Mutia, Gadis Manis itu merasa Tuhan begitu menyayanginya, selain sang mama, kini ia juga di hadapkan dengan seorang Om-om mesum yang tidak lain adalah bosnya sendiri. Kedua orang tersebut bagaikan bayangan diri sendirinya, apapun yang ia lakukan pasti tidak pernah terlepaa dari pantauan mereka.
Namun semua berubah saat ia bertemu dengan Raga, pegawai baru yang tidak diragukan lagi ketampanannya.
Lantas bagaimana kisah Mutia selanjutnya? Akankah si Bos membiarkan ia dekat dengan lelaki lain?
Akan ada banyak kejahilan serta kisah seru lainnya, jangan ketinggalan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erin FY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Dengan muka ditekuk, Mutia pun pergi menuju ruangan Denis. Di ketokan kedua terdengar sahutan dari dalam. Terlihat Denis sedang duduk santai di kursinya.
"Masuk, Mbak Mut. Duduk dulu di sana!" perintah Denis yang diangguki Mutia.
Terlihat Denis menghampiri Mutia dengan membawa dua cup thai tea. Mutia tiba-tiba berbinar, pasalnya itu adalah minuman faforitnya. Denis yang melihat perubahan ekspresi Mutia pun tersenyum simpul.
"Mau, Mbak?" ucap Denis seraya mengangkat satu cup thai tea. Mutia pun mengangguk penuh semangat.
Denis menyerahkan satu cup thai tea yang langsung di sruput oleh Mutia. Secup thai tea pun tandas. Denis pun mencoba menawarkan secup thai tea miliknya, tanpa ragu Mutia pun menerimanya. Denis tersenyum, tak menyangka ternyata cukup dengan dua cup thai tea bisa membuat Mutia tidak cemberut lagi.
"Makasih, Ya, Pak. Maklum ini minuman kesukaan saya, sekali minum bisa menghabiskan dua sampai tiga cup," jelas Mutia sembari nyengir.
Denis melongo mendengar penuturan gadis itu. Cewek tapi minumnya kayak sapi gelondongan, benar-benar ajaib.
"Oke, Pak. Saya sudah kenyang. Yook kerja!" seru Mutia semangat.
"Lah, kan saya bosnya, Mbak. Kok jadi Mbak Mut yang nyuruh saya?"
"Maaf, Pak. Lupa saking semangatnya."
Mutia dan Denis tenggelam dalam pekerjaan. Untuk dua jam lamanya mereka meneliti satu persatu stok barang.
"Mbak Mut, mau thai tea lagi?" tanya Denis memecah keheningan.
"Mau ... Mau ... Bapak masih punya?" jawab Mutia dengan mata berbinar.
"Ada, tapi nanti malam. Sekalian pulang kerja kita minum dulu di kedai langgananmu itu, aku traktir sepuasnya, gimana?" ucap Denia sembari menaik-turunkan alisnya.
Mutia dengan segera mengangguk setuju. Dia tak perduli lagi dengan sikap menyebalkan Denis selama ini, yang penting sekarang dia bisa menikmati thai tea sepuasnya, gratis pula.
Denis semakin bahagia. Kini dia tau bahwa kelemahan Mutia adalah thai tea. Kalau tau seperti ini, sejak dulu Denis akan melakukannya. Sangat mudah mendapatkan hati Mutia.
Selesai melakukan pekerjaannya. Mutia kembali ke gudang. Dia sudah tak sabar menunggu nanti malam. Bukan karena pergi berdua dengan Denis, tapi lebih karena traktiran thai tea sepuasnya. Baru memikirkannya saja salivanya menetes.
Bagas dan Rani yang bingung dengan kelakuan Mutia pun hanya bisa saling menatap. Mau ditanyakan pun percuma, Mutia tidak akan mengaku. Akhirnya mereka hanya menyimpan rasa penasaraanya dalam hati.
Waktu sudah menunjukan pukul sepuluh malam. Sudah waktunya toko tutup. Seusai semua karyawan keluar, Denis pun memastikan bahwa toko sudah tertutup dengan baik.
Dari jauh dia melihat Mutia telah menunggunya di atas motor. Denis bahagia, malam ini setidaknya akan menjadi kencan pertama mereka.
"Mbak Mut, bawa mobil saya saja, ya? Motornya tinggal sini aja."
"Lah, terus saya pulangnya gimana?"
"Saya antar, dan besok pagi saya jemput lagi di rumah, gimana?" Lama Mutia terdiam, dia ingin berpikir, tapi sayangnya otaknya penuh dengan thai tea gratisan. Tanpa menunggu lagi pun ia mengangguk.
"Oke, kalau gitu, cepetan masuk." Mutia menurut. Ia pun duduk di samping kemudi, disamping Denis.
"Bapak, kita benar beli thai tea, kan? Bapak bukan mau culik saya, kan?" tanya Mutia yang justru membuat Denis tertawa.
"Beneran, Mbak Mut. Lagian kalau saya nyulik Mbak Mut, bisa-bisa saya tekor tiap hari beliin thai tea," jawab Denis yang membuat Mutia cemberut.
"Lagian saya gak akan nyulik, saya bakal ambil Mbak Mut secara baik-baik, lewat lamaran," Jawab Denis lagi yang membuat Mutia menatapnya tajam.
tolong sambung... best nie..tak sabar nak baca...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu, searchnya pakek tanda kurung biar gak melenceng yaa