Mata kecil itu berpendar melawan rasa bosan di tengah hiruk pikuk orang dewasa, hingga matanya berbinar melihat seorang gadis cantik, terlihat anggun dengan raut keibuan. Ini dia yang di carinya.
Kaki kecilnya melangkah dengan tatapan tak lepas dari gadis bergaun bercorak bunga dengan bagian atas di balut jas berwarna senada dengan warna bunga di gaunnya.
Menarik rok gadis tersebut dan memiringkan wajah dengan mata mengerjap imut.
"Mom.. Kau.. Aku ingin kau menjadi Mommyku.."
"Anak kecil kau bicara apa.. Ayo aku bantu mencari Ibumu.."
"Tidak, Ibuku sudah tiada, dan aku ingin kau yang menjadi Mommy ku."
"Baiklah siapa namamu?."
"Namaku Daren, Daren Mikhael Wilson aku anak dari orang terkenal dan kaya di kota ini, jadi jika kau menikah dengan Daddyku kau tidak akan miskin dan akan hidup senang."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TW 11: Bercerita
"Daren berkata anak itu sering mengatakan jika Daren anak paling menyedihkan karena tidak punya Ibu.."
"Mereka bilang Ibunya membencinya karena itu meninggalkannya sendirian.."
Isa meneliti ekspresi Willy, wajahnya sudah memerah dengan tangan mengepal.
"Daren juga sering di katai, tapi dia selalu diam.." Isa menghela nafasnya "Tapi untuk yang tadi sepertinya Daren sudah tak bisa menahannya.."
"Apa yang dia katakan." Willy mendongak melihat Isa dengan tatapan yang mengerikan.
Isa bisa melihat urat- urat di dahi Willy berkedut mungkin karena pria itu menahan amarahnya.
"Dia bilang, Daren anak pembawa keburukan, karena setelah ibunya melahirkannya dia meninggal."
"Sial!!" Willy mengeram, hatinya terasa sesak bagaimana bisa Daren tak pernah mengatakan padanya jika di perlakukan seperti itu.
"Dan kamu tahu, alasan sebenarnya Daren memukul anak itu.."
"Dia bilang jika Daddy Daren adalah seorang pria jahat, brengsek, karena suka bermain wanita, karena itu Ibu Daren marah dan meninggalkannya.."
Willy tertegun.. "Apa!!"
Isa mengangkat alisnya melihat ekspresi Willy "Pointnya adalah Daren tidak suka kau di hina, dia akan hiraukan semua hinaan untuknya, tapi Daren marah jika kau yang di katai kotor."
Willy terdiam "Yang jadi pertanyaan nya kenapa anak usia lima tahun bisa tahu hal- hal seperti itu, dan merundung tanpa rasa bersalah, dia bahkan berkata di depan kepala sekolah jika Daren memukulnya tanpa sebab.. Aku bahkan harus diam mendengar ocehan si orang tua, yang mengatakan jika aku tak becus mengurus anak.." baru satu hari dia jadi calon Ibu, sudah di salahkan seolah dia sudah mengurus Daren sejak kecil.
Tapi sudahlah itu tak masalah untuk Isa.
Beruntung Isa bisa membujuk Daren agara anak itu bicara dan menceritakan kejadian sesungguhnya.
Willy mengepalkan tangannya "Aku akan pastikan mereka mendapat hal yang setimpal.." tatapannya tajam seperti singa yang siap menerkam, terlihat menakutkan.
"Apa yang akan kau lakukan memang?"
"Ku buat mereka miskin saja bagaimana?" Willy mengangkat wajahnya agar bisa melihat Isa yang masih berdiri di depannya, Willy sendiri duduk di sofa dan menumpu tangannya di sandaran Sofa.
Tubuh Isa kecil semampai, tapi tidak kurus juga, cukup proposional untuk seorang wanita. Kedua tangannya bertengger di pinggang rampingnya, persis seperti nyonya yang sedang marah, lihatlah tatapan melototnya itu.
Willy memejamkan matanya saat lagi- lagi melihat bayangan yang harusnya dia lupakan..
"Lalu menumbuhkan dendam baru, kamu tahu mungkin orang tua atau saudara anak itu punya dendam padamu jadi dia sering menjelekkanmu di depan anak mereka, lalu anak itu meniru perilaku orang tua, atau saudaranya." Isa berdecak malas.
"Jadi apa yang harus aku lakukan..?"
"Jadi begini tuan, apakah apa yang di katakan anak itu benar?, kau suka mempermainkan wanita?"
"Kenapa itu yang kau pertanyakan?"
"Untuk memutuskan apa yang harus kita lakukan, aku harus tahu dulu kebenarannya."
...
Willy bukan pemain wanita, dia pria yang setia..
Cintanya hanya untuk istrinya, Joana. hingga Joana meninggal dunia. Willy rasa cintanya ikut mati.
Willy tak tahu jika yang di sebut mempermainkan wanita adalah dengan menyewa wanita malam?, Willy melakukan itu..? Tentu saja dia pria normal yang membutuhkan pelampiasan, meski tidak dengan cinta, Willy membutuhkan penyaluran..
Willy tak pernah melakukannya lebih dari sekali dengan wanita yang sama untuk menghindari tumbuhnya perasaan, bukan pada dirinya, tapi pada wanita yang di sewanya.
Hingga hari itu ia melihat sesosok wanita yang mirip dengan Joana, wajahnya dan prilakunya.
Caranya menari dan tersenyum menggoda membuatnya seperti hidup kembali..
Tanpa berpikir panjang Willy melamarnya.
