ketika matanya tertumbuk pada sosok Luis yang berdiri di sana, ia terpaku sejenak. Luis terlihat sangat tampan dan gagah, membuat jantungnya berdegup kencang. Dia baru menyadari betapa mempesona suaminya itu, terutama dengan pakaian yang sederhana namun rapi.

"Sudah siap?" tanya Luis, suaranya tetap dingin seperti biasanya. Dia menatap Ellena dengan mata yang datar, mencoba membaca ekspresinya.

Ellena mengangguk, buru-buru membuang muka ke arah lain untuk menyembunyikan rona merah yang mulai muncul di pipinya, dia tidak ingin Luis melihatnya. "Y-ya, sudah," jawabnya gugup, merasa sedikit kikuk di hadapan Luis yang terlihat begitu menawan.

Dia merasa seperti seorang remaja yang baru saja bertemu dengan idola mereka, padahal mereka sudah menikah selama lima bulan.

Luis tersenyum tipis melihat reaksi Ellena. Meskipun sikapnya dingin, dia menyadari efek yang ia miliki pada Ellena dan dalam hatinya, ada rasa hangat yang perlahan muncul. "Ayo, kita pergi," ajaknya, sambil mengulurkan tangan untuk memegang tangan Ellena.

Ellena meraih tangan Luis dengan sedikit ragu, merasa canggung namun juga nyaman. Saat tangan mereka bersentuhan, ada perasaan aneh yang menjalar di dalam dirinya, membuatnya merasa lebih dekat dengan Luis daripada sebelumnya. Mereka berjalan keluar bersama, meninggalkan dapur yang berantakan dan malam yang penuh kejutan.

Saat mereka keluar rumah, udara malam yang sejuk menyambut mereka. Luis berjalan di depan, membuka pintu mobil untuk Ellena dengan sikap sopan yang biasanya tidak ia tunjukkan. Ellena masuk ke dalam mobil, masih merasa canggung namun juga senang. Meskipun malam ini tidak berjalan sesuai rencana, dia merasa senang bisa menghabiskan waktu bersama Luis, bahkan dalam situasi yang tidak terduga seperti ini.

"Maafkan aku, Luis. Aku benar-benar tidak tahu bagaimana cara memasak," kata Ellena akhirnya, mencoba memecah keheningan.

Luis mengangguk, tersenyum kecil. "Tidak apa-apa. Kau punya bakat di banyak hal lain. Masak bukan satu-satunya cara menunjukkan perhatian. Tapi aku selalu menghargai usahamu," jawabnya, kali ini suaranya terdengar lebih hangat.

Ellena tersenyum lebar. Meskipun sikap Luis kadang-kadang bisa terasa dingin dan kaku, dia tahu, Luis peduli padanya. Dan itu cukup untuk membuatnya merasa lebih dekat dengan suaminya, bahkan dalam situasi yang penuh kekacauan seperti malam ini.

***

Bersambung

1
Ryani
ceritanya bagus. tapi terlalu banyak pengulangan kalimat.
Puspa Trimulyani
ikut bahagia bacanya....jadi senyum senyum sendiri... sepertinya aku yg jadi ellena.... hehehe...maaf kak author...aku baper😍🙏🙏
Puspa Trimulyani
terima kasih kak sudah banyak up...❤️❤️❤️❤️❤️🙏🙏🙏🙏🙏🙏
Puspa Trimulyani: ditunggu karya berikutnya ya kak 🙏🤗
Ellnara: Ini akan segara aku ending kan kak, emang rencananya singkat no novel
total 2 replies
Puspa Trimulyani
aku sukaaaaaaa......tegas....Luis is the best...😍😍😍😍😍
Puspa Trimulyani
kursus memasak saja ellena......
agar bisa menyenangkan suamimu...❤️❤️
Bunda HB
Aku yg gemes sama elle,gk bisa msk sll ingin msk.tpi sll buat masalah.mending bli online.suami aja mngerti,knpa sll ngeyel dibilangi suami.klo gk ada org udh kebakar semua rmh.
Bunda HB: Aamiin ya allah pya suami ngertian kak thor.klo ibu mertua ku klo bukan aku yg masak dia gk selera mkn.jre masakan gk enk..😃😃
smpe saya bawa mertua ku ikut saya.sbb udah tua,biarlah mengabiskan wkt tua dgn saya,wlo sya mantu tpi sya gk membeda2kan itu nasehat dri alm ibu ku.tabur tue perbuat lah yg baik.gk usah jahat sama mertua.aku sukses doa dri org tua/mertua.😁😁👍👍👌💪💪
Ellnara: Alhamdulillah, sekarang bund udah jago bund. untungnya suamiku sabar orangnya, malah dia yang sering masak sedangkan aku cuma bisa lihat sambil diajarin sama dia 🤣🤣
total 4 replies
Puspa Trimulyani
terima kasih kak author...cayo..💪💪💪💪
Puspa Trimulyani
pada saat seperti ini... harus nya Adelia melihatnya...agar tidak berharap lagi untuk menjadi kekasih Luis
Puspa Trimulyani
jangan sampai Adelia jadi pelakor
Puspa Trimulyani
ah.. senangnya..💃💃💃💃💃 akhirnya elena dan Luis saling jatuh cinta 🤭❤️
Puspa Trimulyani
semoga bukan halusinasi nya Luis 😅
Puspa Trimulyani
kejar Luis...elena...dia suamimu....ga ada salahnya kamu mengejarnya 🤭❤️❤️❤️
sella surya amanda
lanjut kak
sahabat pena
hadeuh terlalu serakah menyukai 2 lelaki. klo sdh mencintai roni lepas kan luis
Puspa Trimulyani
maaf kak kalau dugaan ku salah..🤭
Ellnara: Insyaallah, gak salah kok kak e
total 1 replies
Puspa Trimulyani
sepertinya Luis memiliki profesi ganda yg bertolak belakang...sebagai dokter dan sebagai mafia..... sekarang ketahuan kenapa dia banyak tato nya...ternyata dibalik profesi mulia nya ada profesi yang lain yg menyeramkan..🙊🙊
Puspa Trimulyani: aku juga kak,suka type yg begitu ❤️❤️❤️
Ellnara: Sepertinya begitu kak, tapi bagus kan lebih menantang 🤣🤣 Soalnya aku sebagai penulis sangat suka sama pemeran utama yang ganas dan kejam tapi penyayang dan cukup dengan satu wanita
total 2 replies
Puspa Trimulyani
cemburu..... mudah mudahan cepat bucin
Ellnara: Aminnn, teriak paling keras 🤣🤣
total 1 replies
Puspa Trimulyani
si Adelia itu ya.... nyebelin banget 😡sdh pacaran sama Roni masih saja mengejar Luis,si Roni juga seperti ga ada harga dirinya...diduakan di depan matanya...oke oke saja
Ellnara: Namanya juga bucin kak, sedikit koreksi ya. namanya Rion bukan Roni 🤣🤣🤣
total 1 replies
Puspa Trimulyani
apakah itu Luis???
Ellnara: Kemungkinan iya
total 1 replies
Puspa Trimulyani
syukurlah kalau Adelia sdh punya pacar....jadi tidak akan menggangu rumah tangga Luis
Ellnara: Iya dong, author juga gak mau Luis sama yang lain 🤣🤣🤣
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!