BUNGA YANG LAYU

Malam harinya,Mawar menunggu kedatangan Romi yang mau mengajaknya makan malam. "Hampir setengah jam lewat,aku menunggu dan tidak ada tanda-tanda kedatangannya". Gumamnya pelan,lalu Sinta mengirim pesan singkat kepadanya itu.

Mawar, bergegas menuju alamat yang di tunggu. Akhirnya sampai di sebuah taman, mengintip dari kejauhan dan perlahan-lahan mendekat.

Benar sekali, Sinta tengah duduk santai dan menunggu kedatangan Romi. Tak berselang lama, Romi datang dan duduk di samping Sinta tengah memasang wajah masamnya.

"Sinta,apa benar kamu hamil?". Romi, menatap lekat wajah mantan kekasihnya.

"Hamil?". Gumam Mawar, merasakan jantungnya berdegup kencang. "Jadi Romi dan Sinta.... Sudah berhubungan sejauh itu?".

"Iya,kalau aku tidak hamil dan mana mungkin datang kerumah ibumu. Lihatlah,ibu dan kakakmu langsung memberikan restu kepada kita. Mereka itu, tidak mau nama keluarga besar kalian malu. Aku memang hamil, anakmu? Meskipun kita melakukan satu kali saja,tapi diwaktu diriku tengah subur!". Sinta,sengaja berkata keras agar di dengar sepupunya yang tengah mengintip.

Romi,meraup wajahnya dengan kasar. "Sinta, kebetulan orang-orang tidak mengetahui acara pernikahan kita. Aku ingin sekali, gugurkan kandungan itu dan aku berikan sejumlah uang. Maka dari itu,jangan mengganggu kehidupan ku lagi! Asalkan kamu tahu, aku sudah mengatakan balikan sama Mawar dan mau menikahinya juga!".

"Apa! Kamu mau menikahi Mawar, sudah mengatakannya juga? Tidak! Aku tidak mau menggugurkan kandungan ini,demi cintaku dan bisa memiliki mu. Romi,aku sangat mencintaimu dan tidak mau kehilangan mu juga. Aku bisa melakukan apapun, bahkan membuat Mawar benci sama kamu!". Kata Sinta, menyunggingkan senyumannya.

"Aku tidak mencintaimu, Sinta! Tapi, aku mencintai Mawar! Apa kamu mau, menikah dengan ku tanpa di cintai?Sebelum terlambat untuk menikah,maka gugurkan kandungan itu dan ambil uang ini!". Romi, memperlihatkan sejumlah uang di hadapan Sinta.

Kau salah,Romi.Aku sengaja menolak uang itu,tapi setelah menjadi istri mu dan bisa menikmatinya sesuka ku. Bahkan lebih dari itu,yang aku nikmati uangnya.Batin Sinta, tersenyum mengejek melihat uang itu."Tidak masalah,jika menikah denganmu tanpa dicintai. Tapi, perlahan-lahan pasti membuat mu jatuh cinta".

"Ck,jangan mimpi kamu! Keluarga ku sangat menyayangi Mawar, menginginkan dia menjadi menantu di rumah itu. Paham! Mendingan kamu turuti perkataan ku ini, demi kebaikan bersama". Kata Romi, memaksakan kehendaknya.

"Tidak! Aku tidak mau,Romi. Anak ini,akan aku pertahankan sampai kapanpun". Teriak Sinta, dengan sorotan mata tajamnya

"Oke,kita akan menikah. Puas! Tapi,kita tetap tinggal di rumah ibuku. Ibumu dan adikmu jangan ikut.Bagaimana?". Romi, tersenyum kecil.

Kata ibu, tidak masalah awalan menjadi orang bodoh dan menuruti perkataan Romi. Demi pernikahan berjalan dengan lancar, setelah menjadi istrinya dan aku bisa mengendalikan Romi sesuka hatiku.Batin Sinta, tersenyum. "Oke,aku turuti kemauanmu itu. Lagipula,ibuku tidak masalah di tinggalkan".

Apa! Sinta, setuju dengan ucapan ku? Tidak! Aaarghhh... Bagaimana ini,sial!. Batin Romi, mengepalkan tangannya dengan erat."Satu lagi, setelah anak ini lahir. Aku secepatnya menggugat cerai pernikahan kita,paham! Lebih cepat malah bagus dan aku segera menikah dengan Mawar".

Apa! Dia ingi ingin menceraikan aku, setelah anaknya lahir? Tidak! Akan aku pastikan kepadamu, Romi. Tidak ada kata cerai,ingat itu.Batin Sinta, mencoba untuk menahan air matanya."Akan aku pertahankan pernikahan kita, tidak peduli dengan apapun. Romi,kau yang tidak bisa kehilanganku".