Bahkan untuk pertama kalinya, Willy menyewa wanita panggilan itu untuk tiga hari penuh, segala bujuk rayu ia lakukan agar wanita itu menerima lamarannya, namun dia tetap tak bisa meluluhkan wanita itu untuk menjadi Ibu Daren sekaligus istrinya, padahal jelas Willy akan menerimanya meski dia hanya wanita sewaan.
Saat itu Willy kira dia merasakan jatuh cinta kembali, perasaannya ingin memiliki begitu dalam, hingga dia nyaris melakukan hal kotor dengan cara memisahkannya dengan pria yang di cintainya. Tapi, ternyata dia salah.
Evelyn.. wanita sewaan yang dia anggap bisa membawa gai rah hidupnya kembali berhasil membuka matanya jika dia tidak menginginkannya karena cinta, tapi ambisi karena wajahnya mirip Joana.
Sejak saat itu Willy rasa cintanya sudah benar- benar mati bersama Joana, hingga dia tak bisa lagi membedakan Cinta atau pelampiasan.
Jadi saat Willy mencari Ibu untuk Daren, segala sesuatu yang dia cari adalah kriteria untuk menjadi Ibu Daren.
Dia tak peduli dengan dirinya, yang dia butuhkan hanya sosok ibu untuk Daren.
Willy berjanji akan memperlakukannya dengan baik asalkan dia bisa menjadi ibu untuk Daren, tak peduli ada atau tidak ada cinta di hatinya.
Tapi nyatanya sangat sulit untuk mencari wanita yang tulus..
Willy bahkan harus menyelenggarakan kompetisi untuk mencari ibu untuk Daren.
Meski di lakukan secara tertutup, dan hanya yang memiliki akses dengannya saja yang bisa mencalonkan diri, tetapi wanita yang sudah mendaftar cukup banyak, namun belum ada satupun yang berhasil meluluhkan Daren.
Hingga Isa muncul di hadapannya dan mereka terikat perjanjian seperti sekarang.
Sampai sekarang Willy masih berfikir apa yang Daren lihat dari Isa, hingga menginginkan Isa menjadi ibunya.
"Mungkin sa..ja dia salah satu wanita yang pernah kau sewa, atau bahkan kau pernah menyinggung seseorang.." Wajah Isa memerah mendengar perkataan Willy jika dia tidak pernah bermaksud mempermainkan wanita atau bahkan melakukan hal lebih seperti meniduri mereka, karena dia hanya menggunakan wanita sewaan untuk memuaskan ha sratnya.
Dalam hati Isa mengumpat 'Dasar pria, tidak cinta katanya?, tapi bercinta..'
Eh..?
Isa mengerutkan keningnya menelaah ucapan yang terlontar di hatinya, di sebut apa hubungan badan jika dilakukan tanpa cinta?.
Havingsekks...?
Masa bodoh.. Fokus Isabella, kau harus fokus..
Willy kembali berfikir, lalu menggeleng "Aku selalu membayar mahal, aku rasa tidak ada yang dendam padaku.." Isa menepuk dahinya.
Willy pintar dalam pekerjaan tapi dia bodoh dalam ke pekaan terhadap sesama manusia, bahkan pada Daren pun, Willy tak menyadari jika selama ini Daren mendapat perundungan.
"Atau mungkin salah satu kandidat calon istrimu..?" Isa yakin, Willy memutuskan mereka tidak dengan cara baik- baik.
Lihat saja caranya menatap Isa, begitu menyebalkan, siapa yang mau menikah dengan pria macam itu. Tapi anehnya ada banyak wanita yang mendaftar, dan begitu menginginkan Willy. Tidak tahukah mereka hanya akan di jadikan pengasuh Daren..
"Baiklah jika begitu , bagaimana jika kita bertemu langsung dan tanyakan secara langsung apa masalah mereka." melihat ekspresi wajah Willy yang tak menunjukan rasa bersalah membuat Isa kesal sendiri.
"Baiklah pembicaraan selesai!." Isa juga sudah lelah, seharian mengurus dan menenangkan Daren lumayan menguras daya di tubuhnya, isa butuh tidur agar daya di tubuhnya kembali penuh.
"Tunggu sebentar, kau sejak tadi bicara seolah kau yang memegang kendali." protes Willy.
Isa mengerutkan kening.. "Aku yang harusnya mengatakan pembicaraan ini harus di akhiri atau tidak." Isa mengerjapkan matanya.
Willy bangun dari duduknya "Pembicaraan selesai.. Kau boleh pergi!." Willy bahkan mengibaskan tangannya, terlihat angkuh dan menyebalkan.
Isa ingin memukul punggung Willy yang berjalan di depannya.
Tepat saat Isa mengangkat tangannya tiba- tiba Isa tersandung kakinya sendiri, mata Isa terpejam erat saat merasakan tubuhnya limbung ke depan, isa mengumpat jika dia jatuh tepat di depan Willy rasanya pasti akan sangat memalukan, dan yang pasti dia akan sakit dengan posisi wajah yang akan menghantam lantai.
Bugh..
Isa membuka matanya setelah beberapa detik. Tubuhnya tak sakit, tapi Isa merasakan sebuah tangan memeluk pinggangnya dengan erat hingga tubuhnya tak menyentuh lantai.
Isa tertegun, dengan manik mata yang menatap Willy yang kini memeluk pinggangnya hanya dengan sebelah tangannya saja.
"Ceroboh.."
Baru saja Isa akan bangun, Daren muncul di balik pintu.
"Mom dan Dad, kalian sedang berkencan?"