"Jangan bermimpi aku akan jatuh hati pada mu, kau hanya anak kecil yang tidak mengerti apa-apa tentang pahit manisnya kehidupan. Aku terpaksa menikah dengan mu lantaran tidak ingin membuat malu keluarga ku di hari pernikahan ku yang batal bersama kakak mu Galang Saputra Dermawan. Aku benci dengan keadaan ini! Aku benci!" pekik Nada ketika dirinya menyadari kini ia telah sah menjadi istri dari berondong manis yang usianya 5 tahun lebih muda darinya.
"Aku akan membuat mu jatuh hati padaku Nada Rindu Kinandita! aku yakin kau akan bisa melupakan saudara kandung ku Galang Saputra Dermawan yang telah mengkhianati mu!" sahut Gilang Prasetya Dermawan ketika dirinya berada di kamar pengantin bersama sosok wanita dewasa yang telah berumur darinya.
Yuk ikuti terus kisah cinta beda usia antara Nada Rindu Kinandita dosen cantik berusia 25 tahun dengan mahasiswanya Gilang Prasetya Dermawan yang berusia 20 tahun, yang menjadi pengantin pengganti untuknya dalam novel Pengantin Pengganti Bu Dosen!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alinatasya21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12. Sengaja Ingin Memancing Emosi
Gilang Prasetya gegas masuk ke kamar hotel, ia menenteng kresek yang berisi nasi goreng untuk dosen kesayangan yang kini telah menjadi istrinya.
"Bu Nada, ini aku bawakan nasi goreng pesanan mu!" cetus Gilang yang baru saja masuk ke kamar hotel.
"Tidak perlu, aku sudah kenyang! Aku sudah mendapatkan menu sarapan Bufett alias kuliner spesial yang disajikan langsung oleh pihak hotel bintang lima. Jadi tidak perlu repot-repot keluar hotel atau memesan room service!" sanggah Nada sambil menikmati menu sarapan Indonesia breakfast yang menjadi pilihannya.
Netra Gilang membola sempurna kala melihat sang istri begitu menikmati Nasi rames alias nasi campur dengan berbagai lauk pauk yang telah terhidangkan dimeja kamar mereka.
"Bu Nada, nasi goreng ini bagaimana? Tadi ibu begitu kekeuh menyuruh saya membelikan nasi goreng dipedagang kaki lima. Kenapa sekarang justru menikmati makanan yang dihidangkan oleh pihak hotel!" Gilang menghembus nafasnya kasar, hampir saja ia terpancing emosi oleh ulah Nada yang mengaduk-aduk hati dan jiwanya.
"Kau boleh makan sendiri, siapa suruh datangnya lama. Pasti kau sedang kencan dengan pacarmu, kan?" tuduh Nada sambil menikmati ayam goreng dan sambal pedas yang menggugah seleranya.
"Aku tidak kencan dengan siapapun. Akupun tidak punya pacar," sergah Gilang dengan mengusap dahinya yang berkeringat oleh sebab tergopoh-gopoh memenuhi apa yang diminta istrinya, namun akhirnya tidak di hargai.
"Tapi, teman istimewa dan special di hatimu punya bukan?" cetus Nada yang memang sengaja mencari gara-gara. Ia sengaja ingin memancing emosi Gilang agar ilfil dan membencinya.
"Dulu memang punya, namun sekarang tidak lagi. Aku sudah punya istri yang cantik jelita. Jadi, tidak ada wanita lain yang istimewa dihatiku kecuali Bu Nada!" Gilang yang tahu akal bulus dosennya, sebisa mungkin untuk tidak terpancing emosi. Walaupun dada bergemuruh meredam amarah dan kecewa oleh sikap Nada. Gilang tetap bersikap manis terhadap istrinya.
Nada terkesiap mendengar ucapan Gilang, entah kenapa hatinya tiba-tiba menghangat. Ia merasa gundah gulana ketika Gilang mengatakan jika hanya dirinya yang istimewa dihati Gilang Prasetya.
"Aku tidak boleh termakan oleh ucapannya. Bisa saja ia menjebak ku dalam perasaan yang seharusnya tak kurasakan." Nada membatin dalam hati. Kefokusan terhadap hidangan yang ada di hadapannya pun berkurang mendengar ucapan Gilang yang menyentuh hatinya.
"Wah, sepertinya ayam gorengnya nikmat sekali!" Gilang sontak merebut ayam goreng kremes yang ada di piring Nada. Iapun menikmati ayam goreng bekas gigitan Nada. Tidak hanya sampai di situ, Gilang pun menegak air mineral bekas minuman Nada.
Kelakukan Gilang yang sangat diluar perkiraan Nada membuat sang istri melongo sekaligus terkejut. Nada sama sekali tidak menyangka jika Gilang berani melakukan hal demikian padanya.
"Ini punya ku, dasar jorok! apa kau tidak jijik dengan bekas gigitan dan minuman ku!" cetus Nada dengan mendelik tak suka pada Gilang.