"Jangan sombong kamu, Sinta.Tidak akan bisa menghalangi cintaku dan Mawar. Pernikahan kami,akan tetap terjadi!". Kata Romi, menatap tajam ke arah Sinta.

"Tapi, aku tidak mau menikah dengan pria seperti kamu!".

Deg!

Romi, terkejut melihat Mawar tepat dibelakangnya. Lalu, menoleh ke arah Sinta yang tersenyum licik.

"Kenapa menatapku, Romi? Benar sekali,aku yang memintanya untuk datang kesini". Sinta, tersenyum ke arah Mawar karena menang.

Mawar, menggeleng pelan. "Kau tahu, Romi? Aku sudah mulai membuka pintu hatiku, ingin memberikan kesempatan kepada mu lagi. Tapi, kenyataannya begitu sakit sekali. Kau menjalin hubungan dengan Sinta, sampai dia hamil?".

"Mawar,plisss... Dengarkan penjelasan aku dulu,dia sudah menggodaku dan sampai khilaf. Maafkan aku, Mawar. Aku akan menikah dengannya, tapi cintaku tetap kepadamu. Mawar, tunggulah aku sampai anak itu lahir dan kita bisa menikah secepat mungkin. Orang-orang tidak akan menyalahkan mu,tapi dia!". Romi, menunjukkan jarinya ke arah Sinta.

"Cukup, Romi! Aku tidak akan menikah dengan mu, meskipun kalian bercerai. Kamu jangan menyalahkan orang lain,tapi kalian melakukannya sama-sama sadar! Aku benar-benar benci sama kamu, Romi!". Mawar, menghapus air matanya.

"Apa yang dikatakan Mawar, memanglah benar. Kita melakukannya sama-sama sadar, bahkan menikmatinya juga". Sahut Sinta.

"Diam!Kau pun sama seperti wanita jalang pada lainnya! Suka mengambil milik orang lagi, munafik!". Teriak Mawar, sedikit mendorong bahu sepupunya.

"Mawar,aku benar-benar minta maaf kepadamu. Aku terpaksa menikahi Sinta, karena dia hamil. Aku berjanji kepadamu, secepatnya menikahi mu setelah anak itu lahir. Percayalah kepadaku ini, sayang". Romi, sampai menyentuh tangan Mawar.

Plak!

Mawar, sudah tidak tahan dengan sikap mantan kekasihnya itu."Aku tidak peduli sama sekali,mau kalian bercerai atau tidak. Aku tetap tidak mau bersamamu,jauh lebih baik menikah dengan pria lain!Jangan menyentuhku, Romi!". Menepis kasar tangan mantan kekasihnya itu.

"Tidak! Aku tidak akan membiarkan siapapun yang akan memiliki mu, Mawar. Aku orang yang pertama menggagalkan dan menghancurkan semuanya! Aku tidak rela ada orang lain yang memiliki mu, tidak akan rela!". Teriak Romi,dadanya naik turun mengontrol dirinya.

"Aku tidak peduli, mengerti! Sinta, sekarang kamu puas dan menang. Akhirnya aku lega juga,ada seseorang yang menafkahi keluarga mu. Permisi!". Mawar, melangkah kakinya untuk pergi.

Akan tetapi, Romi mencekal lengannya dengan kuat. Bahkan Sinta, mencoba untuk membantu juga.

"Lepaskan tanganmu, Romi!". Teriak Mawar, dengan sorotan mata tajamnya.

"Tidak! Aku tidak mau kehilanganmu, Mawar! Pokoknya kamu harus menjadi milikku seutuhnya, ikut denganku!". Romi, menarik paksa lengan Mawar agar masuk kedalam mobilnya.

"Tidak,mau! Tolong! lepaskan aku,Romi!". Teriak Mawar, mencoba untuk melepaskan diri.

Buukkk...

Sinta, sampai terbentur mobil Romi dan tidak sadarkan diri.

"Sinta!". Pekik Mawar, melihat sepupunya tergeletak di bawah. Romi, sudah terpengaruh emosi yang membara.

Romi, senang sekali melihat Sinta tak sadarkan diri. Dia langsung merobek pakaian, Mawar. "Kalau perlu mati sekalian kamu, Sinta! Mawar,tinggal kita berdua di sini". Seringai tajamnya itu.

Glek!

Mawar, ketakutan setengah mati dan terus-menerus meminta pertolongan kepada seseorang.

"Tidak! Lepaskan aku, Romi! Jangan sentuh aku,lepas!". Mawar, tidak mau di sentuh mantan kekasihnya ini. Air matanya mengalir deras,dimana Romi sudah berada di atasnya.

"Aaaaaaaa....!"

Buughhh...

Deg!