Bukan keinginan untuk menjadi istri pengganti. Karena ulah saudara tirinya Zahra harus menjadi korban akibat saudara tirinya tidak hadir di acara pernikahannya membuatnya menggantikan dirinya untuk berada di pelaminan.
Pria yang menikah dengan Zahra tak lain adalah Dokter bimbingannya dengan keduanya sama-sama praktik di rumah sakit dan Zahra sebagai Dokter coast. Zahra harus menjadi korban untuk menyelamatkan dua nama keluarga.
Merelakan dirinya menikah dengan orang yang tidak dia sukai. Tetapi bukannya niatnya dihargai dan justru. Suaminya menganggap bahwa dia memanfaatkan keadaan dan tidak. Tidak ada kebahagiaan dalam pernikahan Zahra.
Bagaimana Zahra menjalani pernikahannya dengan pria yang membencinya, pria itu awalnya biasa saja kepadanya tetapi ketika menikah dengannya sikap pria itu benar-benar menunjukkan bahwa dia tidak menyukai Zahra?"
Apakah Zahra akan bertahan dalam rumah tangganya?
Jangan lupa ngantuk terus mengikuti dari bab 1 sampai selesai.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 11 Melawan Zahra
Orang-orang yang ada di meja makan itu benar-benar kaget, tidak menyangka jika kata-kata itu keluar dari mulut Zahra, bisa-bisanya dia punya rencana untuk berselingkuh.
"Zahra!" tegur Naldy.
"Tidak ada yang bisa mencegah perasaan orang lain. Jika seseorang bisa melakukannya untuk mencari kesenangannya dan maka aku juga bisa melakukannya. Aku tahu apa yang salah dan tidak salah, tetapi aku wanita yang sudah memiliki seorang suami dan bukankah dosa-dosa itu akan ditanggung oleh suaminya yang tidak bisa mengajari istrinya atau membimbing istrinya, karena dia sendiri saja telah memberikan contoh yang salah," lanjut Zahra dengan kata-katanya yang langsung jleb.
Pasangan suami istri itu seperti adu argumen satu sama lain yang penuh dengan sindiran. Mila sampai tidak bisa berkata-kata yang meneguk air putih dan sementara mata sastra tertuju pada putranya.
****
Setelah menyelesaikan makan malam itu membuat Zahra memasuki kamarnya dan tangannya langsung dicengkram oleh Naldy.
"Apa kau sedang mengujiku, kau pikir aku peduli kau berselingkuh atau tidak, memiliki hubungan dengan orang lain atau tidak. Aku sama sekali tidak peduli dan kau tidak perlu berbicara seperti itu di depan kedua orang tuaku!" tegas Naldy.
Zahra dengan sekuat tenaga melepaskan tangan itu dan untung saja bisa.
"Aku tidak menantangmu, mulai sekarang aku hanya mengikuti alur di depanku. Apa yang kamu lakukan dan maka itu yang aku lakukan. Dosa masing-masing tetapi pertanggungjawaban kamu lebih besar di hadapan Allah!" tegas Zahra bahkan sangat berani menunjuk Naldy.
Hah!
Naldy sampai mendengus kasar dengan geleng-geleng kepala yang tidak percaya wanita di hadapannya itu benar-benar sangat berubah dengan cepat.
"Kau pikir dengan kamu memberi ancaman seperti ini dan aku tidak berani menikah dengan Tasya! Zahra apapun yang kau lakukan tidak akan berpengaruh padaku, seperti apa yang kau katakan dosa di tanggung masing-masing dan kau tahu apa dosa. Kau lakukan saja apa yang kau inginkan dan kau lihat bagaimana jika aku tidak terpengaruh sedikitpun dengan semua yang kau lakukan!" tegas Naldy tidak mengatakan apapun lagi dan kemudian langsung pergi dari hadapan Zahra.
Zahra memejamkan mata sebentar dengan menarik nafasnya panjang dan kemudian membuang perlahan ke depan.
"Zahra, apa kamu yakin akan melakukan hal ini?" batin Zahra.
Sebenarnya banyak keraguan yang ingin dia lakukan, apalagi jika harus membawa-bawa agama.
***
"Pernikahan anak-anak tidak sehat! seperti ada persaingan dengan keduanya dan saling menyakiti satu sama lain. Mungkin kita harus membiarkan mereka berpisah, saya melihat Zahra justru kasihan dalam situasi ini," ucap Sastra berbicara intens dengan istrinya di dalam kamar.
Mila sedang membuka riasannya duduk di depan cermin.
"Mereka sudah sama-sama dewasa. Di keluarga kita tidak ada perceraian. Jadi sangat memalukan jika sampai Naldy berpisah dari Zahra," ucap Mila sejak awal memang tidak setuju.
"Lalu bagaimana dengan Zahra! Dia bahkan sampai membuka cadar dan sudah dapat dipastikan ada sesuatu yang membuatnya kecewa melakukan hal itu. Papa jika tidak ingin seseorang harus hancur karena perbuatan putra kita. Seharusnya kamu tidak meminta Zahra untuk menggantikan Tasya di hari pernikahan,"
"Papa jangan mengungkit kejadian yang sudah berlalu. Ini sudah menjadi jalan yang terbaik, sekarang hanya tinggal mereka berdua menjalankannya seperti apa. Seperti apa yang sudah mama katakan sebelumnya, mereka berdua sudah dewasa dan pasti tahu apa yang terbaik untuk keduanya. Mama juga yakin Naldy juga bukan laki-laki kecil. Jika Zahra bisa menyesuaikan dirinya dengan Nadya. Naldy juga tidak akan menikah," ucap Mila.