"Kenapa harus jijik? Bu Nada kan istri ku, bukankah Rasulullah pun minum di gelas yang sama dengan istrinya Siti Aisyah? lalu dimana letak salahku? aku hanya ingin mencontoh Sunnah nabiku!" sahut Gilang dengan membungkam ucapan sang istri.
Sebagai seorang dosen, Nada mendadak kehilangan kata-kata dihadapan suami berondong yang merangkap sebagai mahasiswanya.
"Dasar anak kecil, darimana juga kau belajar hal demikian? belum cukup umur juga untuk bersikap romantis ala rasulullah!" protes Nada. Namun, siapa sangka didalam hatinya ia begitu sangat memuji kecerdasan Gilang.
"Bersama Bu Nada, aku akan mendewasakan diriku tak peduli usiaku masih sangat muda jika dibandingkan dengan ibu. Akan tetapi, aku memiliki rasa kesungguhan terhadap istriku sendiri!' Gilang mengusap sudut bibir Nada yang tersisa butiran nasi dengan menggunakan ibu jarinya.
Nada semakin dibuat salah tingkah oleh perlakuan manis Gilang terhadapnya. Manik mata keduanya pun saling bersitubruk seolah mengisyaratkan sinyal-sinyal rasa yang mulai mengalir lewat bahasa tubuh masing-masing.
"Lain kali makannya pelan-pelan sayang, kau seperti anak kecil saja! tetapi aku suka, terasa jika aku terlihat dewasa di mata mu Nada Rindu Kinandita!" Gilang terus saja menggoda istrinya sampai Nada menyadari jika sebenarnya Gilang tidak pernah main-main dengan pernikahan mereka.
"Ya Allah, apa yang harus aku lakukan? aku sudah berusaha untuk membuat Gilang ilfeel padaku. Mengapa ia terus menunjukkan perhatian dan sikap manisnya terhadapku? apa hatinya terlalu kebal hingga tidak merasakan setiap ucapan yang menyakitkan dari lisanku?" gumam Nada didalam hati. Ia sedikit kebingungan menghadapi sikap Gilang yang masih terus mempertahankan dirinya.
"Aku sudah kenyang, kau habiskan sendiri makanannya! mengenai nasi goreng yang kau belikan tadi boleh kau sedekahkan pada orang yang membutuhkan." Nada bangkit dari duduknya, menetralkan detak jantung yang hampir copot dari tempatnya.
Sebagai seorang wanita, tentunya Nada merasa tersentuh dengan perlakuan manis suami berondongnya.
Akan tetapi, Nada terus berkilah. Sebisa mungkin ia menutupi perasaannya dengan alasan apapun agar Gilang tidak gede rasa terhadapnya. Niat hati sengaja ingin memancing emosi sang suami. Nyatanya, Nada yang dibuat kelimpungan atas sikap Gilang yang justru bersikap romantis di saat Nada terus-terusan menyulut api pertengkaran diantara mereka.
"Aku tidak akan memberikan nasi goreng ini pada siapapun, ini permintaan Bu Nada. Telah kukatakan dari sejak mula ini nasi goreng spesial untuk istriku!" Gilang sengaja mengekori sang istri, tak sampai di situ, dengan beraninya Gilang duduk bersebelahan di sofa yang kini di tempati oleh Nada.
"Kau mau apa?'' Nada menggeser posisi duduknya dan menjaga jarak dari suami yang ia anggap sebagai mahasiswanya.
"Aku mau kamu, Nada Rindu Kinandita!'' sahut Gilang sambil menatap manik mata coklat milik sang istri.
"Jangan berharap lebih dari pernikahan ini! kurasa kau masih ingat jelas apa yang kukatakan dari sejak awal, ini perjanjian nikah kontrak kita!" Nada menyodorkan selembar kertas yang telah ia tuliskan di atas kertas putih itu pada suaminya.
"Sudah kukatakan tidak ada perjanjian hitam di atas putih di antara kita. Pernikahan ini murni secara hukum dan agama. Bu Nada jangan mempermainkan hukum pernikahan yang memang suci dan mulia. Kita sekarang berada di dunia nyata, bukan di dunia novel online yang sering dibacakan oleh anak-anak muda zaman now! kau adalah istriku seutuhnya Nada Rindu Kinandita! jadi, tolong jangan pancing emosiku untuk melakukan hal yang lebih padamu!'' Gilang menggeser duduknya lebih dekat. Ditatapnya wajah sang istri dengan tatapan yang tak biasa.
Nada meneguk salivanya kasar kalah hembusan nafas Gilang terasa dekat di wajahnya.
"Jangan pernah mengulangi kalimat yang dapat memicu aliran darahku untuk memilikimu lebih dari ini!" ujar Gilang dengan menyentuh bibir sensual milik sang istri dengan jari telunjuknya.
Sontak tubuh Nada membeku, ia khawatir Gilang sampai hilang kendali dan meminta haknya sebagai suami.
semangat ya.
semangat ya
Lanjut thor. 5 like mendarat buatmu thor.
semangat ya