Lanjutan Chelsea and The Ghosts
Bermula dari Seiichi Park yang dihantui oleh arwah gadis koma bernama Sasikirana, membuat dirinya terlibat kasus kejahatan yang sadis, terstruktur hingga tidak memperdulikan nyawa manusia.
Kasus Sasikirana membuat Seiichi bersama dengan Divisi Kasus Dingin Polda Metro Jaya berhadapan dengan mafia hukum yang bukan hanya dari kejaksaan tapi juga kehakiman.
Puncaknya, saat ada korban, Klan Pratomo pun turun membantu para polisi-polisi yang masih lurus dan berdedikasi.
Generasi ke delapan klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari Lenny Martina
AKP Arief akhirnya mendapatkan nomor ponsel Titis Suryani dan pria ganteng itu lalu menelpon dengan panggilan video. Setelah delapan deringan, akhirnya panggilan mantan penyidik utama unit narkoba itu pun diangkat.
"Selamat siang nona Titis Suryani, saya AKP Arief dari Polda Metro Jaya Jakarta ...."
"Ini beneran kan pak? Bukan AI? Bukan Scam?" tanya Titis yang membuat Shea dan AKP Steven terkejut karena antara Titis dan Lenny sangat mirip! Hanya beda rambut. Kalau Lenny lurus, Titis ikal. Titis memiliki tahi lalat di bawah bibir sementara Lenny tidak. Pasangan suami istri itu sudah mendapatkan foto Lenny Martina dari kasus sebelumnya.
"Bukan nona Titis. Kami ingin mengklarifikasi soal kehilangan tanda pengenal anda," jawab AKP Arief. "Apa benar hampir setahun lalu anda kehilangan KTP?"
Wajah Titis Suryani tampak lega karena bukan soal yang lain. "Oh Alhamdulillah soal KTP saya. Kirain soal tilang elektronik saya kemarin karena lupa bawa SIM. Iya pak. Apakah bapak menemukan KTP saya?! Jujur saya sampai repot membuat KTP baru karena KTP lama masih aktif meskipun sudah ada surat keterangan kepolisian. Baru kemarin KTP saya jadi. Gimana pak?"
"KTP lama anda ada di Kuningan Jawa Barat dan dipakai untuk menyewa rumah oleh wanita yang mencuri KTP anda."
"Ya Allah ... Sampai Kuningan? Padahal saya belum pernah kesana pak!" Titis tampak bingung. "Pak, tidak dipakai buat judi online atau pinjol kan?"
"Apakah nona Titis ada telepon dari pinjol?" tanya AKP Arief.
"Alhamdulillah tidak pak. KTP saya dipakai apa pak selain buat kontrak rumah?"
"Pelaku pembunuhan seorang pria."
Titis terkesiap. "Demi Allah pak ! Saya di Malang terus ! Tidak pernah ke Kuningan!"
"Itu juga sudah dikonfirmasi oleh AKP Vincent yang membantu anda, nona Titis karena anda bekerja di sebuah cafe di Malang kan?" ucap AKP Arief yang tahu selain di cafe, Titis juga bekerja di sebuah club malam pada malam hari. Gadis itu tidak pernah absen kecuali hari Minggu. Dan tidak mungkin pergi ke Kuningan dalam sehari lalu pulang pergi.
"Iya pak. Pak Vincent yang membantu saya waktu tas saya hilang. Disaat polisi lain tidak mau membantu, pak Vincent beda. Setidaknya masih ada polisi baik sementara yang lain brengseeekkkkk semua!" cebik Titis.
AKP Arief tersenyum. "Maafkan kami atas ketidaknyamanan anda saat bertemu dengan rekan kami yang menurut anda brengsek. Jadi untuk kasus ini, saya minta nona Titis tetap di Malang tapi tetap waspada ya."
Mata Titis melebar. "Apakah wanita yang menyaru saya itu akan mendatangi saya?"
AKP Arief menggeleng. "Tidak. Karena suatu kebodohan jika dia kembali ke kota anda dan sudah pasti anda bisa mengenalinya sebab dia sangat mirip dengan anda."
Titis melongo.
***
"Bagaimana dengan Didik, dik?" tanya AKBP Atikah saat melihat AKBP Victor dan AKBP Nana masuk ke ruang kerja divisi kasus dingin.
"Shock lah. Memang agak susah membuat orang yang low educated tapi sok kemaki dengan sikap agamis!"
"Jadi ingat ada kasus dulu ada bapak punya sebelas anak tapi disuruh KB, minta istikharah dulu. Kan kampret! Bininya manaaaakkkk terus macam kucing tapi si bapak ini kagak ada kontribusinya sebagai bapak dan orang tua tahunya cuma buang bibit!" omel AKBP Nana emosi.
Kombes Purn Jarot langsung mengambil sebotol teh dingin dan memberikan pada AKBP Nana.
"Biar hatimu adem," senyum polisi senior itu.
"Pak Jarot kok ya apikan tho? Panjang umur dan sehat ya pak, Ben ada yang ngademin atiku kalau aku esmosi," senyum AKBP Nana. "Matur nuwun lho pak."
"Sama-sama."
"Lho dik Arief dan dik Steven kemana? Shea juga hilang?" tanya AKBP Victor.
"Di ruang meeting. Arwah korban Lenny datang lagi," jawab Seiichi.