Sastra tidak berkata apa-apa lagi, dia juga bingung bagaimana cara mengatasi anak dan menantunya.
*****
Naldy berada di dalam mobil bersama dengan Tasya.
"Jadi kamu tidak akan menceraikan Zahra?" tanya Tasya.
"Pernikahan bukan hal main-main menikah lalu berpisah, bahkan aku belum sampai 1 bulan menikah dengan Zahra. Ini hanya memalukan keluarga jika aku melakukannya," jawab Naldy.
"Naldy kamu mencintaiku sebenarnya atau tidak? aku sudah rela ingin menikah dengan kamu dan akan meninggalkan semua karirku demi kamu, tetapi jika kamu tidak bisa menyelesaikan hubungan kamu dengan Zahra, apa gunanya semuanya," Tasya tidak henti-hentinya menuntut Naldy.
Naldy hanya diam yang tidak bisa menjawab semua perkataan Tasya.
"Tidak! Aku tidak bisa membiarkan Naldy tetap melanjutkan hubungannya dengan Zahra. Tasya kamu harus bersikap elegan dan jangan terlalu mendesak Naldy. Bagaimanapun semua ini salahmu membiarkan Zahra menikah dengan Naldy. Kau harus bermain cantik, jangan sampai dia muak kepadamu dengan semua desakanmu. kau harus memperlihatkan kepada Naldy. Kau adalah wanita yang harus dikasihani," batin Tasya jangan penuh rencana.
Tasya merangkul lengan Naldy dengan bermanja pada Naldy yang meletakkan kepalanya di bahu Naldy.
"Aku juga tidak ingin memaksa kamu berpisah dengan Zahra, tetapi bukankah berarti kita berdua bisa menikah tanpa kalian berpisah. Naldy, aku tidak apa-apa harus menjadi yang kedua. Aku tahu semua ini tidak mudah bagi kamu dan aku juga tidak ingin mendesak kamu. Aku rela menjadi istri kedua kamu," ucap Tasya mencoba untuk meyakinkan Naldy.
Naldy hanya diam tidak menjawab semua perkataan kekasihnya itu, sebelumnya dia memang sudah membahas dengan kedua orang tuanya.
***
Akhirnya mobil Naldy tiba juga di rumah sakit dengan Tasya yang ikut keluar dari mobil tersebut. Zahra betulan berada di lobby rumah sakit dan melihat hal itu.
Tasya menyadari bahwa Zahra memperhatikan mereka berdua dan hal itu membuat Tasya mengambil kesempatan dengan memeluk Naldy.
"Aku ingin menemani kamu seharian di rumah sakit, aku sangat merindukan kamu dan tidak ingin jauh-jauh dari kamu," ucap Tasya.
"Kamu tidak perlu menemaniku di sini. Pekerjaanku sangat banyak. Aku akan menyuruh sopir untuk mengantarkanmu pulang," ucap Naldy.
Tasya bermanja dengan menggelengkan kepala. Naldy bahkan sudah melonggarkan pelukan itu dengan memegang kedua bahu Tasya.
"Tasya, kamu aku disini bekerja dan bukan main-main," ucap Naldy.
"Kalau begitu harus membayarnya dengan makan malam bersamaku nanti malam!" ucap Tasya menawarkan sesuatu pada kekasihnya itu.
"Kalau tidak mau maka aku akan tetap di sini," jawab Tasya.
"Ya sudah, nanti malam kita akan makan bersama," jawab Naldy tidak punya pilihan lain selain menuruti permintaan Tasya membuat Tasya begitu bahagia dan semakin memeluk erat Naldy.
Tatapan mata Zahra benar-benar kosong melihat pasangan itu, tidak punya rasa malu tidak ada ikatan pernikahan dan berpelukan sangat mesra seperti itu. Sampai akhirnya Naldy menyadari keberadaan Zahra. Ketika Naldy sudah melihat dirinya membuat Zahra langsung meninggalkan tempat tersebut.
Tasya kemudian melepas pelukan itu.
"Aku akan berpenampilan cantik agar makan malam kita sempurna. Kamu jangan sampai bohong denganku, aku akan menunggumu!" ucap Tasya tampak begitu bahagia sekali
"Baiklah! kalau begitu aku masuk dulu dan kamu pulanglah," ucap Naldy membuat Tasya menganggukkan kepala.
Naldy tidak mengatakan apapun lagi yang langsung memasuki rumah sakit tersebut.
"Zahra, pernikahan kalian berdua hanya status, tetapi hubungan kalian bahkan tidak ada apa-apanya dengan hubunganku dengan Tasya," batin Tasya merasa menang karena berhasil memperlihatkan kepada Zahra bagaimana hubungannya dengan Naldy. Zahra sudah pasti merasa sangat bangga dengan kedekatannya dan Naldy.
Bersambung....