NovelToon NovelToon
Menikahi Paman Kecil Pacarku

Menikahi Paman Kecil Pacarku

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Beda Usia / Pernikahan Kilat / Diam-Diam Cinta / Cinta setelah menikah / Romansa
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: Sept

Menikah dengan pria usia matang, jauh di atas usianya bukanlah pilihan Fiona. Gadis 20 tahun tersebut mendadak harus menerima lamaran pria yang merupakan paman dari kekasihnya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dalam Belaianmu

Fiona mencari cela untuk lolos, meronta dan menginjak kaki pria yang kini mendekapnya erat.

"Ishh!" Lelaki itu mendesis kesakitan karena kakinya diinjak berkali-kali oleh Fiona. Ia pun melepaskan Fiona untuk sesaat karena kakinya yang terasa nyeri.

Sedangkan Fiona, wanita itu langsung berlari. Kebetulan tempat yang paling dekat adalah kamar Arga. Dengan cepat dia memutar kenop pintu lalu masuk dan menguncinya dari dalam.

"Buka .... Fiona. Percuma kamu bersembunyi. Kamu mau pakai cara lembut atau cara kasar? Percuma kamu selama ini nolak untuk lebih jauh menjalin hubungan denganku ... Rupanya kamu malah memberikannya pada om Arga ... Sekarang dia tak ada di sini. Ayo ... Buka pintunya, ini akan jadi rahasia kita berdua ... Fiona ... Buka pintunya sekarang!"

"Davin! Keluar kamu dari sini, atau aku sekarang panggil keamanan dan polisi!" ancam Fiona. Sayangnya Fiona tak membawa ponsel. Matanya melihat seluruh kamar Arga, untungnya ada telpon di dekat nakas. Buru-buru dia menelpon Arga, tapi nomornya tidak hafal.

Fiona membuka laci, semuanya dibuka untuk mencari nomor penting, sementara Davin sibuk mencoba membuka pintu kamar itu dengan paksa. Terdengar beberapa kali benturan keras, sepertinya Davin mencoba mendobrak pintu itu.

(Dapat!)

Fiona langsung membuka lebar-lebar note kecil berisi nomor-nomor yang telah ditulis di dalamnya. Paling atas adalah nomor Tara, sekertaris Arga. Dengan tangan gemetar, Fiona menekan angka-angka tersebut.

...----------------...

Di Bandara, Arga sedang berjalan dengan Tara di antara orang-orang yang lalu lalang. Namun, langkah Tara sempat terhenti ketika merasakan getaran ponselnya. Telpon dari nomor apartemen, sementara Pak Arga ada di sebelahnya.

Tara pun berbicara pada Arga, memperlihatkan ponselnya.

"Pak Arga, sepertinya ini panggilan dari nomor apartemen? Apa Nona Fiona menelpon ponsel Pak Arga sebelumnya? Tapi Bapak tidak tahu?" tanya Tara sang sekertaris.

Arga mengerutkan dahinya, kemudian mengambil alih ponsel Tara dan menjawab panggilan masuk tersebut.

"Hallo?" Arga melanjutkan jalan kaki sambil menunggu suara di telpon.

"Hallo ... Hallo ... Pak Tara ... Hallo."

"Fiona ... ini saya. Ada apa kamu menelpon nomor sekertaris saya?" tanya Arga dengan curiga.

"Om ... Om Arga! Tolong Fiona sekarang OM. Davin ... Davin ... Dia di apartemen, menerobos masuk," kata Fiona dengan gugup.

Wajah Arga langsung merah menahan marah, tangannya juga mulai mengepal.

"Kamu sekarang di mana?"

"Aku di kamar Om, tapi Davin kayaknya mau mendobrak pintunya. Tolongin Fiona Om."

"Tenang. Kamu masuk kamar mandi, kunci pintunya dari dalam! Saya akan hubungan security sekarang."

"Ya ...."

"Hallo."

"Ya Om."

