Gadis Pembuat Onar Vs Ketos

Nova terus menatap kepergian Viken, rasanya bingung kenapa Viken langsung pergi begitu saja,,

" Nov,, " Panggil Jova membuat Nova kembali menatapnya

" Loe mau kan jadi pacar gue "

Nova menatapnya dan bergantian menatap semua siswa /i yang ada du dalam kantin rasanya tidak enak jika harus menolak Jova di depan semua orang.

" Bisa kita bicara di taman Kak " Ucap Nova dan Jova mengangguk.

Nova langsung berjalan keluar dengan Jova yang mengikutinya..

" Nes,, mau kemana Nova,,"

" Iya kok mereka malah pergi "

Sementara Viken terus berjalan dengan Talita yang terus mengejarnya,,

" Viken tunggu,, Loe mau kemana sih "

Viken menatap Talita tajam,,

" Toilet " Ucap Viken kembali berjalan dan Talita yang hanya bisa menatapnya tidak mungkin jika dia terus mengikuti Viken ke toilet.

Talita akan kembali ke kantin namun dia melihat Nova bersama Jova yang berjalan menuju taman belakang sekolah senyumannya terukir karena sudah pasti jika Nova telah menerima Jova dan mereka sudah pacaran.

Di dalam Toilet Viken berdiri menatap wajahnya di depan cermin,,

Shit,, kenapa gue jadi kesal melihat Jova nembak Nova. Gumam Viken langsung membasuh wajahnya.

Dia pun kembali keluar dan berjalan menuju kelas karena memang bel sudah berbunyi.

Hari sudah siang dan Bel panjang pun telah berdering membuat semua siswa/i berhamburan keluar kelasnya berbeda dengan Nova, Ines dan Mona yang masih berada di kelasnya.

Ines dan Mona terlihat masih sibuk memasukan buku ke dalam kelasnya berbeda dengan Nova yang malah bingung dirinya harus pulang kemana karena memang pagi tadi baik Bunda Ana ataupun Viken tidak bilang kepadanya.

Ting,,

Ponselnya bunyi dan Nova mengeryitkan keningnya menatap Nomor asing yang mengirimkan Chat kepadanya.

xxxxxx879

Tunggu gue di mobil.

Viken

Nova menghela napasnya,,

" Guys,, Pulang yuk " Ucap Mona dan Ines mengangguk.

" Em guys,, kalian duluan deh gue mau ke toilet dulu " Bohong Nova

" Kita tunggu deh,, Loe juga gak bawa mobil kan Nov " Ucap Ines membuat Nova bertambah bingung tidak mungkin dia bilang jika akan pulang bersama Viken.

" Gak Usah,, kalian duluan aja deh gue mules" Ucap Nova langsung sedikit berlari keluar.

" Ada ada aja Nova,, Ya Udah kita pulang Mon"

" Yuk "

Nova tidak menuju toilet dan hanya bersembunyi, dia menatap kedua sahabatnya yang berjalan menuju parkiran.

nova kembali berlari menuju parkiran dan menatap sekitar memastikan tidak ada yang melihatnya masuk ke dalam mobil Viken.

" Huuft.. Untuk sudah sepi " Guman Nova saat sudah masuk ke dalam mobil.

" Lama banget Loe "

" Astaga,, Loe " Ucap Nova kaget karena Viken yang ternyata sudah berada di dalam mobil.

Viken melajukan mobilnya keluar sekolah tidak adan obrolan di sana hingga akhirnya mereka sampai di depan halaman rumah Nova.

" Kita, "-

" Ambil barang Loe dan pulang ke rumah Bunda" Ucap Viken membuat Nova sedikit bingung namun dia tidak terlalu memikirkannya dan berjalan masuk.

Nova membereskan pakaiannya dan di masukannya ke dalam koper..

" Gak usah semua, yang penting seragam sekolah " Ucap Viken kembali membuat Nova kesal.

Nova melirik Viken kesal, dia benar benar tidak menyangka bisa menikah dengan laki laki seperti Viken.

Karena kesal Nova hanya menatap keluar jendela hingga akhirnya mobil masuk ke dalam halaman rumah.

