Novel kedua dari kisah 4 sahabat
Ciuman pertamanya direnggut paksa oleh pria arogan yang sangat menyebalkan dan sebuah jebakan membuatnya kembali terjerat dalam kungkungan pria itu.
Ciuman pertama dan mahkotanya didapat pria itu sedangkan dia terikat sumpah pada pria lain. Di belakang itu semua, seorang pencuri berinisial V membuat kekacauan besar dalam perusahaan si pria
"Pencuri sialan.Kau pembuat masalah besar, akan kutangkap dirimu segera" Marcel Raveno
"Tidak bisa, satu-satunya pria yang bisa kunikahi hanyalah Markus, karena dialah sumber sumpahku" Vika Amanda Deaner
"Kau akan hancur Marcel. Aku muak selalu jadi nomor dua, saatnya dirimu berada dibawahku" Markus Turner
"Kau semakin mempesona Marcel, menyesal dulu aku mengkhianatimu demi Markus" Silvina chader
Hanya sebuah cerita ringan buat selingan hari
Kisah sahabat pertama ada dalam novel berjudul the grudge love
ini novel keduanya dari kisah mereka masing-masing
Special story for Maulidawati dan Melisabi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farhati fara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. Berbohong
Marcel kembali mengangkat tubuh Vika memasuki mobilnya yang kembali membuat gadis itu terkejut, namun Vika tidak mengucapkan apapun. Tubuhnya berbau pria itu dan kini bahkan mereka tampak seperti pasangan pada umumnya, kemeja Marcel yang kebesaran dipakainya membuatnya tenggelam dalam balutan kain itu, Vika malah mengancingkan semua kancing kemeja itu sampai leher, hanya agar tidak terlihat bekas-bekas ****** yang ditinggalkan Marcel yang memenuhi leher putihnya. Pria itu sudah seperti vampir semalam
Dirinya tampak begitu aneh dengan penampilannya tapi sebaliknya dengan Marcel yang selalu tampil memukau, dia benar-benar laki-laki incaran kaum hawa
Sebenarnya Vika sedang kesusahan memikirkan alasan apa yang akan diberikan pada papanya nanti. Dia bahkan dibuat sangat terkejut saat mengecek ponselnya yang penuh dengan panggilan tidak terjawab dari papanya dan pria yang saat ini mulai mendudukkannya dalam mobil tampak begitu tenang dengan semua keadaan ini
Didalam mobil, Vika sibuk dengan pikirannya memikirkan bagaimana menghadapi sang papa nanti sedangkan Marcel, pria itu hanya menyetir dengan tenang tanpa susah-susah memikirkan itu semua 'Bukankah gadis itu yang menyuruhnya untuk melupakan semuanya' jadi dia tidak perlu menyusahkan pikirannya dengan tanggung jawab
Seakan mengetahui dimana jalan menuju rumah Vika, Marcel mengemudi santai melewati jalan itu hingga sampai pada sebuah rumah yang cukup mewah, mobil pria itu memasuki pekarangan rumah itu. Vika kembali dibuat terkejut
'Bagaimana pria itu tahu alamat rumahnya, padahal dirinya tidak pernah memberitahukan alamat rumahnya pada pria itu, Vika lupa kalau Marcel merupakan mitra kerja di perusahaan papanya
Marcel turun dengan cepat dan menghampiri Vika, bermaksud ingin mengangkat gadis itu kembali
"Kamu tidak perlu menggendongku lagi" ujar gadis itu
"Kamu bisa berjalan?" tanya Marcel yang membuat Vika kembali bingung harus menjawab apa. Dia belum bisa berjalan dengan lancar, perlu bersandar pada sesuatu dan itupun sangat pelan sekali. Bisa bayangkan bagaimana brutalnya pria bernama Marcel Raveno itu mengupasnya semalam!
Melihat kebingungan gadis itu, Marcel langsung meraih tubuh Vika untuk menggendongnya kembali tanpa mau peduli dengan protes yang keluar dari gadis itu supaya menurunkannya, Marcel sepenuhnya mengabaikan protes Vika dalam gendongan bridalnya
"Turunkan aku, aku tidak ingin papa melihat kita dalam keadaan ini, nanti dia salah paham" jelas Vika gusar, Marcel mengangkat alis
"Aku tidak peduli" katanya datar, langsung menuju pintu dan membunyikan bel. Vika dalam gendongannya semakin gusar, dia memeluk erat leher Marcel sebagai pelampiasan atas rasa takutnya jika sang ayah marah. Siapa yang tidak akan marah jika mengetahui anak gadisnya tidak pulang semalaman dan waktu kembali malah dengan seorang pria, di gendong pula.
Pintu terbuka dan tampaklah seorang pria paruh baya yang menatap terkejut Marcel dan putrinya dalam gendongan pria itu
"Selamat sore pak Trisna" ujar Marcel dengan pembawaannya biasanya yaitu gagah dan berwibawa, papa Vika yang dipanggil pak Trisna melongo
"Marcel" ujarnya ragu, Marcel mengangguk
"Apa yang terjadi! Kenapa Vika berada dalam gendonganmu?" tanya pak Trisna lagi. Sejujurnya beliau sangat menyukai sosok Marcel karena pria itu bisa sukses di usia yang relatif muda.
