SIMPANAN TUAN ZAYYAN

Mereka telah kembali ke kamar hotel, Zayyan menunggu di depan pintu kamar Nara saat ini. Menatap gadis itu dengan tersenyum. Tangannya kembali mengelus kepala Nara dengan lembut. Entah kenapa perlakuan Zayyan ini selalu membuatnya merasa sangat bingung. Merasa kalau Zayyan memang begitu bertingkah lembut padanya.

"Masuklah dan istirahat dengan baik, besok kita akan datang ke acara peresmian hotel ini" ucap Zayyan.

Nara mengangguk, dia tersenyum tipis pada Zayyan. "Kalau begitu anda juga istirahat dengan baik, Pak"

Zayyan mengangguk saja, dia menunggu sampai Nara masuk ke dalam kamar hotelnya. Barulah Zayyan juga masuk ke dalam kamar. Dia tersenyum sendiri atas apa yang dilaluinya hari ini. Melihat Nara yang begitu perhatian padanya saat tadi dia merasa kepedasan. Zayyan merasa jika Nara sudah semakin menunjukan perhatian padanya.

"Ah, memang aku sudah jatuh cinta padanya. Bahkan sejak kenal dengan dia, aku tidak pernah lagi bermain wanita sejak kenal dengan dia. Apa ini karena hatiku sudah menemukan pemilik yang baru?"

Zayyan jadi memikirkan tentang dirinya sndiri saat ini. Bagaimana dia yang sekarang tidak pernah bermain wanita lagi atau pergi ke tempat hiburan malam hanya untuk bersenang-senang. Sejak bertemu dengan Nara, seolah kegiatannya itu langsung berhenti seketika. Seolah memang Zayyan sekarang sudah menemukan pemilik hatinya yang baru.

"Ah, sepertinya aku harus meyakinkannya, apa dia juga mempunyai perasaan yang sama denganku"

Zayyan sudah memastikan dan yakin jika dia akan mencoba untuk membuka kembali hatinya yang sempat tertutup untuk kata cinta dan setia. Dia mencoba lagi untuk kedua kalinya dan berharap kali ini dia tidak akan pernah kecewa lagi.

Pagi ini, Zayyan terbangun dengan suasana hati yang begitu tenang. Apa yang dia lewati semalam, membuatnya lebih bahagia saat ini. Zayyan sudah selesai mandi dan bersiap untuk menghadiri peresmian hotel ini. Dia keluar dari kamar hotelnya dan langsung bertemu dengan Nara yang juga baru keluar dari dalam kamarnya.

"Selamat pagi, Pak" ucap Nara dengan mengangguk hormat padanya.

Zayyan tersenyum, dia menghampiri Nara dan menatapnya dengan lekat. Sepertinya memang dia sudah tidak bisa menahan diri lagi atas perasaannya ini. Apalagi saat ini Nara terlihat begitu cantik.

"Kamu sudah siap ternyata, ayo kita berangkat sekarang" ucap Zayyan yang langsung menggandeng tangan Nara.

Nara sedikit terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Zayyan. Lagi, pria itu hanya membuatnya bingung dan merasa terkejut atas apa yang dia lakukan saat ini. Membuat Nara semakin berdebar saja saat berada di sampingnya.

Saat sudah berada di dalam lift, mereka saling diam. Nara masih memperhatikan tangannya yang di genggam oleh Zayyan saat ini. Hatinya menghangat dengan apa yang dilakukan Zayyan saat ini.

"Bagaimana tidurmu semalam?" tanya Zayyan.

"Em, baik Pak. Bagaimana dengan anda?"

Zayyan mengangguk pelan, dia menoleh pada Nara dan tersenyum. "Aku juga baik, mungkin karena sudah makan bersamamu semalam. Jadi tidurku juga nyenyak"

Nara hanya terdiam saja mendengar ucapan Zayyan barusan. Tapi wajahnya terasa cukup panas, mungkin sekarang wajah Nara sudah memerah karena tersipu atas ucapan Zayyan barusan.

Apasi Anara, jangan sampai tersipu dengan senyumannya itu. Dia memang bermulut manis, karena dia adalah pemain wanita.

Nara selalu membuat hatinya untuk tetap kokoh pada pendiriannya agar tidak jatuh cinta pada Zayyan. Tapi sepertinya tanpa sadar hal itu sudah terjadi padanya saat ini, dia sudah mulai menyukai Zayyan dan merasa nyaman saat bersama pria itu. Meski dia masih mencoba untuk membantahnya dan menolaknya.