Terlihat Bunda Ana yang sudah menunggunya,,

" Sayang,, " Ucap Ana langsung memeluk menantu cantiknya

" Bunda " Ucap Nova membalas pelukan mertuanya sedangkan Viken berjalan masuk ke dalam tanpa membawakan koper miliknya..

" Kita Masuk ya, biar nanti Pak Toni yang akan membawa Koper kamu Sayang "

Nova mengangguk dan berjalan masuk dengan tangannya yang sudah di gandeng Bunda Ana.

" Kamar Viken di atas Sayang,, kamu istirahat dulu ya "

" Iya Bund, Nova ke atas dulu ya "

" Iya Sayang "

Nova berjalan naik dan menuju kamar yang terlihat pintunya tertutup.

Nova sedikit ragu untuk membukanya namun tiba tiba Pak Toni mengagetkannya..

" Non Nova, ini kopernya Non "

" Oya Pak, terimakasih "

" Sama sama Non"

Nova menghela napasnya dan membuka pintu kamar nya dan berjalan masuk matanya mengedar menatap sekeliling ruangan, kamar yang luas seperti kamarnya dan terlihat rapi untuk kamar cowok.

" Ehem " Deheman seseorang lagi lagi membuatnya kaget sontak membuat Nova menoleh dan matanya membulat saat menatap Viken yang baru saja selesai mandi dengan rambut yang di biarkan basah menambah ketampanan nya.

Viken berjalan mendekat karena Nova terus menatapnya tidak berkedip..

" Kalau Naksir bilang " Bisik Viken membuat Nova sadar dan menggelengkan kepalanya. Viken terkekeh dan berjalan keluar.

Astaga,, kenapa tadi gue terus menatapnya jadi Geer dia kan. Gerutu Nova.

Nova duduk di tepi ranjang sambil memainkan ponselnya membalas chat dari kedua sahabatnya.

" Loe masih ingat status Loe kan " Ucap Viken yang sudah berdiri menatapnya

" Loe bisa gak sih jangan bikin gue kaget" Kesal Nova namun Viken masih menatapnya tajam.

" Gue tanya sama Loe Casanova " Ulang Viken menekannya setiap kata

" Maksud Apa sih,, "

" Loe ingat siapa Loe sekarang, kita sudah menikah dan sebagai istri Loe harus nurut sama suami " Ucap Viken semakin membuat Nova bingung.

" Jangan pernah copot cincin di jari Loe dan jauhi laki laki lain " Ucap Viken berjalan

" Loe juga seharusnya sadar siapa status Loe" Ucap Nova membuat Viken membalikan tubuhnya menatap Nova.

" Loe ngelarang gue deket cowok tapi Loe sendiri selalu dekat dengan Talita " Ucap Nova langsung berjalan keluar kamar dan meninggalkan Viken yang menatapnya.

Enak saja ngatur ngatur gue gak boleh deket cowok, dia sendiri deket sama cewek lain, dasar cowok aneh.

" Loh sayang,, Kok kamu di sini " Ucap Ana

" Bunda,, Nova sedang mencari udara "

Ana tersenyum dan duduk di samping menantunya,,

" Sayang, Bunda boleh bicara.. " Ucap Ana membuat Nova mengangguk dan menatapnya

" Bunda tau usia Kamu dan Viken masih sama sama muda dan kalian harus kehilangan masa remaja kalian karena perjodohan, Bunda minta Maaf ya Sayang "

" Tapi percaya lah Nak, Sebuah pernikahan dini pasti juga akan merasa bahagia nantinya walaupun kalian masih sama sama egois tapi Bunda juga yakin jika kalian bisa melewati semua itu bersama Nak, Sekarang kamu anak Bunda dan apa pun yang viken lakukan ke kamu bilang ke bunda ya " Ucap Ana tersenyum dan mengusap lembut Wajah Nova sebelum meninggalkannya.

Nova terdiam memikirkan ucapan Bunda Ana, Apa Bunda Ana mendengar pembicaraan nya bersama Viken di dalam kamar tadi.