Dituduh mencelakai sang kakak, Shani di usir dan dihabisi oleh orang yang tidak menyukainya.
Datang kembali membawa dendam setelah bertahun-tahun untuk menghabisi pengkhianat itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12
Kedua orang itu ingin mendorong Bu Mila dengan kuat sampai terjatuh.
Brugh...
"Aaaa..."
"Ibu..." pekik mereka semua.
"Jangan apakan Ibu kami," teriak Burhan sambil memeluk Bu Mila.
Sifa langsung menghalangi kedua orang itu saat kembali ingin menampar Bu Mila.
"Brengsek kalian!" maki Sifa.
"Dasar bocah ingusan pergi kalian dari tempat ini ha! panti ini sudah jadi milik juragan kami," kata mereka dengan keras.
"Tapi juragan kalian curang," sahut Sifa dengan lantang.
"Curang kamu bilang heh sadar woy Lo cuma bocah ingusan," kata salah satu orang itu.
Brak...
"Yang sopan sama bocah seperti dia," kata Shani menendang pantat orang itu.
"Awouhh aww... Dasar bocah sialan," maki orang itu.
"Siapa lagi sih dasar bocah sialan ganggu pekerjaan orang aja," sahut temannya lagi lalu ingin memukul Shani tapi dibelakang orang itu sudah ada yang menendang punggungnya.
Brughh...
"Aevan," kaget Boy dan Bima.
"Jangan jadi banci kalian," kata Aevan yang langsung mengulti orang yang ingin menyerang Shani.
"Siapa lagi Lo ha!" kata salah satu dari mereka yang bernama Oni.
"Bang Oni saya mohon tolong beri kami waktu," pinta Bu Mila.
"Gak ada waktu Bu Mila ini sudah lama jatuh temponya sebaiknya kalian keluar dari panti sekarang," kata Oni.
Boy dan Bima karena penasaran langsung menghampiri mereka.
Van," panggil Boy dan Bima.
"Kalian," kata Aevan.
'Ngapain mereka kesini,' batin Shani.
Oni dan temannya Parjo langsung mendesak Bu Mila agar pergi dari panti ini.
"Ayo cepat kalian pergi dari sini!" bentak Parjo.
"Cukup!" kata Shani.
"Apa kau bocah," sahut Oni.
"Berapa yang harus dibayar," kata Shani
dengan datar.
"Emang kenapa ha mau bayar kamu," sahut Parjo.
"Sebutkan saja berapa?"
"200 juta gimana,"
Shani langsung mengambil ponselnya dan menanyakan nomor rekening.
"Berapa nomor rekeningnya?" tanya Shani.
"Yang bener nih jangan bohong kau bocah," sahut Oni.
"Sebut saja rekeningmu bangsat!" maki Shani.
"Ok, ok." sahut Parjo lalu mengambil ponselnya.
Setelah Parjo menyebutkan rekeningnya Shani langsung membayarnya.
Klik...
"Ah ini-"
"Gimana Jo beneran masuk gak," kata Oni.
"Beneran masuk Ni nihh 200 juta," sahut Parjo.
"Itu sudah aku bayar dan jangan pernah mengganggu panti ini lagi," kata Shani.
"Baiklah kami tidak akan mengganggu lagi dan terima kasih sudah membayarnya," sahut Parjo lagi.
Parjo dan Oni berjanji tidak akan mengganggu lagi dan langsung pergi.
Aevan, Boy, dan Bima hanya cengar-cengir saat ditatap oleh Shani.
"Dasar penguntit," sinis Shani.
Bu Mila langsung berterima kasih pada Shani karena sudah membayar semua hutang mereka.
"Tidak papa Bu, ya sudah saya pulang dulu," kata Shani.
Sifa langsung memeluk Shani.
"Makasih ya Shan kamu mau bayarin panti ini, jujur banget kami semua gak tahu harus tinggal dimana kalau tadi benar-benar di usir."
"Ia tidak papa," sahut Shani.
'Jadi... Sifa ini anak panti," batin Boy.
"Disekolah tidak ada yang tahu Sifa anak panti tapi kalau ada yang hina Sifa di sekolah karena anak panti kalian bertiga terima akibatnya," bisik Shani pada Aevan.
Aevan hanya diam.
Shani langsung naik ke motor dan menatap The Boys sekilas.
"Anjir tuh tatapan kek elang amat," oceh Boy.
'Aku makin penasaran sama kamu Shani,' batin
Aevan.
"Benar-benar cewe idaman," puji Bima seketika Aevan berubah mukanya jadi bete.
Aevan langsung pergi begitu saja mengacuhkan Boy dan Bima.
Sedangkan Sifa masih bingung kenapa The Boys tiba-tiba ada.
'Tanyain gak yah,' batin Sifa.
Bu Mila menyuruh Sifa masuk karena ada Boy dan Bima di luar.
"Sifa ayo gak baik anak gadis diluar sendirian," kata Bu Mila.
"Iya Bu," sahut Sifa.
Bu Mila memandang Boy dan Bima karena mereka bukan yang dikenal disini.
"Mohon maaf apa ada urusan lain?" tanya Bu Mila.
