NovelToon NovelToon
Rahasia Tuan Buruk Rupa

Rahasia Tuan Buruk Rupa

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / CEO / Cinta Paksa
Popularitas:111.1k
Nilai: 5
Nama Author: PutrieRose

Dianella terpaksa harus menikah dengan pria buruk rupa yang berwajah menyeramkan. Juga terkenal misterius dan kasar. Pria itu tak pernah mau menunjukkan wajah aslinya, ia selalu menutupinya dengan rambutnya yang panjang.

Arsenio, pria yang memiliki banyak bekas luka bakar di wajahnya merasa tak pantas menikmati hidup. Ia selalu mengurung dirinya di sebuah ruangan. Tak mau melihat keindahan di luar. Hingga datanglah Dianella, gadis pemberani yang setiap hari membuat dirinya murka atas kelakuan-kelakuan konyolnya.

Akankah sosok Dianella mampu membuat Arsenio memperlihatkan wajah aslinya????

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PutrieRose, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 12 BERITA BURUK

"Mau kemana? Sampai kapan kamu akan tidur di kursi kayu itu terus???"

Tangannya ia urungkan untuk membuka pintu ruang melukisnya. Ia berbalik dan menatap Anell. Gadis muda yang pemberani.

"Jangan campuri urusanku!" serunya dengan lantang.

"Hey! Kita ini suami istri! Seharusnya—" Suaranya tercekat di tenggorokan saat Arsen malah berjalan mendekatinya, ia justru ketakutan.

"Jadi, apa yang kau inginkan dariku? Kau ingin hubungan layaknya suami dan istri?"

"Ehm ..." Dia berjalan mundur ke belakang, tak ingin suaminya mencapainya. Dengan napasnya yang memburu, ia berusaha menampakkan sikap tenangnya.

"Kau ingin—" Anell tak dapat bergerak, langkahnya sudah buntu karna ada tembok di belakangnya.

Arsen mengunci tubuhnya dan istrinya tak bisa bergerak. Jarak kedua wajah mereka sangat dekat. Bahkan Anell bisa mencium bau harum dari rambut panjang suaminya yang menutupi wajahnya.

"Dia ternyata merawat rambutnya." Ia pikir Arsen adalah pria yang cuek akan penampilan, ternyata rambut yang ia biarkan panjang itu telah dirawatnya selama ini. Walaupun terlihat rambutnya seperti kucel tak terawat.

"A-Ar—" Mulutnya terbata, ia tak bisa mengeluarkan suaranya dengan lepas. Jantungnya berdegup kencang dengan sorot mata keduanya saling bertatapan.

"Awas!!!!" Anell sekuat tenaga mendorong tubuh suaminya dan berhasil. Ia kini lepas dari pertahanan suaminya. Dia berlari dan masuk ke dalam kamar mandi.

"Aduhh, jantungku." Ia merasakan getaran hebat pada jantungnya.

DEG.

DEG.

DEG.

Arsen yang hampir saja jatuh karna didorong istrinya hanya bisa tersenyum masam. Lalu ia masuk ke dalam ruangan melukisnya dan mengistirahatkan tubuhnya di sana. Sebelum Anell datang, memang ia sudah terbiasa tidur di dalam ruangan itu. Hampir tak pernah ia mengistirahatkan tubuhnya di ranjang kecuali jika sakit.

***

PYARRRR ....

PRANGGG ....

BRUKKK ....

Pagi-pagi terdengar kegaduhan di lantai bawah. Anell yang tidur di lantai tiga pun jelas mendengar kegaduhan tersebut.

Matahari baru saja terbit dan memancarkan sinar terangnya. Burung-burung baru saja keluar dari sarangnya dan berterbangan di langit. Para pencari nafkah juga sedang bersiap untuk berangkat kerja.

Kegaduhan yang belum usai, terdengar suara mobil menderu kencang dan perlahan menghilang. Dengan rasa penasaran, Anell keluar dari kamar dan turun menggunakan tangga.