"Jangan takut, saya segera balik!"

"Ya ..." Fiona sudah tidak fokus, lantaran suara keras pada pintu. Mungkin sebentar lagi akan terbuka. Ia pun akhirnya menuruti perintah Arga. Langsung bergegas ke kamar mandi dan mengunci diri di dalam sana.

BRAKK!!

Terdengar dari kamar mandi pintunya sudah terbuka bersamaan dengan suara keras.

Fiona tiba-tiba panik, belum pernah dia merasakan ketakutan seperti ini. Tadi dia sempat melihat mata Davin, dan itu cukup mengerikan. Mata yang selalu menatapnya penuh kasih dan perhatian, nyatanya bisa berubah liar dan menakutkan.

Di dalam kamar Arga, Davin berjalan menyusuri ruangan yang lumayan luas tersebut.

"Fiona ... Kamu mau sembunyi di mana?"

Suara Davin yang selama ini lembut dan memanjakannya, mendadak terdengar menyeramkan. Fiona menutupinya telinganya, ia jongkok di kloset.

"Oh, di sini rupanya ..."

Klek klek klek!

Davin mencoba membuka pintu kamar mandi, ia putar berkali-kali knop pintunya. Suara knop pintu itu membuat Fiona makin gelisah. Semakin kencang pula dia menutupi telinganya.

Hingga beberapa menit kemudian, suasana mendadak sepi dan mulai terdengar ketukan normal.

Tok tok tok

"Nona Fiona? Apa anda di dalam? Kami dari tim keamanan," ucap lelaki berseragam keamanan gedung apartemen tersebut. Ada dua orang yang sudah menunggu di luar apartemen, satunya lagi masuk kamar dan berdiri di depan kamar mandi.

Fiona sedikit lega, dia bangkit dan berjalan, tapi karena takut, jalannya jadi gemetar. Saat membuka pintu, dia hanya melihat para security, tidak nampak Davin di antara mereka.

"Apa anda baik-baik saja?" tanya salah satu tim keamanan yang langsung bergegas memeriksa unit Arga begitu dapat telpon. Sayangnya Davin berhasil lolos, lelaki itu langsung kabur saat mendengar ada yang masuk apartemen.

Fiona mengangguk saat diinterogasi, dia masih shock, hanya menggeleng dan mengangguk saat ditanya.

"Baiklah, anda sekarang sudah aman. Mau menunggu di sini atau ikut kami turun?"

"Saya ikut, Pak!" jawab Fiona tanpa pikir panjang, mungkin trauma.

"Mari, silahkan ikut dengan kami."

Fiona lantas dibawa ke kantor security yang ada di lantai bawah. Selama di sana, dia cuma diam. Ada 15 menit kemudian, terdengar suara langkah kaki lari-lari. Sebelumnya, Tara harus ngebut dari Bandara ke apartemen, jarak yang harusnya ditempuh setengah jam lebih, cuma makan waktu 15 menit karena titah Arga yang ingin cepat sampai apartemen.

Saat tiba di kantor security, Arga langsung menerobos masuk.

"Di mana istri saya?" tanya Arga. Matanya langsung tertuju pada sosok wanita muda yang duduk di bangku sofa dengan tatapan kosong.

Fiona mendongak mendengar suara Arga, dilihatnya pria itu langsung lari dan langsung memeluknya.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Arga sambil mengusap kepala Fiona.

Fiona tak menjawab, hanya terisak dalam pelukan Arga.

"Tidak apa-apa, tidak apa-apa ... Kamu aman sekarang!" gumam Arga sambil menepuk lembut punggung Fiona.

...----------------...

Karena adanya peristiwa yang cukup mengejutkan dan pengalaman mencekam bagi Fiona, malam ini dia tidak berani tidur. Takut tiba-tiba ada yang datang lagi.

"Ini sudah larut malam, tidurlah. Kamu aman, saya tidak akan ke mana-mana. Sekarang kamu istirahat, lampunya akan saya matikan biar kamu bisa tidur," kata Arga.

