Anak Genius Milik CEO

"Apa aku punya Daddy?"

Pertanyaan yang sering kali kembar tanyakan kepada sang Mommy.

"Berulang kali Mommy katakan pada kalian. Kalian tak memiliki seorang Daddy. Kamu hanya milik Mommy seorang," jawab Bella ketus.

Wajah Bella terlihat memerah, menahan perasaan kesalnya. Padahal selama ini dia selalu berusaha menjadi Ibu sekaligus Ayah untuk kedua anaknya. Perasaannya semakin benci, kala mengingat apa yang terjadi pada dirinya dulu. Di mana Alex meninggalkan dia begitu saja, tanpa perasaan sedikitpun.

"Kami tidak mungkin terlahir ke dunia, tanpa peran serta Daddy. Tolong beritahu kami, di mana Daddy aku! Aku lelah selalu di bully Teman-temanku, karena tak memiliki seorang Daddy," Farrel berkata.

"Lantas, kalian mau apa? Kalian mau meninggalkan Mommy? Jika kalian menemukan Daddy kalian," tegur Bella.

"Tentu saja tidak. Aku dan Kak Farrel akan berusaha menyatukan cinta kalian," sahut Felicia layaknya orang dewasa.

"Mengerti apa kalian tentang cinta? Kalian masih sangat kecil untuk membahas hal ini. Kami tak saling mencintai. Kehadiran kalian hanya sebuah kesalahan. Mommy mohon, jangan terus menerus mendesak Mommy," ucap Bella di iringi isak tangis. Dia terpaksa berkata demikian pada sang anak.

Bella sudah tak sanggup berkata lagi. Kembar hanya bisa menatap wajah Mommynya yang sudah dibanjiri air mata. Mereka dapat merasakan apa yang Mommynya rasakan. Melihat Mommynya seperti itu, mereka jadi merasa tak tega, dan merasa bersalah. Tak seharusnya mereka terus mendesak Mommynya, untuk mempertemukan degan daddynya.

Feli langsung memeluk Mommynya. "Maafkan aku, telah membuat Mommy bersedih."

Sedangkan Farrel masih dengan sikap cueknya. Namun, dia berjanji tak akan menanyakan kembali tentang daddynya.

Bella merentangkan tangannya, mengajak Farrel ikut memeluknya. Bella memeluk erat kedua anaknya.

"Maafkan Mommy yang tak bisa memberitahu siapa Daddy kalian. Sebenarnya, Mommy tak ingin membahasnya sekarang. Kalian masih sangat kecil. Tapi, karena kalian terus mendesaknya. Mommy akan katakan pada kalian. Malam itu Mommy dijebak, hingga akhirnya kami menghadirkan kalian. Mommy tak pernah tahu daddy kalian. Dia bukan laki-laki yang bertanggung jawab. Mommy tak akan pernah memaafkan daddy kamu. Sekalipun kami akan dipertemukan kembali. Mommy sangat membenci Daddy kalian," ungkap Bella.

"Kami janji, tak akan bertanya kembali, dan memaksa Mommy untuk mencarinya. Anggap saja kami memang tak memiliki seorang Daddy. Kami hanya memiliki Mommy. Kami sayang Mommy," ucap Feli dan Farrel pun mengiyakan.

"Maafkan Mommy! Tapi, Mommy janji akan selalu ada untuk kalian. Mommy akan berusaha menjadi Mommy dan Daddy untuk kalian berdua. Mommy harap kalian bisa mengabaikan ucapan Teman-teman kalian," sahut Bella dan kedua anaknya tampak menganggukkan kepalanya.

Semenjak kejadian itu, kembar tak pernah lagi bertanya tentang daddynya. Dia tak ingin membuat Mommynya sedih kembali. Mereka sangat menyayangi Bella. Mereka dapat melihat kerja keras Mommynya untuk mereka.

Bella menatap kedua anaknya yang sudah tertidur nyenyak. Tanpa sadar air matanya menetes satu persatu. Luka yang digoreskan Alex di hatinya begitu dalam. Bukan hal yang mudah dia lewati. Gara-gara kejadian malam itu, dia harus hidup sebatang kara. Untung saja Tante Clara baik padanya.

"Maafkan Mommy, Sayang. Karena Mommy pun tak pernah tahu, siapa Daddy kalian," ucap Bella lirih dalam hati.

"Dia hanya seorang pecundang. Saat dia bertemu kalian pun, Mommy yakin dia tak akan pernah mengakui kalian sebagai anaknya."