Terlihat ramai sekali di depan ruang kamar milik Samantha.

"Nyonya mengunci pintunya."

Terlihat Derlin panik dan berusaha mendobraknya. Dan tak berapa lama beberapa satpam datang untuk membantu. Karna mereka tak mungkin langsung mendobrak jika belum ada perintah.

"Ma ......" teriaknya memanggil-manggil ibunya.

Anell masih tak berani untuk mendekat, ia bersembunyi di balik tembok.

Dari arah berbeda datanglah Marvel dan Tarra. Terlihat mereka baru saja terbangun dan sepertinya habis melakukan malam pertama. Karna baju yang dikenakan Tarra sedikit terbuka, tapi ia tutupi dengan kimono.

Bunyi gaduh yang berasal dari dalam kamar kini tak lagi terdengar. Tapi isakan tangis samar-samar terdengar.

"Mama!" Setelah pintu berhasil dibuka paksa, Derlin langsung berhambur memeluk ibunya yang terduduk di lantai. "Mama kenapa?" tanyanya merasa khawatir.

Terlihat kondisi kamar terlihat berantakan. Banyak barang dan kaca yang terpecah belah.

"Papamu menceraikan Mama," lirihnya dan setelah mengatakan itu Floren langsung jatuh pingsan.

"Nyonya Floren pingsan!" kata pelayan dan langsung berlarian mencari pertolongan. Anell terkejut mendengarnya dan langsung datang menghampiri.

Wajahnya ikutan panik karna Floren tiba-tiba tak sadarkan diri setelah membuat kegaduhan di dalam kamarnya.

"Kamu sepertinya pembawa sial di rumah ini. Sejak kedatangan kamu di sini banyak hal tak terduga terjadi di keluarga ini. Kamu—"

"Sayang!" Tarra menariknya pergi karna tak mau suaminya itu memarahi Anell lebih lanjut.

Kedua matanya langsung berkaca-kaca, mendengar cacian dari kakak iparnya tersebut.

"Nyonya Anell, sebaiknya Anda kembali ke kamar. Karna tuan Arsen sendirian di sana."

Ia baru teringat akan suaminya. Walaupun rasa penasarannya masih tinggi terhadap apa yang terjadi dengan Floren.

"Kemana saja kamu?" Baru saja ia membuka pintu ternyata Arsen sedari tadi duduk di ranjang. Entah sengaja menunggu dirinya atau ada alasan lain.

"Aku habis dari bawah. Nyonya Floren pingsan dan sekarang sedang dibawa ke rumah sakit."

Perubahan wajah Arsen terlihat jelas, dia langsung panik dan berdiri langsung. Dengan cepat ia mengambil sesuatu dari dalam lemari dan langsung pergi meninggalkan kamar.

"Arsen! Kau mau kemana?" Ia berusaha mengejar langkah kaki suaminya yang secepat kilat, tapi ia tetap ketinggalan.

"Dia bawa mobil sendiri?" Dirinya baru tahu kalau Arsen ternyata bisa menyetir. "Kenapa dia begitu panik melebihi saudaranya yang lain? Padahal ibunya tidak pernah menganggapnya."

"Aku mau ke rumah sakit. Tolong siapkan sopir dan mobil," perintahnya pada seorang pelayan yang sudah ia kenal. Pelayan tersebut yang setiap hari membawakan makanan ke kamarnya.

Dengan penampilan apa adanya, dia menuju rumah sakit untuk menyusul suaminya.

Langkah kaki pria tersebut ia percepat, tak sabar untuk melihat orang kesayangannya itu. Setelah bertanya pada resepsionis, ia segera menuju kamar yang disebutkan.

Tak peduli dengan pandangan orang terhadapnya. Berwajah misterius karna selalu menutupi wajahnya dengan rambut. Membuat perhatian orang tertuju padanya. Mereka berbisik seraya ketakutan karna melihat penampilannya yang tak biasa.