Ting, pintu lift terbuka, mereka langsung keluar dari kotak besi itu. Lobby hotel ini sudah ramai dengan beberapa orang yang datang. Beberapa hiasan bunga juga terpasang indah di setiap sudut ruangan. Mereka berjalan dengan bergandengan tangan, entah keduanya sadar atau tidak atas apa yang mereka lakukan saat ini. Karena jelas banyak sekali pasang mata yang tertuju pada mereka. Seolah sangat penasaran dengan hubungan mereka saat ini.

Nara dan Zayyan duduk di meja dekat dinding, keduanya fokus ke arah pembawa acara yang sudah mulai membuka acara ini.

"Acara peresmian hotel ini, kedatangan tamu yang sangat penting. Jika biasanya kita hanya melihat Tuan Edgar sebagai Perusahaan ternama dalam pembangunan hotel ini, maka sekarang kita akan melihat dan mengenal anaknya Tuan Edgar. Mari kita sambut, Tuan Arya Zayyan Sugarda"

Riuh terpuk tangan langsung terdengar, meski sebagian dari mereka terus celingukan menunggu seseorang yang berjalan ke arah panggung. Banyak dari mereka yang tidak pernah melihat wajah Zayyan. Mereka hanya pernah dengar namanya saja.

"Baiklah, semuanya mari kita lihat bagaimana sekarang Tuan Zayyan yang akan memberikan sambutan untuk kita semua"

Nara tersenyum pada Zayyan, dia menggerakan kepalanya seolah memberi isyarat kalau Zayyan harus segera naik ke atas panggung.

"Mereka semua pasti akan sangat penasaran dengan anda, Pak. Ayo cepat naik sana" ucap Nara.

Zayyan menghembuskan nafas pelan, padahal dia sangat malas untuk melakukan hal ini. Karena dia lebih suka dirinya yang tidak terlalu terkenal, daripada sekarang semua orang pasti akan tahu wajahnya.

"Sebenarnya aku malas" ucap Zayyan.

"Ini sudah jadi tanggung jawab anda sebagai pengganti Pak Edgar disini" ucap Nara.

Akhirnya Zayyan berdiri dengan mengancingkan jasnya. Dia berjalan dengan gagah ke atas panggung, membuat semua orang langsung terpana dengan ketampanannya itu. Banyak juga yang bertepuk tangan dengan menjerit antusias melihat Zayyan naik ke atas panggung.

"Pesona orang tampan memang berbeda ya" Gumam Nayra.

Zayyan mengambil mikrofon yang diberikan pembawa acara padanya. Dia menatap seluruh tamu undangan yang hadir, namun tatapannya hanya berhenti pada Nara. Seolah pandangan matanya langsung terkunci pada Nara.

"Baiklah, sebelumnya saya memperkenalkan diri dulu. Saya adalah Zayyan, anak dari Edgar Arya Sugarda. Tentu kalian semua akan lebih mengenal Ayah saya. Tapi sekarang, saya berdiri disini begitu bangga. Melihat hasil dari pembangunan hotel yang sangat megang dan fasilitas yang bagus. Semoga hotel kita ini akan menjadi salah satu hotel terbaik di Kota ini. Terima kasih"

Cukup singkat, padat dan jelas, Zayyan benar-benar tidak berbasa-basi lagi. Dia langsung turun dari atas panggung setelah mengucapkan itu. Berjalan ke arah Nara yang tersenyum padanya. Zayyan kembali duduk di samping Nara.

"Hebat, sekarang anda akan jadi terkenal Pak" ucap Nara dengan antusias.

Zayyan hanya menghela nafas pelan, dia sudah merasa sekitarnya yang memperhatikannya sekarang. Lihatlah bagaimana banyak pasang mata yang tertuju padanya dan Zayyan memang merasa risih dengan semua itu.

"Aku malas terkenal, lebih baik jadi pengusaha yang tidak diketahui siapapun. Hanya untuk rekan bisnisnya saja, sekarang malah semua orang sudah tahu wajahku dan tahu kalau aku anak dari Edgar Arya Sugarda" ketus Zayyan.

Nara hanya tersenyum saja, merasa lucu juga melihat wajah Zayyan yang kesal. "Sudah jangan kesal, nikmati saja Pak"

Bersambung