April terpaksa bekerja lagi setelah melahirkan dan kehilangan anaknya. Eric mengusir dan menceraikannya.
April menjadi menerima tawaran menjadi baby sister di sebuah rumah mewah milik CEO bernama Dave Rizqy. Dave sendiri baru saja kehilangan istrinya karena kehilangan banyak darah setelah melahirkan.
April mendapati bayi milik Dave sangat mirip dengan bayinya yang telah tiada. April seketika jatuh cinta dengan bayi tersebut dan menganggap sebagai obat dari lukanya.
Saat bayi milik Dave menangis,
April tidak tega lalu ia menyusui bayi itu.
Siapa sangka dari kejadian itu, mengubah hidup April menjadi ibu susu anak CEO.
Lalu bagaimana dengan perasaan Dave sendiri apakah ia akan menikahi April yang merupakan bekas dari orang lain ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah yuni rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Dave teralihkan pandangannya menatap David. Ia merasa ada yang berbeda dengan wajah bayinya, seperti tidak mirip dengan wajahnya. Seperti wajah ....
"Soraya, bawa David ke dalam !" titah Dave pada pembantunya.
"Baik, Tuan." Soraya pergi membawa David.
Tinggallah Dave bersama Sania. Sania merasa sedang terancam sekarang. Terlihat dari tatapan mata Dave bak mata pedang yang siap menghunus.
"Jadi, apa yang sedang dilakukan Laurent di luar sana, Ibu ?"
Sania tergagap dan sepertinya akan ketahuan.
Sejurus kemudian Laurent menelepon ibunya. Sonia merasa ragu untuk mengangkat panggilan putrinya.
"Kenapa tidak segera diangkat, Ibu ? Apa itu dari Laurent ?"
Tangan Sonia bergetar mengangkat ponselnya yang berdering. "I-ya."
Dave merebut paksa ponsel Sonia lalu menekan tombol load speaker dan menyerahkan kembali.
"Hallo, Ibu. Kak Dave baru saja menelponku. Katanya akan pulang terlambat. Apa baby David baik - baik saja di rumah ?" tanya Laurent dari arah seberang dengan begitu santainya tanpa mengetahui jika Dave memantaunya.
"I-ya, segeralah pulang !" suara Sonia bergetar takut.
"Ibu, ini masih nanggung jika aku pulang sekarang. Aku masih harus mewarnai rambutku."
"Ibu tidak mau tahu, cepat pulang sekarang !" tegas Sonia yang mulai geram juga mengapa membiarkan Laurent pergi tadi.
"Ibu, aku akan pulang satu jam lagi. Titip David sebentar ya, aku masih mau bersenang - senang. Seharian menggendong bayi membuatku tersiksa." lalu Laurent mematikan ponselnya.
"Hallo, Laurent !" teriak Sonia panik dan ketakutan setengah mati. Bersiaplah ia didepak dari rumah bak istana ini.
Dave mendengar sendiri dengan jelas jika Laurent pergi ke salon. Hatinya mendidih dan begitu kecewa. Keluarga yang seharusnya saling melengkapi dan mendukung malah terlihat seperti orang lain. Ia kira iparnya ini begitu tulus merawat dan menyanyangi bayinya, melainkan ia salah mengira.
"Pintar sekali putri mu merawat diri ya, sampai - sampai meninggalkan bayiku sendirian." puji Dave yang terdengar pedas.
"Itu tidak seperti yang kamu kira, Dave. Laurent hanya pergi sebentar untuk ...."
"Untuk menyenangkan diri maksud Ibu ? " Dave memicingkan mata sebelah, menatap muak ibu mertuanya.
"Bukan seperti itu Dave, Laurent pergi ...."
"Aku tidak ingin mendengar penjelasan apa pun dari Ibu." potong Dave. " Terimakasih selama ini sudah merawat David. Setelah ini Ibu dan Laurent tidak perlu repot - repot lagi mengurus David. Aku bisa mengatasi sendiri." keputusan Dave benar - benar membuat Sonia terkejut dan tidak terima.
Sonia terbelalak mendengar ucapan Dave yang tak pernah main - main dan serius ini.
"Sekarang, Ibu bisa bersiap !" dan Dave beranjak dari hadapan Sonia.
Sonia memutar tubuhnya dan menghalangi langkah Dave.
"Dave, tunggu ! Apa yang kamu maksudkan ?"
"Sudah jelas bukan ? Setelah ini Ibu terbebas dari bayi yang merepotkan yang membuat jam tidur siang Ibu tersita. Putrimu juga tidak perlu kesusahan membuatkan susu sehinggga punya banyak waktu pergi ke salon. Aku sudah menjelaskan secara detail, apa ini kurang jelas ?"