"Derlin, dimana miama?" Ia melihat adiknya sedang duduk.

Wajahnya yang mulanya menunduk kini mendongak demi menatap wajah sang kakak-Arsen.

"Kakak, kesini?" Ia tak menyangka bahwa Arsen akan ke rumah sakit. "Kakak sama siapa?" Ia menengok ke kanan dan ke kiri guna melihat dengan siapa kakaknya datang.

"Aku sendirian. Dimana Mama?"

Derlin pum menuntun Arsen menuju ruangan ibunya.

"Tadi Mama baru saja sadar tapi sudah diberi obat penenang oleh dokter karena mama terus menjerit. Kini Mama sedang tertidur."

Arsen berjalan pelan agar tak membangunkan ibunya.

"Ma ....." Begitu besar rasa khawatirnya. Melihat ibunya terbaring lemah membuatnya sangat mengkhawatirkannya.

"Arsen ....." Terdengar sangat lirih suara yang terucap dari bibir pucatnya. Ia yang akan keluar ruangan jadi terurungkan karna panggilan dari ibunya.

"Mama ...." Ia terharu karna namanya dipanggil oleh sang ibu.

"Papamu pergi ....." Floren bersuara tanpa tenaga. Dia masih terlihat lemas sekali. Dan tak berapa lama Floren memejamkan matanya.

"Papa?" Ia terdiam sesaat dan baru teringat sesuatu.

"Dia!!!!!!!" teriaknya dalam hati. Ia keluar dari ruangan dengan emosi yang menggebu-gebu.

"Kau yang menandatangani semua berkas-berkas itu? Iya?????" Anell yang baru saja sampai di rumah sakit langsung dihadang oleh Arsen. Di depan umum pun Arsen masih dingin padanya. Bahkan ia berteriak lantang di hadapannya. Membuat semua mata tertuju pada mereka.

"Apa? Maksudmu apa????" tanya Anell merasa bingung.

"Kau yang menandatangani semua berkas-berkas yang diberikan papa yang harus aku tanda tangani itu????"

Anell menggaruk kepalanya sebentar dan .... "Oh iya, aku yang menandatangani itu. Karna papa bilang tidak apa-apa seorang istri mewakili suaminya"

"KURANG AJAR!!!!!!!!!" seru Arsen.

1
Nar Sih
ya kok udah end kak ,tetep semagatt dan di tunggu cerita cinta nya kia dan satya
SUNARTI SUNARTI
hadir thor
Symsnr_
Lumayan
Symsnr_
Buruk
Nar Sih
marahan kok lama sekali kia ,dri sd sampai kuliah ,jdi penasarn nih apa mslh mu dgn satya sampai mama anell pun marah
Ainisha_Shanti
Kia merajuk nya sampai kebesar
Tati st🍒🍒🍒
suami mesteriusmu itu yg tf
Tati st🍒🍒🍒
aku masing bingung,blm nemu titik terang
Tati st🍒🍒🍒
cinta
~v
Luar biasa
Ainisha_Shanti
Alahaiii Kia, kecil2 lagi dah gedik 😂😂😂
Nar Sih
lanjutt kakk
Ainisha_Shanti
cara yang bijak dalam membangunkan tuan nya
Nar Sih
ngak terasa udah gede aja ank nya anell ,dam semoga lontang bnr jdi jodoh nya darlin
Tati st🍒🍒🍒
ternyata benar bukan anak kandung
Tati st🍒🍒🍒
masih bingung
Nar Sih
pasangan yg romantis
Nar Sih
sabar ya anell ,doa kan ibu mu tenang disana ,dan semoga kmu juga dedek byi yg di perut sehat smpiai waktu nya lhir,
Tati st🍒🍒🍒
banyak uang tapi pelit sama anak sendiri,sekarang kan jaman dah canggih
Tati st🍒🍒🍒
baru baca lagih,biar semangat buat kaka otornya aku kasih vote
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!