"Eh gak ada Bu," sahut Boy.
Bima langsung menyapa.
"Bu," sapa Bima.
"Iya, saya masuk dulu."
"Anjir itu Ibu-Ibu dingin bet," kata Boy.
Bima langsung menyenggol siku Boy.
"Ayo pulang."
"Iya, iya."
***
Shani berhenti ditengah jalan sebentar dan mengirim pesan pada Arga.
”Buat Aevan dan dua temannya babak belur malam ini,” send Shani dalam pesannya.
”Baik Queen,” sahut Arga.
"Kalian sudah berani menguntitku," gumam Shani dengan murka.
Shani kemudian pulang ke mansion dan langsung disambut Shina dengan cemberut.
"Kenapa Mi?" tanya Shani bingung.
"Kamu tuh darimana aja sih," sahut Shina.
Shani langsung memberikan amplop.
"Coba Mami buka," kata Shani.
"Apa ini."
"Buka aja Mi."
Shina kemudian membuka tas belanja dan melihat kotak jam tangan.
"Ini... Jam tangan siapa Shan?" tanya Shina.
Shani membisiki Shina.
"Kamu..."
Shina langsung memeluk histeris dan tidak henti-hentinya mengucapkan terima kasih.
"Terima kasih nak," isak tangis terlalu bahagia.
"Ikh ko nangis malu dah tua," ledek Shani.
"Aishh Shani mahh ngeledekin Mami mulu,"
kata Shina cemberut.
"Hehe... Maaf yah Mi," sahut Shani.
"Ya sudah mandi gih dah bau acem tahu," kata Shina menutup hidungnya.
"Ye... Shani itu wangi dan tidak bau enak aja dibilang acem," sahut Shani tidak terima.
"Iya, iya deh kamu wangi dan tidak bau tapi tetap aja kamu harus mandi," kata Shina lagi.
"Iya Mami ya sudah Shani ke atas dulu," sahut Shani lagi lalu naik ke atas.
Shina menatap punggung Shani.
'Terima kasih sudah menghadirkan Shani dalam hidupku tuhan,' batin Shina.
***
Arga dan dua anggota Meteor sedang mengintai The Boys.
Dalam tongkrongan mereka kembali berselisih paham.
"Aku heran sama kamu Van ko bisa yah kamu ada didekat panti itu," kata Bima.
"Emang kenapa gak boleh hah," sahut Aevan.
"Ya bukan gak boleh sih cuma aneh aja kamu tiba-tiba nolongin Shani bukannya kamu gak suka dekat cewe yahh," kata Bima.
"Jaga mulut kau sialan," maki Aevan.
"Ouh tentu jangan khawatirkan itu tapi itu kenyataan diri kamu sendiri" kata Bima lagi.
Brak...
Aevan menggebrak meja sampai terbelah.
"Maksudnya apa ini," kata Aevan dengan geram.
"Jangan banyak bacot Loh." Bima langsung menampar wajah Aevan.
Bugh...
Bugh...
Bugh...
Boy langsung mendorong Bima dan menenangkan Aevan.
Brugh...
"Apa yang kamu lakukan Bima ha mau nyakitin Aevan kamu," kata Boy dengan marah lalu Aevan ingin menghampiri Bima jatuh tapi langsung ditahan oleh Boy.
"Kamu juga diam jangan main serang aja woy!" murka Boy pada Bima dan Aevan.
"Gara-gara temen Lo nih," kata Aevan yang sudah memakai bahasa Lo dan Gue.
"Heh banci jangan nyalahin orang," sahut Bima lalu pergi begitu saja dari tongkrongan.
"Bim, Bimaaa..." panggil Boy.
Arga dari tadi mengawasi dari belakang langsung beraksi dan menyerang Boy dan Aevan.
Bugh...
Bugh...
Bugh...
"Akhhh...siapa Lo?" teriak Aevan.
Bugh...
Boy memukul punggung Arga dengan balok
seketika Arga langsung berpaling dengan slow motion dan berhenti sejenak.
Arga menunjuk Boy.
Bugh...
Bugh...
Bugh...
"Akhhh..." ringis Boy.
"Boy," kata Aevan langsung menyergap Arga dari belakang dan memeluknya dengan kencang agar Arga bisa dipukul oleh Boy.
Bugh...
Boy berhasil memukul perut Arga.
"Buka topengnya Boy," titah Aevan.
Saat Boy ingin membuka topengnya namun Arga langsung menendang burung rajawali Boy sampai Boy mengerang kesakitan.
Lalu Arga memegang tangan Aevan dan memilintirnya ke depan.
Krak...
Bugh...
Bugh...
Bugh...
Jrek...
Bugh...
"Akhhh..." ringis Aevan.
Sekali tendangan.
Bugh...
Aevan pun pingsan dan Arga pun pergi sesuai perintah Queen mereka.
***
DUKUNG KARYA INI DENGAN LIKE DAN KOMENTAR🥰
semoga ada season 2 nya
dari awal sampek sini padahal Arga dan Dara yang selalu ada disisi Shani
untung aku nya mudeng sama alur ceritanya..