Kedua perwira itu menoleh. "Ada korban lagi?"
***
RS Bhayangkara Jakarta
Mastiqoh menatap nyalang di ruang pemulihan setelah ditangani dokter Rahmat. Suster Lia datang untuk mengecek kembali kondisinya. Jika sudah oke, bisa pulang tapi kalau belum, berarti baru besok.
"Sus ... aku bukan ibu yang baik ya?" tanya Mastiqoh ke suster Lia.
"Maksudnya bagaimana Bu?" balas Suster Lia sambil memeriksa semuanya.
"Anak saya ... Menjadi seperti itu. Membakar temannya, membakar aku ... Bagaimana bisa dia tega seperti itu?" isak Mastiqoh.
"Justru karena ibu sayang padanya, ibu berusaha melindunginya dan itu insting. Tapi memang anak ibu harus diterapi secara intensif demi kebaikannya di masa depan Bu."
Mastiqoh menoleh ke arah suster mungil berwajah manis itu. "Suster sudah punya anak?"
"Saya tidak mau menikah Bu. Saya nyaman dengan pekerjaan saya disini."
"Kenapa Sus? Bukankah menikah itu ibadah?"
"Menikahlah jika kamu sudah mampu. Saya belum mampu untuk bisa berbagi dengan pria yang datang tanpa tahu seperti apa. Jika pria itu macam dua dokter yang saya kagumi, yang green flag, yang mampu meratukan istrinya dan mampu secara finansial serta mampu membimbing saya di bidang keagamaan, mungkin saya pikirkan. Tapi selama ini, saya belum menemukannya. Jadi untuk apa saya menikah dengan orang yang tidak tepat hanya untuk merusak mental saya? Saya bahagia hidup sendiri karena disini, saya punya banyak teman. Anak? Untuk apa punya anak jika kita tidak mampu mendidiknya? Saya tidak kekurangan anak disini karena saya punya banyak keponakan yang comel-comel," jawab Suster Lia tanpa tendeng aling-aling.
Mastiqoh terdiam. "Anda melawan perintah agama, Sus."
"Bu, jangan terlalu mabok agama. Islam adalah agama yang sangat toleran, manusianya saja yang intoleran. Tidak ada larangan dalam Islam kamu tidak mau menikah asalkan tidak berzinah. Saya tidak sempat memikirkan hal-hal seperti itu karena disini sudah padat kerjaannya." Suster Lia tersenyum ke arah Mastiqoh. "Lebih baik ibu fokus dengan penyembuhan ibu, suami ibu dan anak ibu dalam menghadapi tuntutan hukum."
***
Ruang Divisi Kasus Dingin Polda Metro Jaya Jakarta Dua Hari' Kemudian
"Kamu berhasil melacak keberadaan KTP Titis?" tanya AKP Arief ke AKP Steven.
"Dia berada di Bandung untuk membuka rekening bank di daerah Dago. Aku memakai program algoritma pelacakan nomor KTP Titis dan Lenny. Mana yang muncul. Ternyata yang muncul nama Titis."
AKP Arief mengangguk. "Kita ke Bandung?"
"Kita ke Bandung."
***
Sementara itu di Dago
Lenny melihat seorang pria yang sedang sendirian di sebuah cafe. Wanita itu pun langsung menghampiri dan tersenyum ke arah pria yang terkejut melihat orang asing di depannya.
"Punten Aa' , boleh duduk disini? Karena penuh tempat duduknya," ucap Lenny genit.
"Maaf, tidak bisa mbak. Karena itu tempat duduk istri saya," jawab pria itu dengan wajah dingin.
"Mana istrinya Aa'?" tanya Lenny dengan gaya celingukan.
"Di belakang kamu! Sekarang kamu pilih pergi atau aku hajar disini sekarang juga?"
Lenny menoleh dan terkejut melihat seorang wanita bule cantik dengan ekspresi dingin sambil menggendong bayi bule yang cantik, berdiri di belakangnya. Lenny juga melihat seorang balita di sebelah wanita itu menatapnya tajam.
"Eh ... Maaf ... Saya ... " Lenny pun bergegas pergi.
"Duh, padahal tanganku gatal pengen cakar dia! Che troia ( Dasar Pela*cur )!" umpat wanita itu.
"Jeng Daisy, jangan marah-marah," senyum dokter Lucky sambil menutup telinga Kenzie.
"Mau liburan sejenak kok ya ada yang minta dikirim ke kamar mayat buat Hana ambil ginjalnya !" omel Daisy kesal lalu duduk sambil menggendong Elina sementara Kenzie duduk di sebelah ayahnya.
"Sudah sayang. Elina sudah kenyang kan?" senyum Dokter Lucky karena tadi Daisy harus ke tempat khusus ibu menyusui untuk memberikan ASI.
"Elina kenyang, ibunya yang masih dongkol!"
***
Yuhuuuu up Pagi Yaaaaaaaa
thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️ 🙂 ❤️
Berkat didikan pak Hoshi bon cabe level 100 😝😝😝😝
Dulu sabrina sdh punya ardiona, skrg ji woo udh sama dr. Nadhif
Belajar sama ikan teri, fariz bkn rm
Meskipun per"dummy"an hanya punya terry seekor 😂😂😂😂
wes to dik fariz, memang dalanmu bakalan susah