"Jangan matikan!" cegah Fiona.

"Oke, terserah kamu. Saya akan tunggu di luar."

Sebelum pergi, Arga meraih remote AC. Mengontrol suhu yang sesuai dalam ruangan. Kemudian meletakkan remot itu ke atas meja.

"Sudah ... Jangan khawatir, saya ada di luar. Kamu bisa panggil saya kapanpun," kata Arga lalu berbalik. Namun, tangannya terasa hangat, sebuah jari menyentuh tangannya. Ia pun menoleh dan melihat wajah Fiona.

"Apa kamu masih takut?" tanya Arga.

Fiona mengangguk. Keduanya saling menatap lama.

Beberapa saat kemudian

Arga sudah berbaring di tempat tidur yang sama dengan Fiona.

(Kalau begini ... Saya yang tidak bisa tidur) Arga mencoba tidur tapi matanya tidak mau bekerja sama.

"Fiona ... Apa kau sudah tidur?" gumam Arga.

Tidak ada sahutan, Arga pun miring ke samping, tepat menatap wajah Fiona yang kelihatan seperti sudah tidur.

(Mudah sekali dia tertidur?)

Arga menghela napas, masih posisi miring dan terus saja memperhatikan inci demi inci wajah wanita di depannya itu.

Tak lama berselang, Fiona ikut memiringkan tubuhnya. Sehingga posisi keduanya kini saling bertatapan. Fiona juga setengah sadar membuka kelopak matanya, cukup terkejut saat melihat wajah Arga dari jarak yang sangat dekat. Sepersekian detik, mata keduanya saling bertemu.

Fiona langsung ganti posisi, sedangkan Arga masih pada posisi semula.

(Sepertinya malam ini ada perjanjian yang dilanggar)

Arga menelan ludah, terlihat jakun nya yang bergerak, kemudian memberanikan diri memasukkan lengannya di sela-sela leher dan kepala Fiona. Jelas Fiona kaget, tapi dia diam saja ketika Arga merapatkan tubuhnya.

Fiona semakin bergidik, karena merasakan kepalanya dikecup lembut. Ia juga makin merinding saat merasakan kulit tangan Arga yang mulai membelai bahunya.

...****************...

1
Nurul
karya kak sept gak pernah gagal...😍😘🥰
SasSya
gak mungkin dr nyokap
SasSya
padahal....
SasSya
lho lho lhoooooo
mau sedot sedot aja ooommmm 😂
SasSya
udah bukan gadis ommmm
udah kau bobol sieee
🤣
Sept September: sebenernya belummm 🤭🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
SasSya
nahhhhh looooohhh
mlendung fiiiii
SasSya
kecebong mu kayanya jadi cambah ommm
😂
SasSya
heyyyy
pikiran mu liar sekali Tarrrr
😂🙆‍♀️
SasSya
mau minta pertanggung jawabannya fi
😃
SasSya
hooooooo
kang buaya
SasSya
di biang keroknya
SasSya
Iyaaaaa
beresiko kembung 9 bulan 🤣🤣🤣🤣😂
SasSya
siapa yg bangkit gaaaa
😃
Ila Lee
itu obat segala masalah perang ranjang hilang pusing kepala atas kepala. bawah 🤣🤣🤣🤣🤣
SasSya
hooooooo
kejadian 😱
SasSya
terjadikah anu?
SasSya
hiiiiiiiiiiiiiii 😬

Taraaaa gak usah dipikirin 😃
SasSya
gak tanggung jawab buanget ini buaya !!

hiiiiiiiiiiiiiii fio...
semoga tidak kenapa2
SasSya
hooooooo dasar garangan emang!😡
Ila Lee
wahdu ibu MCM apa ya sangup melihat anaknya susah sebagai ibu sepatut nya menerima pilihan anak asalkan anak bahagis harus nya begitu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!