Perusahaannya banyak mendapat keuntungan saat bermitra dengan perusahaan Marcel dan pria itu menjadi incaran direktur-direktur ternama yang mempunyai seorang putri untuk dijodohkan dengan Marcel dan berharap pemuda itu menjadi menantu salah satunya, tak terkecuali pak Trisna
Beliau juga pernah berharap mempunyai menantu seperti Marcel, pria tampan menawan yang mempesona sekaligus mapan dan dapat diandalkan. Namun, keinginan itu pupus seketika saat beliau melihat Vika yqng tidak tertarik pada kaum laki-laki
Harapan untuk menyatukan Vika dengan Marcel hilang seketika, namun kini harapan itu datang kembali dengan sendirinya
"Pa, sebenarnya..." Vika hendak menjelaskan namun segera dipotong oleh Marcel
"Dia mengalami kecelakaan dan kakinya keseleo hingga dia sulit untuk berjalan, itulah kenapa saya menggendongnya" jelas Marcel dengan kebohongan. Vika menunduk mendengar kebohongan yang dipaparkan pria itu. Mati dia! Apa yang akan dikatakan papanya kalau beliau tahu dia sudah kehilangan ciuman pertamanya
"Kecelakaan!" tanya pak Trisna panik
"Jadi, karena itulah kenapa kamu tidak menjawab telpon papa. Dimana kamu menginap semalam?"
"Dirumah sakit" jawab Marcel lagi dengan cepat. Vika meremas tangannya mendengar kebohongan yang terus diucapkan oleh Marcel. Pak Trisna menatap Marcel takjub, pemuda ini begitu bertanggung jawab dan sudah sepantasnya jadi menantunya
"Jadi, bagaimana nak Marcel bisa bertemu sama Vika?" tanyanya lagi
"Saya kebetulan lewat dan melihat Vika yang kesakitan, akhirnya saya berinisiatif menolongnya" jelas Marcel lagi lugas. Pak Trisna semakin berharap dalam hatinya dan beliau mempersilahkan Marcel membawa Vika masuk ke kamarnya. Vika menyembunyikan wajahnya di dada Marcel dan berdoa
"Semoga papa tidak menyadarinya" batinnya berharap agar papanya tidak menyadari kondisi tubuhnya terutama tanda ****** yang memenuhi lehernya dan bibirnya yang bengkak
Marcel akhirnya memasuki kamar Vika yang bernuansa feminim dan menurunkan gadis itu diatas ranjang dengan perlahan hingga tanpa sengaja mata keduanya saling bertatapan dalam jarak yang begitu dekat
Vika mendongak memandang Marcel sedangkan pria itu mencondongkan tubuhnya saat menurunkan Vika ke ranjang. Posisi itu bertahan cukup lama, membuat pak Trisna berdehem menyadarkan dua insan yang sedang larut dengan tatapan itu. Spontan Marcel langsung menegakkan tubuhnya kembali
"Baiklah, sepertinya tugasku sudah selesai. Aku pamit pulang"
"Tunggu nak Marcel! Kenapa tidak menunggu dulu, kita makan malam dulu disini" tawar pak Trisna. Marcel tersenyum sembari memandang Vika yang menunduk
"Terima kasih pak, tapi hari ini saya tidak bisa, saya masih ada janji dengan teman saya malam ini. Lain kali saya akan meluangkan waktunya pak. Sekali lagi terima kasih" kata Marcel sopan, pak Trisna tersenyum
"Tidak apa-apa. Saya berharap nak Marcel bisa sering-sering bermain kemari. Kita bisa bertukar pikiran tentang permasalahan perusahaan" Marcel mengangguk membalas senyum pak Trisna sedangkan Vika kembali terpana pada pria itu saat melihat Marcel tersenyum
Pria itu benar-benar tampan dan semakin terlihat tampan saat dia tersenyum, senyum yang mungkin akan sangat jarang terlihat di wajah pria dingin itu. Vika menyentuh dadanya, ada rasa berdebar dan itu membuktikan kalau dirinya memiliki rasa suka pada sosok Marcel
"Iya, jika saya punya waktu luang, saya akan kemari. Tapi pak, saya minta tolong jangan terlalu mengintro Vika, biarkan saja dia sehat dulu. Kalau bisa, bayar seorang pelayan untuk melayani keperluannya, dia mungkin belum bisa bergerak saat ini" kata Marcel sambil pamit undur diri
Wajah Vika memerah tapi gadis itu semakin takjub pada sosok Marcel, pria itu luar biasa pandai memanipulasi cerita. Pak Trisna mengangguk walau beliau masih terlihat bingung dan ingin bertanya lebih lanjut
Namun, pak Trisna cukup bahagia melihat Marcel dekat dengan putrinya, dan akan semakin bagus jika kedekatan itu terus berlanjut. Beliau membiarkan Marcel pergi tanpa bertanya apapun pada putrinya walau pak Trisna sadar, ada sesuatu yang terjadi antara Marcel dan putrinya
Marcel keluar dari rumah Vika dan memasuki mobilnya dengan wajah kembali mengeras. Semua masalah yang menimpanya terjadi karena Markus dan dia akan buat perhitungan dengan pria bajingan itu
.
.
.
Kritik dan saran diharapkan🙏🙏
semangat tuk lanjutkan cerita yg lain kak...
di tunggu kisah dylan sandara thor🤗🤗semngat👍💪😘