Sila, seorang gadis karier dari dunia modern yang tajam lidah tapi berhati lembut, terbangun suatu pagi bukan di apartemennya, melainkan di sebuah istana mewah penuh hiasan emas dan para pelayan bersujud di depannya—eh, bukan karena hormat, tapi karena mereka kira dia sudah gila!
Ternyata, Sila telah transmigrasi ke tubuh seorang selir rendahan bernama Mei Lian, yang posisinya di istana begitu... tak dianggap, sampai-sampai namanya pun tidak pernah disebut dalam daftar selir resmi. Parahnya lagi, istana tempat ia tinggal terletak di sudut belakang yang lebih mirip gudang istana daripada paviliun selir.
Namun, Sila bukan wanita yang mudah menyerah. Dengan modal logika zaman modern, kepintarannya, serta lidah tajamnya yang bisa menusuk tanpa harus bicara kasar, ia mulai menata ulang hidup Mei Lian dengan gaya “CEO ala selir buangan”.
Dari membuat masker lumpur untuk para selir berjerawat, membuka jasa konsultasi percintaan rahasia untuk para kasim.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Langit malam menyelimuti langit istana dengan selimut gelap bertabur bintang. Di salah satu ruang terdalam kediaman kaisar, seorang kasim utama berjalan tergesa sambil membawa gulungan kecil yang tersegel rapi. Segelnya bukan segel biasa.
Cap emas berbentuk burung Feng huang bersayap dua—lambang Kaisar Bai Tian.
Liang Xu menerima surat itu dengan ekspresi tegas. Namun saat matanya membaca isinya, alisnya langsung bertaut, dan tangannya mengeras mencengkeram kertas sutra itu.
"Jika engkau tak menjadikan Selir Mei Lin sebagai Permaisuri, aku akan mengajukan permintaan resmi untuk membawanya ke negeri kami—sebagai bentuk aliansi dan peneguh perdamaian."
Sebuah ancaman diplomatik. Terselubung tapi terang.
Mei Lin bukan lagi hanya wanita istana biasa. Ia telah menjadi simbol kekuatan lembut kekaisaran: dikenal karena masakannya, kecerdasannya, dan dedikasinya pada rakyat. Dan karena itulah, kini ia menjadi sasaran.
Kaisar Liang Xu berdiri. Punggungnya tegak, tapi wajahnya suram.
"Dia menyangka aku akan menyerahkan wanita yang kupilih dengan hatiku, hanya demi menjaga hubungan luar negeri?" gumamnya pelan.
---
Di Balik Tirai Istana Dalam
Mei Lin duduk di tepi ranjangnya, menatap langit-langit. Beberapa hari terakhir, ia merasa ada yang berubah. Liang Xu sering termenung. Para menteri terlihat gelisah. Dan ia mendengar bisik-bisik dari pelayan tentang "pengambilan keputusan penting".
"Apakah itu tentang dirinya?" gumam Mei Lin
Suatu malam, saat ia tengah berjalan ke taman, ia melihat kasim utama keluar dari ruang kaisar dengan wajah tegang. Dengan langkah pelan, ia mengikuti jalur itu... hingga mendengar suara dari balik pintu setengah terbuka.
"Jika aku umumkan Mei Lin sebagai Permaisuri sekarang, maka para bangsawan selatan akan protes. Tapi bila aku diam, Bai Tian akan membuat langkah besar."
Mei Lin menahan napas. "Jadi benar… ini tentang dirinya. Dan ini bukan sekadar perasaan"
---
Keesokan Paginya
Liang Xu memanggil penasehat militer dan penasihat dalam. Semua hadir, termasuk Mo—pengawal pribadi Mei Lin yang kini menjadi kepercayaannya.
“Bagaimana pendapat kalian,” tanya Liang Xu tenang, “jika Bai Xu benar-benar mengajukan permintaan resmi membawa Mei Lin ke negerinya, dengan dalih perdamaian?”
Para pejabat saling pandang. Mo yang biasanya diam, justru berbicara paling dulu.
"Yang Mulia, maafkan keberanian hamba. Tapi jika Selir Mei Lin sampai berpindah tangan... maka bukan hanya rakyat, bahkan prajurit istana akan merasa Kaisar kehilangan wibawa. Rakyat menyukai Mei Lin bukan karena ia cantik, tapi karena ia bekerja. Ia mewakili suara rakyat kecil."
Liang Xu memejamkan mata sejenak. Lalu mengangguk. “Kita harus membuat keputusan sebelum Bai Tian melangkah lebih jauh.”
---
Di Kediaman Mei Lin
Mei Lin berdiri di depan cermin, menatap bayangannya sendiri.
“Aku hanya ingin membuat makanan yang bisa dimakan rakyat,” bisiknya. “Bukan menjadi rebutan antar kaisar.”
Namun hatinya mulai bergetar. Ada satu ketakutan, satu harapan, dan satu rasa yang tidak bisa ia abaikan lagi. Ia mencintai Liang Xu. Tapi ia tahu, dalam dunia istana, cinta tak selalu menjadi alasan yang cukup.
---
Sore itu, seluruh istana mendadak diselimuti bisik-bisik kabar. Majelis besar akan digelar dua hari lagi. Konon, Kaisar akan mengumumkan keputusan penting yang menyangkut istana dalam dan hubungan luar negeri.
"Apakah Mei Lin akan dinobatkan sebagai Permaisuri?"
"Ataukah… akan dikirim ke negeri asing, menjadi simbol perdamaian?"
Tak ada yang tahu. Tapi satu hal pasti—apa pun keputusannya, nasib banyak orang akan berubah.
Bersambung
semoga sampe tamat ya Thor 🥰🥰
semangat nulisnya...
sehat selalu ya 🥰🥰