"Dave, kita ini keluarga, kamu mau mengusir ibu dari istrimu dan nenek dari putramu ?" Sonia mencoba mempengaruhi.
Mata Dave menyipit. "Itu lain ceritanya jika Lara masih hidup. David juga tidak perlu sosok nenek yang pura - pura mencintainya. " tanpa banyak bicara lagi Dave langsung meninggalkan Sonia.
"Dave, tunggu !" namun Dave tak menghiraukan lagi teriakan ibu mertuanya.
Detik berikutnya Sonia mengangsurkan tubuhnya ke lantai. "Tidak. Ini tidak mungkin. Rencanaku untuk menempati rumah ini gagal. Laurent. Laurent harus segera pulang dan menyelesaikan perkara ini." Sonia lantas mencoba menghubungi Laurent. Sialnya, nomor Laurent tidak aktif.
"Sial. Aku tidak ingin tamat secepat ini !" umpat Sonia membanting kasar ponselnya.
.
"Eric. Biarkan aku masuk." ucap April begitu tiba di rumah dan mendapati suaminya menghadang jalannya.
"Ini sekarang rumahku. Jadi aku berhak mengatur siapa yang boleh masuk dan yang tidak."
"Apa maksud kamu, Eric ? Aku ini istrimu."
"Istri kamu bilang ? Mana ada istri yang membunuh bayinya ?"
"Bukankah kamu pernah menghibur ku jika kita bisa mencoba untuk membuat anak lagi." ucap April mengingatkan Eric untuk tidak terus menyalahkan dirinya.
"Itu dulu. Dan sekarang aku berubah pikiran."
Seketika itu keluar seorang wanita cantik dari balik pintu. Wanita yang kemarin mengantar Eric pulang saat mabuk.
"Kau ?" tunjuk April pada wanita itu.
"April, sudah jelas bukan Eric sudah menolakmu. Kau tahu karena apa ? Karena aku sudah mengandung benihnya di dalam perutku sekarang." ucap Janeta memamerkan perutnya yang sedikit membuncit.
"Apa ! Kau hamil dari anak suamiku ! Itu tidak mungkin ! Dasar wanita jalang!" April menarik kerah baju suami nya.
"Eric, kau telah berkhianat padaku. Bagaimana bisa kamu setega ini padaku ?" memukul dada bidang suaminya.
Eric mencekal kedua pergelangan tangan April. "Berhenti seolah kamu yang tersiksa. Setelah kamu punya anak, kamu tak lagi melayaniku sebagai suami, untuk itu aku mencari sensasi dan kesenangan di luar sana. Dan Janeta adalah wanita yang begitu liar permainan nya di atas ranjang. Aku puas dengannya tidak seperti kamu yang seperti upik abu." Eric memaparkan bagaimana ia bisa selingkuh di belakangnya.
"Eric, kau manusia tak punya hati dan pikiran ! Menyesal aku menikah denganmu."
"Lebih menyesal aku yang menikahimu kamu yang tidak bisa apa - apa !"
Lalu Rieka terlihat datang membawa tas besar. "Aku sudah muak melihatmu bersama putraku. Pergi kamu dari rumah ini sekarang juga !" ucap Rieka sembari melempar tas itu.
"Ibu, bahkan Ibu lebih memilih wanita jalang ini ?" April melayangkan protes, menatap tas berwarna abu - abu.
"Itu benar."
" April, karena aku sudah tidak mencintaimu lagi kamu aku cerai kan sekarang juga." ucap Eric begitu lantang dan tanpa rasa bersalah sedikit pun. Bukankah dia sudah menjual darah dagingnya, buah cintanya dulu dengan April. Dan setelah begitu mengalami banyak perubahan pada diri April, lantas Eric berpaling.
"Baik. Aku menyerah sekarang tapi tidak di kehidupan ku nanti. Aku berharap kalian semua tetap sehat selalu sehingga di masa depan nanti saat aku kembali untuk membalas dendam pada kalian semua." April mengambil tasnya.
"Pergilah sana dan jangan banyak omong !" timpal Janeta lalu memeluk mesra tubuh Eric membuat April muak menatapnya.
April membawa dirinya pergi bersama luka yang bertubi.
"Sekarang, mari kita berpesta!" seru Eric panjang.
"Ibu sudah menyiapkan makan malam yang lezat. Ada gurami bakar kesukaan mu, agar kandunganmu sehat, kamu harus banyak makan." ucap Rieka yang ia tujukan pada pacar Eric.
"Ibu selalu membuatku bahagia. Ayo, kita masuk ke dalam."
Janeta tidak tahu saja telah masuk ke dalam lubang buaya. Bagaimana tidak, Rieka sudah berencana jika bayi Janeta lahir akan segera menjualnya dan mendepak seperti apa yang sudah ia lakukan pada menantu sebelumnya.