NovelToon NovelToon
I Just Want To Live An Ordinary Life

I Just Want To Live An Ordinary Life

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Reinkarnasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Cinta Murni / Masuk ke dalam novel
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: Eby Mey2

"Angeline" adalah nama yang bagus dan cantik. Namun, pemilik nama ini tidak hidup seperti namanya. Ia masih baru lulus SMA, hidup dengan keluarga harmonis dan cukup, mempunyai banyak teman (kurasa), tapi dia introvert. Cukup pendiam, suka baca novel dan komik, dan motto hidupnya adalah hidup dengan yang biasa-biasa saja, tidak berlebih dan mencolok.

Namun ada perubahan drastis dalam hidupnya yang santai-santai saja. Secara mendadak dia meninggal, gara-gara menyelamatkan anak kucing. Tapi cerita ini tidak sampai disitu, Angeline tiba-tiba membuka matanya dan melihat atap-atap yang asing menurutnya.

"Ha...?! "

"Dimana ini? "

"inikan bukan rumah sakit, dan baju ini kenapa kuno sekali, apa aku cosplay? "




PENASARAN CERITA SELANJUTNYA SEPERTI APA?
BURUAN BACA SELENGKAPNYA!!!
DAN JANGAN LUPA KLIK LIKE, SUBSCRIBE, BERI HADIAH, DAN JUGA VOTE YAAA...!!!
AGAR AUTHOR NYA MAKIN SEMANGAT DAN RAJIN UPLOAD CHAPTER BARU!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eby Mey2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 11

~Keesokan paginya~

Sima Annchi yang berbaring terlelap tidur di ranjangnya, memulai membuka matanya perlahan. Ia kemudian meregangkan badannya dan menoleh kesamping, Sima Annchi membelalakkan matanya terkejut saat melihat seorang pria dengan mata pandanya tengah duduk disebelah ranjangnya, pria tersebut menatap tajam Sima Annchi. Secara refleks Sima Annchi menyembunyikan dirinya di dalam selimut.

Guru Qiang yang melihat tingkah laku Sima Annchi, merasa jengkel dan kesal. "Hah... Dasar murid merepotkan. Apakah kau memang terlahir untuk selalu merepotkan ku? " Kata guru Qiang dengan suara yang lelah, karena semalaman tidak tidur untuk menjaga Sima Annchi.

Mendengar suara dari gurunya, Sima Annchi pun membuka selimutnya dan menatap gurunya dengan keheranan. "Memangnya apa yang sudah aku lakukan kali ini? Apa aku melakukan sesuatu yang salah namun tidak kusadari? " Pikir Sima Annchi dalam hatinya.

Guru Qiang yang melihat muridnya dengan wajah yang bertanya-tanya. ia berkata, "Apa kau tidak ingat apa yang terjadi tadi malam? " Sima Annchi menggelengkan kepalanya.

"Dalam diagnosis ku, kau mengalami gangguan tidur berjalan atau sering disebut sleepwalking. Aku hampir mengira tadinya kau kerasukan hantu pendendam, saat kau memintaku untuk membunuhmu. "

Sima Annchi yang mendengar penjelasan dari Guru Qiang, akhirnya mengerti kenapa gurunya berada di asramanya. "Ho... jadi itu yang terjadi, tapi takutnya jiwa Sima Annchi yang asli yang mengendalikan tubuh ini bukan karena sleepwalking. Tunggu, apa secara tidak sadar aku berjalan menuju kamarnya dengan air liur yang masih berada di sudut bibirku. Ahh... tidak, apa dia menyadarinya? " Sima Annchi diam-diam mengusap-usap bekas air liurnya yang sudah mengering di sekitar bibirnya.

Guru Qiang merasa aneh dengan tingkah laku muridnya ini. Bukannya seharusnya dia memikirkan tentang masalah gangguan penyakitnya, tapi dia malah memikirkan bekas air liurnya. Guru Qiang sudah tidak ingin ambil pusing lagi dan meminta Sima Annchi untuk mempersiapkan dirinya untuk menghadiri kelas hari ini. Guru Qiang pun keluar meninggalkan Sima Annchi di asramanya.

~Di kelas~

Seperti biasa, Guru Qiang mengajar mata pelajaran hari ini dan tak lupa juga sesekali mengusap-usap kepala Sima Annchi. Sima Annchi mendapatkan tatapan tajam dari Tang Yuxuan dan tak hanya itu dia juga, sering mendengar bisikan atau tatapan tajam dari beberapa murid di kelas tersebut. Sehingga Sima Annchi merasa tidak nyaman karena rumor yang beredar tentang hubungannya dengan Guru Qiang.

Hingga pada akhirnya saat Guru Qiang hendak mengusap-usap kembali kepala Sima Annchi, Sima Annchi dengan cepat menghindar atau menutup kepalanya menggunakan kedua tangannya. Guru Qiang yang merasa ditolak, ia merasa kebingungan dan canggung untuk mengusap kepala muridnya lagi. Namun Guru Qiang sulit untuk menghentikan kebiasaannya itu, dan terus saja ingin mengusap kepala Sima Annchi.

Hingga jam pelajaran pun selesai, semua murid pun keluar kelas dan menyisakan Sima Annchi dan Guru Qiang yang masih membereskan barang-barang mereka, sementara Tang Yuxuan, sudahlah jangan dipikirkan! Mungkin sudah bersamaan dengan Bai Yeong.

Guru Qiang tiba-tiba memanggil Sima Annchi saat hendak keluar kelas. "Nanti malam aku akan berkunjung ke asramamu untuk jaga-jaga. "

Kata Guru Qiang dan ia langsung meninggalkan Sima Annchi yang sedang melongo.

"Ha? "

~Dimalam harinya~

Sima Annchi sedang terbaring di ranjangnya dan di sebelahnya ada Guru Qiang yang terus mengawasi dirinya. Guru Qiang ternyata hanya ingin mengawasi Sima Annchi saat tidur dan gangguan sleepwalkingnya terjadi. Tapi, Sima Annchi tak bisa tidur karena terus ditatap oleh sang guru, dia terus berpikir yang tidak-tidak.

"Kenapa? Kau tidak bisa tidur? " Tanya Guru Qiang tiba-tiba. Sima Annchi tidak menjawabnya malah ia memalingkan wajahnya.

Guru Qiang menghela nafasnya. "Asal kau tahu, aku melakukan ini semua demi kebaikanku sendiri, dan aku sudah memiliki surat izin dari pak kepsek. Jadi kau tidak usah berpikir yang macam-macam atau hal-hal yang kotor. Dipikir aku ini pedofil apa? " Guru Qiang mencibir Sima Annchi habis-habisan.

Guru Qiang terus saja mengomel tak henti-hentinya, Bak membacakan sebuah dongeng hingga Sima Annchi merasa mengantuk dan perlahan tertidur. Guru Qiang yang melihat Sima Annchi sudah tidur ia segera menunggunya untuk bangun kembali.

"Aku sebenarnya berbohong tentang gangguan yang dideritanya. Karena entah mengapa ini tidak sesederhana itu. Mari kita lihat saja! "

2 jam kemudian, Sima Annchi tiba-tiba membuka kedua matanya dan ia bangun dan menoleh kearah Guru Qiang yang sedang menatap tajam kearahnya. Sima Annchi dengan cepat mendekat kearah Guru Qiang dan membisikkan hal yang sama kemari, "Tolong... bunuh... aku...! "

Guru Qiang mengerutkan keningnya. "Kenapa aku harus? " Balas Guru Qiang berusaha untuk tenang. Namun Sima Annchi masih tetap dengan bisikan yang sama berulang kali.

"Aku bertanya sekali lagi, kenapa aku harus membunuhmu, dan siapa kau? "

Guru Qiang terus berulang kali menanyakan hal yang sama, tapi Sima Annchi tidak merespon dan masih membisikkan dengan hal yang sama juga. Karena Guru Qiang tidak memedulikan permintaannya, Sima Annchi kemudian mengambil sesuatu di balik bantalnya dan ternyata sebuah benda tajam yang selama ini Sima Annchi sembunyikan. ia kemudian menyerahkan benda tajam tersebut ke tangan gurunya. Sima Annchi menyuruh gurunya untuk menusuk dirinya tepat pada jantungnya.

Guru Qiang merasa frustasi dan berkata kembali pada muridnya tersebut dan menatapnya dengan serius. "Mengapa kau tidak melakukannya sendiri saja? " Guru Qiang mengembalikan benda tajam tersebut ke tangan muridnya, Sima Annchi yang terus membisikkan hal yang sama mendadak terdiam.

"Aku... juga...ingin... mencobanya...tapi... tubuh... ini.. melawan...jadi... " Sima Annchi tidak melanjutkan perkataannya lagi, ia tiba-tiba terdiam dan menutup matanya. Guru Qiang dengan cepat menangkap tubuh Sima Annchi yang sedang rubuh karena pingsan.

Guru Qiang menghela nafasnya lagi entah sudah kesekian berapa kalinya. Guru Qiang kemudian membaringkan kembali tubuh Sima Annchi di ranjangnya dan menyelimutinya.

"Kenapa tempat terpencil ini bisa memiliki bocah aneh seperti ini, dan ini semakin merepotkan ku saja. Apa aku membunuhnya saja ya? " Guru Qiang tak sengaja mengeluarkan niat membunuhnya sedikit dan menatap tajam Sima Annchi.

"Ah... tidak jadi. Kenapa aku sampai repot-repot melakukannya, mending aku mengamatinya karena ini semakin menarik. " Guru Qiang diam-diam menyeringai tersenyum jahat.

~Keesokan harinya~

Sima Annchi membuka matanya dan meregangkan tubuhnya. Kemudian ia kembali terkejut saat melihat Guru Qiang dengan mata pandanya muncul lagi di sebelahnya. Sima Annchi lupa bahwa gurunya begadang semalaman ini untuk menjaganya. Sima Annchi tanpa rasa bersalah memberi salam selamat pagi kepada gurunya.

Guru Qiang tidak membalas sapaan pagi tersebut, malah ia berkata dengan dingin. "Siapa kau? "

~Bersambung~

1
Alfatih Cell
lanjut Thor crazy Up....semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!